Hari 160

Mengejar Kesetiaan

Kebijaksanaan Amsal 14:15–24
Perjanjian Baru Kisah Para Rasul 5:12–42
Perjanjian Lama 2 Samuel 14:1–15:12

pengantar

Pada tahun 2007, sekelompok 23 misionaris Korea Selatan ditangkap oleh Taliban di Afganistan. Mereka ketakutan. Taliban memisahkan kelompok itu, mengisolasi mereka, dan merampas barang milik mereka. Salah satu wanita Korea berhasil menjaga Alkitabnya. Dia meyobeknya menjadi 23 bagian dan diam-diam memberi masing-masing mereka sebagian agar di mana pun mereka berada, setiap orang bisa membaca bagian Kitab Suci ketika tidak ada yang melihat.

Kelompok itu tahu bahwa Taliban telah memutuskan untuk membunuh mereka. Satu per satu para misionaris itu menyerahkan nyawa mereka kepada Yesus dengan berkata, ‘Tuhan, jika Engkau ingin aku mati demi Engkau, akan kulakukan.’ Lalu si pendeta berkata, ‘Saya sudah berkata kepada [Taliban], mereka akan membunuh kita dan saya bilang ke pemimpin mereka jika ada yang mati, biar saya yang mati duluan karena saya pendeta kalian.’ Dan yang lain berkata, ‘Jangan, karena saya juga pendeta dan saya penatua Anda. Biar saya yang mati duluan.’

Lalu pendeta itu kembali dan berkata, ‘Kalian belum ditahbiskan, saya yang telah ditahbiskan, saya yang mati duluan.’ Dan cukup pasti, dia mati duluan. Dua lagi dibunuh sebelum yang lainnya pada akhirnya ditolong. Mereka telah mendemonstrasikan kesetiaan luar biasa kepada Allah dan terhadap satu sama lain.

Kesetiaan adalah gabungan kasih dan kesetiaan. Merupakan sifat yang jarang dalam masyarakat kita saat ini. Ketidaksetiaan menghancurkan keluarga, gereja, bisnis, partai politik dan bahkan negara.

Kebijaksanaan

Amsal 14:15–24

15 Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan,
  tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya.

16 Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan,
  tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.

17 Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh,
  tetapi orang yang bijaksana, bersabar.

18 Orang yang tak berpengalaman mendapat kebodohan,
  tetapi orang yang bijak bermahkotakan pengetahuan.

19 Orang jahat tunduk di dekat orang baik,
  orang fasik di depan pintu gerbang orang benar.

20 Juga oleh temannya orang miskin itu dibenci,
  tetapi sahabat orang kaya itu banyak.

21 Siapa menghina sesamanya berbuat dosa,
  tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.

22 Tidak sesatkah orang yang merencanakan kejahatan?
  Tetapi yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia.

23 Dalam tiap jerih payah ada keuntungan,
  tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.

24 Mahkota orang bijak adalah kepintarannya;
  tajuk orang bebal adalah kebodohannya.

Komentar

Mengejar kesetiaan pada Allah dalam rencana Anda

Kesetiaan kita yang pertama adalah pada Allah. Perkenanan-Nya menghibur orang benar (Ay.19).

Kitab Amsal penuh dengan hikmat praktis. Itu menguatkan Anda, misalnya, untuk membedakan apa yang Anda percayai: ‘Orang yang tak berpengalaman percaya kepada setiap perkataan, tetapi orang yang bijak memperhatikan langkahnya’ (Ay.15). Hikmat pada akhirnya tentang bagaimana Anda berhubungan dengan Allah: ‘Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan’ (Ay.16).

‘Takut akan TUHAN’ adalah sikap hormat dan kesetiaan yang sehat. Itu berarti melibatkan Dia dalam seluruh rencana Anda. Hati-hati dengan rencana-rencana yang Anda buat. Rencana-rencana itu harus demi kebaikan, bukan demi kejahatan. Pada akhirnya, ‘Orang jahat tunduk di dekat orang baik’ (Ay.19).

