Percaya kepada Allah untuk Melakukan Segala Sesuatunya dengan Benar
pengantar
Pippa dan saya suka bermain teka-teki silang bersama. Ketika kami mulai tersendat di satu soal, kami tidak menyerah, kami beralih kepada soal lain. Setiap kali kami mendapatkan jawabannya, kami turut terbantu memecahkan soal-soal yang lain. Akhirnya, kami terkadang dapat memecahkan hampir semua teka-tekinya (meski jarang semuanya, sih).
Kadang, ketika membaca bagian-bagian sulit dari Alkitab itu ibarat seperti usaha memecahkan permainan teka-teki silang. Daripada tersendat di bagian yang rumit, Anda bisa gunakan bagian-bagian lain yang mudah dipahami untuk membantu memecahkan bagian-bagian lain yang lebih sulit.
Seringkali saya kesulitan tak hanya dalam memahami beberapa bagian yang sukar dari Alkitab, tetapi juga dalam memahami alasan hal-hal tertentu terjadi di dunia kita. Misalnya, ketidakadilan. Tidak mudah menjawab hal itu.
Saya suka dengan pertanyaan retoris kedua dari bagian kemarin, ‘Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?’ (Kejadian 18:25) Satu hal yang pasti adalah pada hari terakhir, di saat semuanya disingkapkan, Anda akan menyaksikan penghakiman Allah yang sempurna – dan semua orang akan berkata, ‘Benar sekali.’ Setiap bagian yang ada pada hari ini menjelaskan pada kita bahwa pada akhirnya, Allah akan menghakimi semua hal dengan adil.
Mazmur 7:1-9
Allah, Hakim yang adil
1 Nyanyian ratapan Daud, yang dinyanyikan untuk Tuhan karena Kush, orang Benyamin itu.
2 Ya Tuhan, Allahku, pada-Mu aku berlindung;
selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku,
3 supaya jangan mereka seperti singa menerkam aku
dan menyeret aku, dengan tidak ada yang melepaskan.
4 Ya Tuhan, Allahku, jika aku berbuat ini:
jika ada kecurangan di tanganku,
5 jika aku melakukan yang jahat terhadap orang yang hidup damai dengan aku,
atau merugikan orang yang melawan aku dengan tidak ada alasannya,
6 maka musuh kiranya mengejar aku sampai menangkap aku,
dan menginjak-injak hidupku ke tanah,
dan menaruh kemuliaanku ke dalam debu.
Sela
7 Bangkitlah, Tuhan, dalam murka-Mu,
berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku,
bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman!
8 Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau,
dan bertakhtalah di atas mereka di tempat yang tinggi.
9 Tuhan mengadili bangsa-bangsa.
Hakimilah aku, Tuhan, apakah aku benar,
dan apakah aku tulus ikhlas.
Komentar
1. Percaya akan adanya penghakiman yang adil
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa percaya pada Allah yang menghakimi akan mendatangkan banyak kekerasan di dunia zaman sekarang. Faktanya, itu adalah kebalikannya. Ketika orang-orang berhenti meyakini penghakiman adil yang dari Allah, mereka mungkin tergoda untuk main hakim sendiri dan membalas dendam terhadap musuh mereka.
Daud percaya adanya penghakiman – bahwa Allah akan menjadi hakim dan mengadili dengan adil. ‘Biarlah bangsa-bangsa berkumpul mengelilingi Engkau, dan bertakhtalah di atas mereka di tempat yang tinggi. TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku, TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas’ (Ay.7-8). Dengan kata lain, Daud percaya Allah yang akan berurusan dengan para musuhnya.
Jika Anda percaya Tuhan yang hendak menghakimi dengan keadilan yang sempurna, Anda bisa berserah pada-Nya dengan menjalankan perintah Yesus: kasihilah musuhmu (lihat Matius 5:43–48; Lukas 6:27–36).
Miroslav Volf mengemukakan, ‘Praktik non-kekerasan memerlukan adanya kepercayaan mengenai adanya pembalasan ilahi.’ Begitu banyaknya masalah dunia zaman kini akan terpecahkan jika orang percaya akan adanya Allah yang menghakimi dengan adil dan bahwa kita bisa mempercayai-Nya untuk menjalankan segalanya sesuai kebenaran pada akhirnya.
Doa
Matius 7:24–8:22
Dua macam dasar
(Luk. 6:47-49)
24 “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Kesan pendengar
28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta
(Mrk. 1:40-45; Luk. 5:12-16)
8Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. 2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia dan berkata: “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” 3 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya. 4 Lalu Yesus berkata kepadanya: “Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.”
Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira di Kapernaum
(Luk. 7:1-10; Yoh. 4:46-53)
5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” 7 Yesus berkata kepadanya: “Aku akan datang menyembuhkannya.” 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, 12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” 13 Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.
Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain
(Mrk. 1:29-34; Luk. 4:38-41)
14 Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. 15 Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia. 16 Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. 17 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Hal mengikut Yesus
(Luk. 9:57-62)
18 Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang. 19 Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” 20 Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
21 Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” 22 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
Komentar
2. Percaya dalam Yesus, yang Allah percayakan semua penghakiman
Yesus tahu semua cara dalam membangun rumah karena Dia dulu berkerja sebagai tukang kayu. Ilustrasi yang Dia gunakan begitu membumi: dua orang yang membangun rumah (7:24–26). Keduanya membangun sesuatu dengan manfaat yang bertahan lama. Kehidupan kita sama seperti rumah-rumah tersebut, namun manfaatnyalah yang berlangsung seterusnya.
Bagian terpenting dari sebuah rumah adalah pondasinya. Kedua rumah ini tidak banyak bedanya. Tetapi hanya satu yang dasarnya terbuat dari batu (Ay.25). Penampilan keduanya boleh mirip, tetapi perbedaan mengenai pondasinya akan jelas nampak ketika badai kehidupan datang menerpa.
Siapapun akan menghadapi tantangan hidup yang datang dalam berbagai rupa: kesalah-pahaman, kekecewaan, keinginan yang tidak kesampaian, keraguan, cobaan, godaan, kemerosotan, hingga serangan setan. Bahkan kesuksesan pun bisa jadi merupakan sebuah ujian. Ada lagi tekanan, penderitaan, sakit, kehilangan, dukacita, trauma, tragedi, penganiayaan dan kegagalan.
Pada akhirnya, kita semua akan menghadapi kematian dan penghakiman Allah. Gambaran ‘hujan lebat... rambun... angin topan’ digunakan dalam Yehezkiel untuk merujuk pada penghakiman Allah (Yehezkiel 13:11), tetapi bahasa penghakiman tersebut tidak terikat pada Perjanjian Lama. Di sini, dan dimanapun, Yesus memperingatkan akan datangnya penghakiman, seperti yang para penulis Perjanjian Baru peringatkan.
‘Turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu’ (Matius 7:25,27), tetapi rumah itu ‘tidak rubuh’ sebab didirikan di atas batu (Ay.25). Tetapi rumah yang didirikan di atas pasir rubuh dan rusak dengan hebatnya (Ay.27). Ini adalah kata-kata penghakiman. Cobaan boleh ada selama orang hidup atau bisa datang saat hari penghakiman. Yang jelas, Yesus berkata bahwa penghakiman adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.
Namun, Anda tidak usah takut. Memang tidaklah mudah, tetapi ada jalanyang bisa Anda yakini bahwa ketika fondasi rumah Anda diuji, fondasi tersebut tetap kokoh, maka mungkin sekali untuk bisa diketahui bahwa masa depan Anda aman.
Yesus berkata bahwa perbedaannya adalah si orang bijak tidak hanya mendengarkan firman Yesus, tapi dia juga ‘melaksanakannya’ (Ay.24). Orang bodoh, di sisi lain, meski orang tersebut mendengarkan firman Yesus, ‘tetapi ia tidak melaksanakannya’ (Ay.26).
Pengetahuan harus menuntun pada tindakan – pengetahuan agamawi kita harus mempengaruhi hidup kita, jika tidak, kita membangun hidup kita di atas pasir.
Firman Yesus, pertama-tama, adalah panggilan untuk percaya pada-Nya (Yoh 6:28-29). Kita diselamatkan dengan iman dalam Yesus dan hidup dalam ketaatan.
Anda bisa saja sangat yakin dengan penghakiman Yesus, karena Dia memiliki kuasa dari Allah sendiri. Yesus sendiri heran dengan iman si perwira. Dia berkata, ‘Sesungguhnya, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel’ (Matius 8:10).
Bukti yang membuat iman terjadi adalah karena si perwira percaya bahwa firman Yesus sendiri cukup untuk menyembuhkan hambanya (Ay.8). Dasar pemikirannya untuk percaya sangat dalam. Si perwira mengakui bahwa, seperti dalam pasukan, perintah dijalankan menurut kuasa dari yang di atas– jadi kuasa Yesus terjadi menurut kuasa Bapa-Nya. Si perwira menyaksikan pada saat Yesus berfirman, Allahlah yang berfirman.
