Masalah Tak Pernah Usai
pengantar
George Matheson lahir di Glasglow, tertua dari 8 bersaudara. Matanya tidak bisa melihat sebagian saat masih anak-anak. Dia usianya yang ke-20 tahun, dia sepenuhnya buta. Saat tunangannya tahu bahwa George buta dan bahwa dokter tak bisa berbuat apa-apa, dia berkata kepada George bahwa dia tidak bisa hidup dengan pria buta. George tidak pernah menikah.
George ditolong oleh oleh seseorang perempuan yang sudah menganggap George sebagai saudaranya sendiri, melalui pelayanannya. Si perempuan belajar bahasa Yunani, Latin dan Ibrani untuk membantu George dalam studinya. Meski buta, Matheson memiliki karir cemerlang di Akademi Glasglow, Universitas Glasglow, dan Gereja Scotland Seminary.
Ketika berusia 40 tahun, sesuatu yang menyedihkan sekaligus membahagiakan terjadi. Adik perempuannya menikah. Tak hanya merasa kehilangan, itu juga mengingatkannya tentang kesedihan hatinya. Di tengah kesedihan ini, di malam sebelum adiknya itu menikah, George menulis salah satu lagu yang paling terkenal dan yang paling disukai di gereja Kristen, yaitu ‘Kasih yang Takkan Melepaskanku’. Dia menyelesaikan karya itu dalam 5 menit dan tak tak pernah disunting, dikoreksi atau disentuh lagi. ‘Datangnya,’ tulisnya, ‘laksana musim semi di tempat yang tinggi.’
Sukacita yang mencariku melalui derita,
Tak bisa kumenutup hati padamu
Kucari pelangi melalui derasnya hujan,
Dan kurasakan janji yang tak sia-sia,
Duka kan menjadi bahagia
Masalah adalah bagian dari hidup. Yesus menghadapi masalah, begitu juga para rasul, Daud dan umat Allah. Bagaimanapun, seperti lagu Matheson yang indah menjelaskan, masalah tak pernah usai.
Mazmur 71:19–24
19 Keadilan-Mu, ya Allah, sampai ke langit.
Engkau yang telah melakukan hal-hal yang besar,
ya Allah, siapakah seperti Engkau?
20 Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka,
Engkau akan menghidupkan aku kembali,
dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali.
21 Engkau akan menambah kebesaranku
dan akan berpaling menghibur aku.
22 Aku pun mau menyanyikan syukur bagi-Mu dengan gambus
atas kesetiaan-Mu, ya Allahku,
menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi,
ya Yang Kudus Israel.
23 Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan mazmur bagi-Mu,
juga jiwaku yang telah Kaubebaskan.
24 Lidahku juga menyebut-nyebut
keadilan-Mu sepanjang hari,
sebab akan mendapat malu dan tersipu-sipu
orang-orang yang mengikhtiarkan celakaku.
Komentar
Dipulihkan setelah banyak masalah
Allah tidak menjanjikanmu jalan yang mudah. Hidup dapat menjadi sangat sulit. Pemazmur telah melihat, kesusahan dan banyak hal-hal yang pahit (Ay.20). Masalah, tekanan dan kekuatirannya pun bukan hal yang bisa dianggap sepele. Namun banyak dan serius. Dia memberi Anda contoh bagaimana merespon dalam keadaan ini.
1. Tetap percaya
Mudahnya percaya pada Allah ketika keadaan berjalan baik. Tantangannya yaitu tetap percaya di tengah kesusahan. Jangan berhenti percaya dalam kebaikan Allah: ‘Keadilan-Mu, ya Allah, sampai ke langit. Engkau yang telah melakukan hal-hal yang besar, ya Allah, siapakah seperti Engkau?’ (Ay.19).