‘... Yang merencanakan hal yang baik memperoleh kasih dan setia’ (Ay.22b). Kata ‘memperoleh’ terkadang diterjemahkan menjadi ‘menunjukkan’. Keduanya benar. Mereka yang merencanakan kebaikan tidak hanya menemukan kasih dan kesetiaan, mereka juga menunjukkan kasih dan kesetiaan. Ini adalah inti dari kesetiaan, yaitu menunjukkan kasih dan kesetiaan. Ini adalah kebalikan dari mereka yang merencanakan kejahatan dan tersesat.

Doa

TUHAN, bantu aku untuk menjadi bijak dan setia pada Allah dalam rencanaku. Biarlah kami, sebagai masyarakat umat yang setia pada Allah, merencanakan apa yang baik dan menemukan kasih dan kesetiaan.
Perjanjian Baru

Kisah Para Rasul 5:12–42

Tanda-tanda dan mujizat-mujizat

12 Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. 13 Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. 14 Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, 15 bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. 16 Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.

Rasul-rasul dilepaskan dari penjara

17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. 19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: 20 “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.” \t 21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, 23 katanya: “Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya.” 24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: “Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak.”

Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama – Nasihat Gamaliel

26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. 27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, 28 katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” 29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. 30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” 33 Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.

34 Tetapi seorang Farisi dalam Mahkamah Agama itu, yang bernama Gamaliel, seorang ahli Taurat yang sangat dihormati seluruh orang banyak, bangkit dan meminta, supaya orang-orang itu disuruh keluar sebentar. 35 Sesudah itu ia berkata kepada sidang: “Hai orang-orang Israel, pertimbangkanlah baik-baik, apa yang hendak kamu perbuat terhadap orang-orang ini! 36 Sebab dahulu telah muncul si Teudas, yang mengaku dirinya seorang istimewa dan ia mempunyai kira-kira empat ratus orang pengikut; tetapi ia dibunuh dan cerai-berailah seluruh pengikutnya dan lenyap. 37 Sesudah dia, pada waktu pendaftaran penduduk, muncullah si Yudas, seorang Galilea. Ia menyeret banyak orang dalam pemberontakannya, tetapi ia juga tewas dan cerai-berailah seluruh pengikutnya. 38 Karena itu aku berkata kepadamu: Janganlah bertindak terhadap orang-orang ini. Biarkanlah mereka, sebab jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, 39 tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah.” Nasihat itu diterima. 40 Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan.

41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. 42 Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.

Komentar

Mengejar kesetiaan pada Yesus dalam perkataan Anda

Ketika para rasul keluar mengabarkan kabar baik itu mereka menampilkan banyak tanda-tanda ajaib dan mukjizat di tengah orang banyak. ‘Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan’ (Ay.14). Alhasil, ‘... orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan’ (Ay.15-16).

Sayangnya, kesuksesan mereka membuat ‘iri’ para pemimpin agama (Ay.17). Berhati-hatilah, iri hati adalah semacam godaan bagi mereka yang dipandang ‘relijius’. Dalam kecemburuan mereka, mereka menangkap para rasul dan menjebloskan mereka ke penjara (Ay.18). Tapi sekali lagi Allah menampilkan mukjizat. Dia mengutus malaikat TUHAN untuk membuka pintu penjara dan mengeluarkan mereka.

Dengan keberanian besar, mereka mematuhi perintah untuk pergi, berdiri di Bait Allah dan memberitakan seluruh firman hidup itu kepada orang banyak (Ay.20).

Ketika mereka ketahuan melakukan apa yang mereka selalu lakukan sejak awal, mereka ditangkap lagi dan dibawa menghadap Mahkamah Agama untuk ditanyai oleh iman besar yang berkata pada mereka, ‘Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami’ (Ay.28).

Petrus dan para rasul lain setia pada Allah dan pada panggilan mereka. Jawab mereka, ‘Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia’ (Ay.29).

Yesus pernah berkata, ‘Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah’ (Matius 22:21). Ketika mengatakan ini, Dia mendefinisikan batasan kewenangan manusia dan kesetiaan kita terhadap kewenangan itu. Ketika kewenangan itu bentrok dengan kesetiaan Allah, Allah mengambil prioritas. Dengan adanya kesetiaan pada Allah, mereka terus mengabarkan injil, bahkan ketika dalam pengadilan.