Selanjutnya, Hakim yang sempurna ini tidak jauh dari penderitaan manusiawi. Kita tahu bahwa Yesus mengalami ketidakadilan, dipenjara, disiksa sampai-sampai disalib. Tetapi dalam bagian ini, kita memahami bahwa Dia turut mengalami sakit (karena kita, Ay.17) dan bahkan tak memiliki tempat tinggal (Ay.20). Tak sedikit penderitaan yang Dia alami.
Doa
Kejadian 19:1–20:18
Sodom dan Gomora dimusnahkan
Lot diselamatkan
19Kedua malaikat itu tiba di Sodom pada waktu petang. Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom dan ketika melihat mereka, bangunlah ia menyongsong mereka, lalu sujud dengan mukanya sampai ke tanah, 2 serta berkata: “Tuan-tuan, silakanlah singgah ke rumah hambamu ini, bermalamlah di sini dan basuhlah kakimu, maka besok pagi tuan-tuan boleh melanjutkan perjalanannya.” Jawab mereka: “Tidak, kami akan bermalam di tanah lapang.” 3 Tetapi karena ia sangat mendesak mereka, singgahlah mereka dan masuk ke dalam rumahnya, kemudian ia menyediakan hidangan bagi mereka, ia membakar roti yang tidak beragi, lalu mereka makan. 4 Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. 5 Mereka berseru kepada Lot: “Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.” 6 Lalu keluarlah Lot menemui mereka, ke depan pintu, tetapi pintu ditutupnya di belakangnya, 7 dan ia berkata: “Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. 8 Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku.” 9 Tetapi mereka berkata: “Enyahlah!” Lagi kata mereka: “Orang ini datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu!” Lalu mereka mendesak orang itu, yaitu Lot, dengan keras, dan mereka mendekat untuk mendobrak pintu. 10 Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangannya, menarik Lot masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. 11 Dan mereka membutakan mata orang-orang yang di depan pintu rumah itu, dari yang kecil sampai yang besar, sehingga percumalah orang-orang itu mencari-cari pintu.
12 Lalu kedua orang itu berkata kepada Lot: “Siapakah kaummu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, 13 sebab kami akan memusnahkan tempat ini, karena banyak keluh kesah orang tentang kota ini di hadapan Tuhan; sebab itulah Tuhan mengutus kami untuk memusnahkannya.” 14 Keluarlah Lot, lalu berbicara dengan kedua bakal menantunya, yang akan kawin dengan kedua anaknya perempuan, katanya: “Bangunlah, keluarlah dari tempat ini, sebab Tuhan akan memusnahkan kota ini.” Tetapi ia dipandang oleh kedua bakal menantunya itu sebagai orang yang berolok-olok saja. 15 Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: “Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.” 16 Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab Tuhan hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. 17 Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: “Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.” 18 Kata Lot kepada mereka: “Janganlah kiranya demikian, tuanku. 19 Sungguhlah hambamu ini telah dikaruniai belas kasihan di hadapanmu, dan tuanku telah berbuat kemurahan besar kepadaku dengan memelihara hidupku, tetapi jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu, sehingga matilah aku. 20 Sungguhlah kota yang di sana itu cukup dekat kiranya untuk lari ke sana; kota itu kecil; izinkanlah kiranya aku lari ke sana. Bukankah kota itu kecil? Jika demikian, nyawaku akan terpelihara.” 21 Sahut malaikat itu kepadanya: “Baiklah, dalam hal ini pun permintaanmu akan kuterima dengan baik; yakni kota yang telah kau sebut itu tidak akan kutunggangbalikkan. 22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana.” Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar. 23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.
24 Kemudian Tuhan menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari Tuhan, dari langit; 25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah. 26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam. 27 Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan Tuhan itu, 28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan. 29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu. Lot dan kedua anaknya perempuan
30 Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 31 Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” 33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. 34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.” 35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. 36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 38 Yang lebih muda pun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
Abraham dan Abimelekh
20Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing. 2 Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: “Dia saudaraku,” maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara. 3 Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: “Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami.” 4 Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia: “Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah? 5 Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci.” 6 Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: “Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Aku pun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia. 7 Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau.”