2. Tetap berharap
Masalah Anda tak akan berlangsung selamanya. Di tengah kesusahan, ada harapan: ‘Engkau akan menghidupkan aku kembali, dan dari samudera raya bumi Engkau akan menaikkan aku kembali. Engkau akan menambah kebesaranku dan akan berpaling menghibur aku’ (Ay.20b-21). Allah akan menggunakan masalah Anda untuk kebaikan. Dia akan membentuk karakter Anda melalui semua itu. Hasilnya, Dia akan meningkatkan kehormatan Anda. Dia akan menghibur Anda melalui itu semua sehingga Anda dapat menghibur sesama (2 Korintus 1:4).
3. Tetap menyembah
Tetaplah memuji Allah meski dalam kesusahan: ‘Aku pun mau menyanyikan syukur bagi-Mu dengan gambus atas kesetiaan-Mu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu dengan kecapi, ya Yang Kudus Israel. Bibirku bersorak-sorai sementara menyanyikan mazmur bagi-Mu, juga jiwaku yang telah Kaubebaskan’ (Mazmur 71:22-23). Hadirat Allah dalam penyembahan membawa kedamaian dan pelipur lara, khususnya dalam saat kesusahan.
Doa
Kisah Para Rasul 6:1–7:19
Tujuh orang dipilih untuk melayani orang miskin
6Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. 2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani meja. 3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, 4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” 5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang penganut agama Yahudi dari Antiokhia. 6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul itu pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. 7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Tuduhan terhadap Stefanus
8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. 9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini – anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria – bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, 10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara. 11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: “Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah.” 12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama. 13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: “Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat, 14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita.” 15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.
Pembelaan Stefanus
7Kata Imam Besar: “Benarkah demikian?” 2 Jawab Stefanus: “Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran, 3 dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. 4 Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang; 5 dan di situ Allah tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanah pun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak. 6 Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya. 7 Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka itu akan Kuhukum, firman Allah, dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ dan beribadah kepada-Ku di tempat ini. 8 Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita.
9 Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia, 10 dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya. 11 Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan. 12 Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama; 13 pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal usul Yusuf kepada Firaun. 14 Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya. 15 Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita; 16 mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem. 17 Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir, 18 sampai bangkit seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf. 19 Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.
Komentar
Tertolong dari segala masalah
Kadang, ada godaan yang menyatakan bahwa kehidupan gereja mula-mula lebih baik, seolah-olah merupakan gereja yang sempurna dan tak memiliki masalah. Kita perlu membaca gambaran damai dari gereja ini di Kisah Para Rasul 2 dan peristiwa di Kisah 6, dan tentu saja, tak melupakan kesusahan Paulus dalam surat-suratnya. Gereja mula-mula memiliki banyak kesusahan. Jangan terkejut dengan adanya ini di gereja saat ini:
Keluhan
Pemimpin yang baik berperang dengan hati-hati. Mereka tidak terlibat dalam segala hal, tetapi mereka bertanggung jawab atas segalanya. Para rasul menghadapi keluhan bahwa ‘para janda diabaikan dalam pelayanan sehari-hari’ (Kis 6:1). Namun, mereka perlu berkonsentrasi pada tugas utama mereka: ‘doa dan pelayanan Firman’ (Ay.4). Solusi yang bijak terdapat dalam perutusan yang efektif.Para rasul mengatasi masalah dengan mengesampingkan sekelompok orang yang akan ‘melayani meja’ (Ay.2). Mereka memilih orang-orang ‘yang penuh Roh dan hikmat’ (Ay.3). Hasilnya, mereka tetap fokus dan ‘firman Allah tersebar’, dan jumlah murid meningkat secara dramatis (Ay.7). Pemimpin-pemimpin yang baik mengutus dan melepaskan yang lain ke dalam karunia dan pelayanan yang diberikan Allah.