Pembelaan singkat mereka (hanya perlu 3 ayat, Kisah 5:30-32) adalah khotbah teladan. Itu semua tentang Yesus. Mengherankan mereka bisa merangkum banyak hal dalam presentasi singkat macam itu. Mereka berkhotbah tentang salib, kebangkitan dan pengagungan Yesus. Mereka menyatakan Yesus sebagai Pemimpin dan Juruselamat. Pembicaraannya termasuk penggambaran akan jalan keselamatan: pertobatan dan pengampunan dosa.

Ditambah, mereka berhasil menyertakan Tritunggal: Allah Bapa (‘Allah nenek moyang kita’, Ay.30) dan Allah Putra (‘Yesus’, Ay.30) dan Allah ‘Roh Kudus’ (Ay.32). Khotbah ini menimbulkan kegeraman sampai-sampai, seperti misionaris Korea Selatan, mereka menghadapi ancaman kematian.

Namun, dalam penyediaan Allah, ada seorang tetua bijak di Mahkamah Agama, seorang Farisi bernama Gamaliel, yang berkata kepada teman-teman anggota (dengan memberikan contoh dari sejarah yang baru-baru terjadi) bahwa ‘jika maksud dan perbuatan mereka [para rasul] berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini; mungkin ternyata juga nanti, bahwa kamu melawan Allah’ (Ay.38-39).

Walau perkataannya membujuk mereka, tetap saja para rasul disesah dan dilarang mengajar dalam nama Yesus (Ay.40).

Sekali lagi, dengan keberanian dan kesetiaan besar kepada Allah dan panggilan mereka, ‘Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus. Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias’ (Ay.41-42).

Doa

TUHAN, biarlah kami terinspirasi oleh teladan rasul dan orang-orang seperti misionaris Korea Selatan yang mengikuti langkah kaki mereka. Biarlah kami tidak berhenti mengajar dan memberitakan kabar baik bahwa Yesus adalah Kristus.
Perjanjian Lama

2 Samuel 14:1–15:12

Absalom kembali

14Ketika Yoab, anak Zeruya, mengetahui, bahwa hati raja merindukan Absalom, 2 maka ia menyuruh orang ke Tekoa menjemput dari sana seorang perempuan yang bijaksana, lalu ia berkata kepada perempuan itu: “Berlakulah pura-pura berkabung, dan pakailah pakaian berkabung, janganlah berurap dengan minyak, dan berlakulah seperti seorang perempuan yang telah lama berkabung karena seorang mati. 3 Kemudian masuklah menghadap raja dan berbicaralah kepadanya seperti ini” – lalu Yoab menaruh perkataannya ke dalam mulut perempuan itu.

4 Ketika perempuan Tekoa itu masuk menghadap raja, sujudlah ia dengan mukanya ke tanah dan menyembah, sambil berkata: “Tolonglah, ya tuanku raja!” 5 Raja bertanya kepadanya: “Ada apa?” Jawabnya: “Ah, aku ini seorang janda, sebab suamiku sudah mati. 6 Hambamu ini mempunyai dua orang anak laki-laki; mereka berkelahi di padang dan karena tidak ada yang memisahkan, maka yang satu memukul yang lain dan membunuh dia. 7 Dan sekarang seluruh kaum keluarga bangkit melawan hambamu ini, dan mereka berkata: Serahkanlah orang yang membunuh saudaranya itu, supaya kami menghukum dia mati ganti nyawa saudaranya yang telah dibunuhnya itu, dan supaya kami memunahkan juga ahli waris itu. Mereka hendak memunahkan keturunanku yang masih tersisa itu dengan tidak meninggalkan nama atau keturunan bagi suamiku di muka bumi.”