8 Keesokan harinya pagi-pagi Abimelekh memanggil semua hambanya dan memberitahukan seluruh peristiwa itu kepada mereka, lalu sangat takutlah orang-orang itu. 9 Kemudian Abimelekh memanggil Abraham dan berkata kepadanya: “Perbuatan apakah yang kaulakukan ini terhadap kami, dan kesalahan apakah yang kulakukan terhadap engkau, sehingga engkau mendatangkan dosa besar atas diriku dan kerajaanku? Engkau telah berbuat hal-hal yang tidak patut kepadaku.” 10 Lagi kata Abimelekh kepada Abraham: “Apakah maksudmu, maka engkau melakukan hal ini?” 11 Lalu Abraham berkata: “Aku berpikir: Takut akan Allah tidak ada di tempat ini; tentulah aku akan dibunuh karena isteriku. 12 Lagipula ia benar-benar saudaraku, anak ayahku, hanya bukan anak ibuku, tetapi kemudian ia menjadi isteriku. 13 Ketika Allah menyuruh aku mengembara keluar dari rumah ayahku, berkatalah aku kepada isteriku: Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku.” 14 Kemudian Abimelekh mengambil kambing domba dan lembu sapi, hamba laki-laki dan perempuan, lalu memberikan semuanya itu kepada Abraham; Sara, isteri Abraham, juga dikembalikannya kepadanya. 15 Dan Abimelekh berkata: “Negeriku ini terbuka untuk engkau; menetaplah, di mana engkau suka.” 16 Lalu katanya kepada Sara: “Telah kuberikan kepada saudaramu seribu syikal perak, itulah bukti kesucianmu bagi semua orang yang bersama-sama dengan engkau. Maka dalam segala hal engkau dibenarkan.” 17 Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak. 18 Sebab tadinya Tuhan telah menutup kandungan setiap perempuan di istana Abimelekh karena Sara, isteri Abraham itu.
Komentar
3. Percaya, pada akhirnya, sang Hakim seluruh bumi akan menghakimi dengan adil
Kemarin, kita melihat bagaimana Abraham memohon demi Sodom dan Gomora. Kita tidak tahu pasti apa dosa mereka, tetapi, 'TUHAN berkata, “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya”' (18:20).
Tampaknya dari renungan hari ini, dosa mereka termasuk budaya pemerkosaan bergilir yang mengerikan (19:3, 5). Kita baca dalam Yehezkiel 16 bahwa dosa-dosa mereka termasuk 'kecongkakan, ketamakan dan ketidakpedulian; mereka tidak menolong yang miskin dan yang membutuhkan’ (Yehezkiel 16:49). Ini dapat menjadi gambaran dari masyarakat Barat.
Allah berkata jika ada 10 orang benar di Sodom dan Gomora, Dia akan mengasihani: ‘Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu’ (Kejadian 18: 32). Dia memberikan kesempatan hanya bagi orang-orang yang ‘benar’ untuk pergi. Saat Lot berlambat-lambat, para malaikat menggenggam tangannya dan tangan istrinya dan dua orang putrinya dan menuntun mereka keluar dari kota dengan selamat, karena TUHAN mengasihani mereka (19:16).
Penghakiman atas istri Lot tampaknya sangat parah (Ay.26). Apa pun alasannya, itu menjadi contoh. Yesus berkata, ‘Ingatlah istri Lot!’ (Lukas 17:32). Kita tidak boleh menoleh ke belakang. Jika kita telah meninggalkan kehidupan dosa, jangan pernah lagi kembali padanya. Mereka telah diperintahkan, ‘Lari, selamatkan diri kalian!’ (Kejadian 19:17). Dengan cara yang sama, kita diperintahkan untuk lari dari nafsu dosa (2 Timotius 2:22).
Bahkan Abraham pun berdosa. Dia mengulangi dosa yang sama – mencoba berpura-pura bahwa Sara itu adiknya dan hampir menyebabkan Sara melakukan perzinahan. Pesan yang ada di dalam Alkitab bukanlah sebatas Allah hanya menyelamatkan orang berdosa, tetapi Ia juga menggunakan orang berdosa. Dia memberkati Abraham dan menjawab doanya (Kejadian 20:7). Allah menggunakan kita meskipun kita berdosa karena Dia adalah maha pengasih, dan di dalam Yesus, Allah telah menempatkan penghakiman atas diri-Nya.
Doa
Pippa menambahkan
Matius 8:6
“Tuhan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.”
Si perwira tidak hanya peduli pada keluarga dan teman-temannya, tetapi juga orang yang bekerja padanya. Walaupun si perwira orang asing dan bukan bagian dari masyarakat yang ‘agamis’, dia mencari Yesus demi hambanya itu. Iman bisa ditemukan di banyak tempat yang tidak terduga.
ayat hari ini
Matius 7:24
‘Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu.’
App
Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.
Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Miroslav Volf, Exclusion and Embrace, (Abingdon Press, 1994) pp.303–304