Gerakan yang mengacau
Sekelompok lawan gereja mengadakan suatu gerakan dia antara orang banyak (Ay.12) dan memajukan saksi-saksi palsu (Ay.13). Mereka memutarbalikkan perkataan Stefanus dan berkata, ‘Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat’ (Ay.13).Takut akan perubahan Beberapa penentang muncul karena takut akan perubahan. Mereka berkata, ‘kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita’ (Ay.14).
Mereka tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari Stefanus, yang wajahnya seperti muka seorang malaikat’ (Ay.15). Stefanus membela pernyataannya. Dia menceritakan sejarah umat Allah dan mengutip bagian-bagian sejarah yang khusunya relevan dengan situasinya sendiri. Dia berkata tentang Yusuf, ‘Allah menyertai dia, dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat...’ (7:9-10), seperti Allah memberi Stefanus hikmat (lihat 6:10).
Pertolongan Stefanus datangnya hanya dalam kemartiran. Dia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah (7:55), dan Stefanus tertolong untuk selamanya.
Doa
2 Samuel 15:13–16:14
Daud melarikan diri dari Yerusalem
13 Lalu datanglah seseorang mengabarkan kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.” 14 Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem: “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, sebab jangan-jangan kita tidak akan luput dari pada Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia jangan dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita dan memukul kota ini dengan mata pedang!” 15 Para pegawai raja berkata kepada raja: “Terserah kepada tuanku raja! Hamba-hambamu ini siap!” 16 Lalu keluarlah raja dan seisi rumahnya mengiringi dia; sepuluh orang gundik ditinggalkan raja untuk menunggui istana. 17 Maka keluarlah raja dan seluruh orang-orangnya mengiringi dia. Dekat rumah yang terakhir mereka berhenti 18 sedang semua pegawainya berjalan melewatinya, juga semua orang Kreti dan semua orang Pleti. Juga semua orang Gat, enam ratus orang banyaknya, yang mengiringi dia sejak dari Gat, berjalan melewati raja. 19 Lalu bertanyalah raja kepada Itai, orang Gat itu: “Mengapa pula engkau berjalan beserta kami? Pulanglah dan tinggallah bersama-sama raja, sebab engkau orang asing, lagipula engkau orang buangan dari tempat asalmu. 20 Baru kemarin engkau datang, masakan pada hari ini aku akan membawa engkau mengembara bersama-sama kami, padahal aku harus pergi entah ke mana. Pulanglah dan bawalah juga saudara-saudaramu pulang; mudah-mudahan Tuhan menunjukkan kasih dan setia kepadamu!” 21 Tetapi Itai menjawab raja: “Demi Tuhan yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada.” 22 Lalu berkatalah Daud kepada Itai: “Jika demikian, berjalanlah lewat.” Kemudian lewatlah Itai, orang Gat itu, bersama-sama dengan semua orangnya dan semua anak yang menyertai dia. 23 Seluruh negeri menangis dengan suara keras, ketika seluruh rakyat berjalan lewat. Raja menyeberangi sungai Kidron dan seluruh rakyat berjalan ke arah padang gurun.
24 Dan lihat, juga Zadok ada di sana beserta semua orang Lewi pengangkat tabut perjanjian Allah. Mereka meletakkan tabut Allah itu – juga Abyatar ikut datang – sampai seluruh rakyat dari kota selesai menyeberang. 25 Lalu berkatalah raja kepada Zadok: “Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; jika aku mendapat kasih karunia di mata Tuhan, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya. 26 Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya.”
27 Lagi berkatalah raja kepada Zadok, imam itu: “Jadi, engkau dan Abyatar, pulanglah ke kota dengan selamat beserta anakmu masing-masing, yakni Ahimaas anakmu dan Yonatan, anak Abyatar. 28 Ketahuilah, aku akan menanti di dekat tempat-tempat penyeberangan ke padang gurun, sampai ada kabar dari kamu untuk memberitahu aku.” 29 Lalu Zadok dan Abyatar membawa tabut Allah itu kembali ke Yerusalem dan tinggallah mereka di sana.