8 Lalu berbicaralah raja kepada perempuan itu: “Pulanglah ke rumahmu, mengenai engkau akan kuberi perintah.” 9 Perempuan Tekoa itu berkata kepada raja: “Aku dan keluargaku akan menanggung kesalahan itu, ya tuanku raja, tetapi raja dan takhtanya tak bersalah.” 10 Lalu berkatalah raja: “Jika ada orang yang mengatakan apa-apa lagi terhadap engkau, bawalah orang itu menghadap aku, maka ia tidak akan mengusik engkau lagi.” 11 Kata perempuan itu: “Kiranya raja ingat kepada Tuhan, Allahmu, supaya si penuntut tebusan darah jangan terlalu banyak menimbulkan kemusnahan dan supaya mereka jangan memunahkan anakku itu.” Lalu berkatalah raja: “Demi Tuhan yang hidup – sehelai rambut pun dari kepala anakmu itu takkan jatuh ke bumi!”

12 Kemudian berkatalah perempuan itu: “Izinkanlah hambamu ini berkata sepatah kata lagi kepada tuanku raja.” Jawabnya: “Katakanlah.” 13 Berkatalah perempuan itu: “Mengapa raja merancang hal yang demikian terhadap umat Allah? Oleh karena tuanku mengucapkan perkataan ini, maka tuanku sendirilah yang bersalah dengan tidak mengizinkan pulang orang yang telah dibuangnya. 14 Sebab kita pasti mati, kita seperti air yang tercurah ke bumi, yang tidak terkumpulkan. Tetapi Allah tidak mengambil nyawa orang, melainkan Ia merancang supaya seorang yang terbuang jangan tinggal terbuang dari pada-Nya. 15 Maka sekarang, aku datang mengatakan perkataan ini kepada tuanku raja karena orang banyak itu telah menakut-nakuti aku. Sebab itu pikir hambamu ini: baiklah aku berbicara dahulu dengan raja, mungkin raja mengabulkan permohonan hambanya ini; 16 sebab raja akan mendengarkan aku dan akan melepaskan hambanya ini dari tangan orang yang hendak memunahkan aku dan anakku bersama-sama dari milik pusaka Allah. 17 Juga hambamu ini berpikir: perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, sebab seperti malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang dapat membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan Tuhan, Allahmu, kiranya menyertai tuanku.”

18 Lalu raja menjawab, katanya kepada perempuan itu: “Baiklah jangan sembunyikan kepadaku apa yang hendak kutanyakan kepadamu.” Kata perempuan itu: “Berkatalah kiranya tuanku raja!” 19 Kemudian bertanyalah raja: “Adakah Yoab campur tangan dengan engkau dalam semuanya ini?” Perempuan itu menjawab: “Demi hidupmu, tuanku raja, tidaklah mungkin untuk menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala yang tuanku raja katakan. Sesungguhnya hambamu Yoab yang memerintahkan daku; dialah yang menaruh ke dalam mulut hambamu segala perkataan ini. 20 Dengan maksud untuk mengubah rupa perkara itu maka hambamu Yoab melakukan perkara ini. Tetapi tuanku bijaksana sama seperti malaikat Allah, sehingga mengetahui semua yang terjadi di bumi.”

21 Sesudah itu berkatalah raja kepada Yoab: “Baik, kukabulkan permohonan ini. Pergilah, bawalah kembali orang muda Absalom itu.” 22 Lalu sujudlah Yoab dengan mukanya ke tanah dan menyembah sambil memohon berkat bagi raja. Dan Yoab berkata: “Pada hari ini hambamu mengetahui bahwa tuanku raja suka kepada hamba, karena tuanku telah mengabulkan permohonan hambamu ini.” 23 Lalu bangunlah Yoab, ia pergi ke Gesur dan membawa Absalom ke Yerusalem. 24 Tetapi berkatalah raja: “Ia harus pergi ke rumahnya sendiri, jangan ia datang ke hadapanku.” Jadi pergilah Absalom ke rumahnya sendiri dan tidak datang ke hadapan raja.

25 Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya tidak ada cacat padanya. 26 Apabila ia mencukur rambutnya – pada akhir tiap-tiap tahun ia mencukurnya karena menjadi terlalu berat baginya – maka ditimbangnya rambutnya itu, dua ratus syikal beratnya, menurut batu timbangan raja. 27 Bagi Absalom lahir tiga orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan, yang bernama Tamar. Ia seorang perempuan yang cantik

28 Setelah Absalom diam di Yerusalem genap dua tahun lamanya, dengan tidak datang ke hadapan raja, 29 maka Absalom menyuruh memanggil Yoab untuk diutus kepada raja. Tetapi ia tidak mau datang kepadanya. Kemudian disuruhnya memanggil dia lagi, untuk kedua kalinya, tetapi ia tidak mau datang. 30 Lalu berkatalah ia kepada hamba-hambanya: “Lihat, ladang Yoab ada di sisi ladangku dan di sana ada jelainya. Pergilah, bakarlah itu.” Maka hamba-hamba Absalom membakar ladang itu.

31 Lalu Yoab pergi mendapatkan Absalom ke rumahnya, dan bertanya kepadanya: “Mengapa hamba-hambamu membakar ladang kepunyaanku itu?” 32 Jawab Absalom kepada Yoab: “Ya, aku telah menyuruh orang kepadamu mengatakan: datanglah ke mari, supaya aku mengutus engkau kepada raja untuk mengatakan: apa gunanya aku datang dari Gesur? Lebih baik aku masih tinggal di sana. Maka sekarang, aku mau datang ke hadapan raja. Jika aku bersalah, biarlah ia menghukum aku mati.” 33 Kemudian masuklah Yoab menghadap raja dan memberitahukan hal itu kepadanya. Raja memanggil Absalom, dan ia masuk menghadap raja, lalu sujud ke hadapan raja dengan mukanya ke tanah; lalu raja mencium Absalom.

Absalom mengadakan persepakatan gelap

15Sesudah itu Absalom menyediakan baginya sebuah kereta serta kuda dan lima puluh orang yang berlari di depannya. 2 Maka setiap pagi berdirilah Absalom di tepi jalan yang menuju pintu gerbang. Setiap orang yang mempunyai perkara dan yang mau masuk menghadap raja untuk diadili perkaranya, orang itu dipanggil Absalom dan ditanyai: “Dari kota manakah engkau?” Apabila ia menjawab: “Hambamu ini datang dari suku Israel anu,” 3 maka berkatalah Absalom kepadanya: “Lihat, perkaramu itu baik dan benar, tetapi dari pihak raja tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan engkau.” 4 Lagi kata Absalom: “Sekiranya aku diangkat menjadi hakim di negeri ini! Maka setiap orang yang mempunyai perkara atau pertikaian hukum boleh datang kepadaku, dan aku akan menyelesaikan perkaranya dengan adil.” 5 Apabila seseorang datang mendekat untuk sujud menyembah kepadanya, maka diulurkannyalah tangannya, dipegangnya orang itu dan diciumnya. 6 Cara yang demikianlah diperbuat Absalom kepada semua orang Israel yang mau masuk menghadap untuk diadili perkaranya oleh raja, dan demikianlah Absalom mencuri hati orang-orang Israel.

7 Sesudah lewat empat tahun bertanyalah Absalom kepada raja: “Izinkanlah aku pergi, supaya di Hebron aku bayar nazarku, yang telah kuikrarkan kepada Tuhan. 8 Sebab hambamu ini, ketika masih tinggal di Gesur, di Aram, telah bernazar, demikian: Jika Tuhan sungguh-sungguh memulangkan aku ke Yerusalem, maka aku akan beribadah kepada Tuhan.” 9 Lalu berkatalah raja kepadanya: “Pergilah dengan selamat.” Maka berkemaslah Absalom dan pergi ke Hebron.

10 Dalam pada itu Absalom telah mengirim utusan-utusan rahasia kepada segenap suku Israel dengan pesan: “Segera sesudah kamu mendengar bunyi sangkakala, berserulah: Absalom sudah menjadi raja di Hebron!” 11 Beserta Absalom turut pergi dua ratus orang dari Yerusalem, orang-orang undangan yang turut pergi tanpa curiga dan tanpa mengetahui apa pun tentang perkara itu.

12 Ketika Absalom hendak mempersembahkan korban, disuruhnya datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasihat Daud, dari Gilo, kotanya. Demikianlah persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom.