30 Daud mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis. 31 Ketika kepada Daud dikabarkan, demikian: “Ahitofel ada di antara orang-orang yang bersepakat dengan Absalom,” maka berkatalah Daud: “Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya Tuhan.” 32 Ketika Daud sampai ke puncak, ke tempat orang sujud menyembah kepada Allah, maka datanglah Husai, orang Arki, mendapatkan dia dengan jubah yang terkoyak dan dengan tanah di atas kepala. 33 Berkatalah Daud kepadanya: “Jika engkau turut dengan aku, maka engkau menjadi beban kepadaku nanti, 34 tetapi jika engkau kembali ke kota dan berkata kepada Absalom: Aku ini hambamu, ya raja, sejak dahulu aku hamba ayahmu, tetapi sekarang aku menjadi hambamu, – dengan demikian engkau dapat membatalkan nasihat Ahitofel demi aku. 35 Bukankah Zadok dan Abyatar, imam-imam itu, ada bersama-sama engkau di sana? Jadi segala yang kaudengar dari dalam istana raja, haruslah kauberitahukan kepada Zadok dan Abyatar, imam-imam itu. 36 Ingatlah, di sana bersama-sama dengan mereka ada kedua anak mereka, Ahimaas anak Zadok dan Yonatan anak Abyatar; dengan perantaraan mereka haruslah kamu kirimkan kepadaku segala hal yang kamu dengar.”
37 Dan tibalah Husai, sahabat Daud, di Yerusalem tepat pada waktu Absalom masuk ke kota itu.
Daud bertemu dengan Ziba 16Ketika Daud baru saja melewati puncak, datanglah Ziba, hamba Mefiboset, mendapatkan dia membawa sepasang keledai yang berpelana, dengan muatan dua ratus ketul roti, seratus buah kue kismis, seratus buah-buahan musim panas dan sebuyung anggur. 2 Lalu bertanyalah raja kepada Ziba: “Apakah maksudmu dengan semuanya ini?” Jawab Ziba: “Keledai-keledai ini bagi keluarga raja untuk ditunggangi; roti dan buah-buahan ini bagi orang-orangmu untuk dimakan; dan anggur ini untuk diminum di padang gurun oleh orang-orang yang sudah lelah.” 3 Kemudian bertanyalah raja: “Di manakah anak tuanmu?” Jawab Ziba kepada raja: “Ia ada di Yerusalem, sebab katanya: Pada hari ini kaum Israel akan mengembalikan kepadaku kerajaan ayahku.” 4 Lalu berkatalah raja kepada Ziba: “Kalau begitu, kepunyaanmulah segala kepunyaan Mefiboset.” Kata Ziba: “Aku tunduk! Biarlah kiranya aku tetap mendapat kasih di matamu, ya tuanku raja.”
Simei mengutuki Daud
5 Ketika raja Daud telah sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus-menerus mengutuk. 6 Daud dan semua pegawai raja Daud dilemparinya dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya. 7 Beginilah perkataan Simei pada waktu ia mengutuk: “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! 8 Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja, Tuhan telah menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sesungguhnya, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.” 9 Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja: “Mengapa anjing mati ini mengutuki tuanku raja? Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” 10 Tetapi kata raja: “Apakah urusanku dengan kamu, hai anak-anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan berfirman kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?” 11 Pula kata Daud kepada Abisai dan kepada semua pegawainya: “Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhan yang telah berfirman kepadanya demikian. 12 Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” 13 Demikianlah Daud melanjutkan perjalanannya dengan orang-orangnya, sedang Simei berjalan terus di lereng gunung bertentangan dengan dia dan sambil berjalan ia mengutuk, melemparinya dengan batu dan menimbulkan debu. 14 Dengan lelah sampailah raja dan seluruh rakyat yang ada bersama-sama dengan dia ke Yordan, lalu mereka beristirahat di sana.
Komentar
Disegarkan di tengah kesusahan
Putra Daud, Absalom, melawannya, dan Daud diberitahu bahwa ‘Hati orang Israel telah condong kepada Absalom’ (15:13). Ini jelas kabar yang buruk. Daud, manusia besar dari Allah, raja umat Allah dan ‘tipe’ Kristus (memang, leluhur Kristus), menghadapi banyak kesusahan dalam hidupnya. Jika Anda menghadapi jenis-jenis masalah ini dalam hidup Anda, jangan kaget atau berpikir bahwa Anda telah berbuat salah. Kadang, masalah timbul karena Anda berbuat benar.
1. Air mata
Kita lihat betapa gelisahnya Daud. Dia ‘mendaki bukit Zaitun sambil menangis, kepalanya berselubung dan ia berjalan dengan tidak berkasut. Juga seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia masing-masing berselubung kepalanya, dan mereka mendaki sambil menangis’ (Ay.30). Benar, ‘seluruh negeri menangis dengan suara keras’ (Ay.23).
2. Kekecewaan
Tak hanya putra Daud, Absalom, yang melawannya tapi Mefiboset juga tak setia padanya meski Daud telah membantunya. Mefiboset tinggal di Yerusalem karena dia berpikir, ‘Pada hari ini kaum Israel akan mengembalikan kepadaku kerajaan ayahku’ (16:3). Ketidaksetiaan dari orang yang kita kasihi mengecewakan.
3. Kecaman
Simei menghina, melemparkan batu dan mengutuk Daud. Daud tak membalas. Melainkan, dia memilih menyerahkan perkara itu dalam tangan Allah (Ay.11-12).
4. Kelelahan
Daud dan orang-orang yang bersamanya tiba di tujuan dengan kelelahan (Ay.14). Ketika kita baca apa yang Daud lalui tidaklah mengejutkan bahwa dia benar-benar ‘kelelahan’.
Hidup orang Kristen tidak pernah tanpa masalah, air mata, kesedihan dan kekecewaan. Namun, apa yang membedakan umat Allah adalah hubungan mereka dengan Allah.
Di tengah masalahnya, Daud berdoa, ‘Gagalkanlah kiranya nasihat Ahitofel itu, ya TUHAN’ (15:31). Doanya dijawab, tapi tidak yang seperti Daud kira. Ahitofel memberikan nasihat yang bagus, tapi ditolak. Jadi Allah menjawab doa tersebut (lihat 17:14).
Di tengah kelelahannya, Daud ‘menyegarkan diri’ (16:14). Kadang Anda perlu beristirahat untuk jadi pulih dan segar secara jasmani, rohani dan emosi. Kita tidak diberitahu bagaimana Daud dapat melakukan semua ini. Bagaimanapun, jika mazmur ditaati, kita tahu bahwa karena hubungan Daud dengan Allahlah, sehingga ia menemukan kesegaran.
Juga, Daud juga secara emosional disegerakan dengan kesetiaan teman-temannya, Zadok (15:24 dan seterusnya), Hushai (Ay.37), Ziba (16:1-4) dan Itai, yang berkata padanya, ‘Demi TUHAN yang hidup, dan demi hidup tuanku raja, di mana tuanku raja ada, baik hidup atau mati, di situ hambamu juga ada’ (15:21).
Doa
Pippa menambahkan
Mazmur 71:24
‘Lidahku juga menyebut-nyebut keadilan-Mu sepanjang hari.’
Empat tahun lalu, saya menulis: ‘Saya telah coba berbicara pada Allah dalam perjalanan ke kantor pos mengenai hal-hal ajaib yang Dia telah perbuat. Saya memulai dengan bagus dan lalu teralihkan. Saya bekerja “seharian”.’
Dan saya masih belum berbuat yang lebih baik tahun ini.
ayat hari ini
Mazmur 71:20
‘Engkau akan menghidupkan aku kembali’
App
Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.
Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.