Komentar

Mengejar kesetiaan bagi satu sama lain di hati Anda

Kesetiaan adalah sifat yang menarik dalam diri orang. Ketidaksetiaan bersifat tersembunyi dan mengkhianati kepercayaan. Ketidaksetiaan bisa meruntuhkan kepemimpinan dalam jemaat, bisnis atau bahkan negara.

Dalam kasus Daud, ketidaksetiaan berasal dari putranya sendiri. Pastinya menyakitkan bagi Daud. Daud mengasihi Absalom: ‘hati raja merindukan Absalom’ (Ay.21). Ketika Allah berbicara pada Daud melalui seorang wanita bijak dari Tekoa, alhasil, Daud berkata, ‘Pergilah, bawalah kembali orang muda Absalom itu’ (Ay.21). Ketika dia kembali ‘raja mencium Absalom’ (Ay.33). Daud memberinya kesempatan lain untuk menjadi putra yang setia.

Tragisnya, kasih dan kesetiaan Daud pada Absalom tidak terbalas. Kita lihat di sini penggambaran yang begitu gamblang tentang bagaimana ketidaksetiaan bekerja.

Selalu ada kesempatan bagi ketidaksetiaan. Dalam situasi apapun, misalnya dalam pemerintahan, tempat kerja atau gereja, selalu ada yang mengeluh (15:2). Jika Anda orang yang setia, Anda membantu mengatasi keluhan-keluhan ini dan berusaha untuk menghilangkannya.

Dikatakan bahwa, ‘Kesetiaan berarti aku menyertaimu entah kau benar atau salah. Tapi aku mengingatkanmu saat kau salah dan membantumu memperbaikinya.’

Absalom gagal dalam ujian kesetiaan. Dia berkata kepada para pengeluh itu, '“Lihat, perkaramu itu baik dan benar, tetapi dari pihak raja tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan engkau." Lagi kata Absalom: "Sekiranya aku diangkat menjadi hakim di negeri ini! Maka setiap orang yang mempunyai perkara atau pertikaian hukum boleh datang kepadaku, dan aku akan menyelesaikan perkaranya dengan adil."’ (Ay.3-4).

Tentu, ini jelas tidak masuk akal. Mudah membuat janji seperti ini. Orang yang tidak setia itu berkata, ‘Bila aku yang berkuasa segalanya akan jauh lebih baik.’ Dengan beginilah Absalom ‘mencuri hati orang-orang Israel’ (Ay.6). Ketidaksetiaan berawal di dalam hati dan pemikiran kita. Begitu juga kesetiaan. Jagalah hati dan pemikiran Anda dan jangan biarkan hati Anda dicuri.

Namun, di sini mereka mendapati sekelompok pendukung Absalom dan ‘persepakatan gelap itu menjadi kuat, dan makin banyaklah rakyat yang memihak Absalom’ (Ay.12). Orang-orang yang merasa tidak puas dalam keadaan apapun selalu mencari dukungan. Mereka mencari seseorang di tengah kelompok pemimpin-pemimpin yang bisa mereka bujuk rayu. Jika seluruh kelompok pemimpin itu tetap setia, orang-orang yang tidak puas itu tidak akan berhasil usahanya.

Doa

TUHAN, bantu kami untuk tetap setia pada para pemimpin kami, pada pemimpin negara kami serta pemerintah, orang tua, pemimpin gereja dan bos. TUHAN, jagalah hati kami, jagalah kami agar setia, penyayang dan setia pada-Mu dan pada satu sama lain.

Pippa menambahkan

2 Samuel 14:1–15:12

Menjadi cantik di luar tidak membuat Anda cantik di dalam. Absalom penampilannya sempurna, tapi apa yang terjadi di dalamlah yang sangat berbeda. Orang menghabiskan berjam-jam di pusat kebugaran, salon, tata rias, belanja pakaian dan mempekerjakan penampilan luar. Yang penting adalah apa yang terjadi di dalam. Kita semua perlu bekerja keras pada keindahan diri bagian dalam kita.

ayat hari ini

Amsal 14:21

'... berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita'

reader

App

Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.