Mataku Telah Terbuka
pengantar
Saat itu saya seolah buta. Berulang kali telah saya dengar bahwa Yesus telah mati karena dosa-dosa kita. Tapi saya tidak memahaminya. Saya saat itu buta secara rohani. Namun, ketika saya mengerti akan salib, mata saya dibukakan.
Sejak itu, saya tahu saat saya mengabarkan pesan penyaliban Kristus, ada beragam tanggapan. Terkadang orang-orang cerdas tidak paham (lihat 1 Korintus 1:23-25). Di sisi lain, saya sering terkesima akan pemahaman orang lain, termasuk anak-anak muda. Barangsiapa yang memahami, ada perubahan dalam hidupnya: ‘bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah’ (1 Korintus 1:18).
Menakjubkannya dalam renungan Perjanjian Baru hari ini, setelah Yesus menjelaskan kematian-Nya, ada kisah Bartimeus buta yang matanya telah dibukakan (Markus 10:46-52). Katanya kepada Yesus, ‘supaya aku dapat melihat’ (Ay.51). Yesus menjawab, ‘"Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!". Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikut Yesus dalam perjalanan-Nya’ (Ay.52). Kata yang digunakan untuk menyelamatkan dalam bahasa Yunani sama artinya dengan (sozo) selamat.
Pahamkah Anda? Renungan hari ini membantu kita memahami pentingnya kematian Yesus.
Amsal 6:12-19
12 Tak bergunalah dan jahatlah orang
yang hidup dengan mulut serong,
13 yang mengedipkan matanya,
yang bermain kaki dan menunjuk-nunjuk dengan jari,
14 yang hatinya mengandung tipu muslihat, yang senantiasa merencanakan kejahatan,
dan yang menimbulkan pertengkaran.
15 Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba,
sesaat saja ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.
16 Enam perkara ini yang dibenci Tuhan,
bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
17 mata sombong, lidah dusta,
tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
18 hati yang membuat rencana-rencana yang jahat,
kaki yang segera lari menuju kejahatan,
19 seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan
dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.
Komentar
Melihat reaksi Allah terhadap kejahatan
Anda tidak dapat sepenuhnya mengerti salib jika Anda tidak memahami mengapa itu penting.
Lihatlah reaksi murka Allah kepada dosa. Penulis kitab Amsal menyebutkan hal-hal yang 'dibenci Allah' dan yang menjadi 'kejijikan bagi hati-Nya', yaitu mata sombong (arogansi), lidah dusta (kebohongan), tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah (pembunuhan), hati yang membuat rencana-rencana yang jahat (persekongkolan), kaki yang segera lari menuju kejahatan (kebejatan), seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan (tipu daya) dan yang menimbulkan pertengkaran saudara (provokasi)’ (Ay.16-19).
Allah adalah kasih, adil dan kudus. Berbagai dosa yang tertulis di sini menyebabkan kerusakan dahsyat dalam hidup kita, hidup sesama dan masyarakat. Misalnya, seorang ‘yang menimbulkan pertengkaran saudara’ (Ay.19). Pikirkan, betapa hebatnya kerusakan yang ditimbulkan oleh satu orang yang membawa perpecahan dalam keluarga atau jemaat, kehidupan bertetangga atau negara.
Kebencian Allah tidak seperti kebencian kita. Kebencian Allah tak ada dengki, kepicikan atau kemunafikan, melainkan itu adalah reaksi Allah yang kudus dan pengasih terhadap dosa. Kemarahan-Nya adalah rasa permusuhan yang pengasih dan kudus terhadap kejahatan.
Di kala kita menyadari panjangnya rasa permusuhan Allah terhadap dosa yang menuntun kepada salib, respon satu-satunya yang dapat kita buat adalah berbalik kepada Allah dalam doa memohon pengampunan dan pertolongan.
Doa
Markus 10:32-52
Pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus
(Mat. 20:17-19; Luk. 18:31-34)
32 Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, 33 kata-Nya: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, 34 dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.”
Permintaan Yakobus dan Yohanes
Bukan memerintah melainkan melayani
(Mat. 20:20-28)
35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!” 36 Jawab-Nya kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?” 37 Lalu kata mereka: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.” 38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” 39 Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. 40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”
41 Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. 42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. 45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Yesus menyembuhkan Bartimeus
(Mat. 20:29-34; Luk. 18:35-43)
46 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. 47 Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret, mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” 48 Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” 49 Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” 50 Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. 51 Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” 52 Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.
Komentar
Melihat hasil karya salib
Jika Yesus menanyai Anda, Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?’, bagaimana jawaban Anda? Dalam renungan ini, Yesus bertanya dua kali (Ay.36,51). Para murid salah menjawab (Ay.37). Bartimeus menjawab dengan benar: ‘supaya aku dapat melihat [memahami]’ (Ay.51).
Beberapa orang tidak paham. Beberapa telah menggambarkan kematian Yesus tak terduga dan tragis. Namun, faktanya, itu telah direncanakan, dinubuatkan dan diramalkan.
Bacaan dalam Injil Markus ini (Ay.32-34) adalah prediksi yang ketiga dan yang paling rinci yang Yesus kabarkan tentang kematian-Nya. Ini menunjukkan pada kita bahwa Yesus telah mengetahui kematian bahkan kebangkitan-Nya sendiri (Ay.33-34). Kematian-Nya telah diperkirakan. Pilihan yang telah direncanakan. Kematian-Nya tidak berakhir dengan tragedi, melainkan dengan kemenangan.
Lebih lanjut, Yesus sangat paham akan tujuan kematian-Nya dan hasilnya: Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Ay.45).
Latar belakang pemahaman Yesus akan kematian-Nya sendiri termasuk Yesaya 53, yaitu salah satu renungan hamba yang menderita. Kita melihat bukti nyata bahwa Yesus telah melihat kematian-Nya sendiri dalam kaitannya dengan hamba yang menderita ini.
Penderitaan
Mengapa Yesus datang ke dunia? Dia mengerti seluruh tujuan misi-Nya yaitu menderita. Inilah alasan Dia 'datang' (Markus 10:45b), yaitu untuk memberikan nyawa-Nya untuk Anda dan saya.Hamba
Yesus memakai ungkapan ‘melayani' (Ay.45a). Dia melihat diri 'sebagai hamba'. Dia datang tidak untuk dilayani, tapi 'melayani'. Ungkapan 'memberikan nyawa-Nya' (Ay.45b) menggemakan firman sang hamba dalam Yesaya 53:10 (menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah) dan Yesaya 53:12 (menyerahkan nyawanya ke dalam maut).Juruselamat
Kata 'tebusan' (Markus 10:45b) dipakai menyangkut tawanan perang dan budak. Artinya harga yang dibayar untuk penebusan (Bilangan 18:15-16). Dibayarkan untuk membebaskan tawanan. Kematian Yesus di kayu salib menyelamatkan kita dengan cara membebaskan kita.Pengganti
Kata 'bagi' dalam Markus 10:45 adalah terjemahan kata bahasa Yunani yaitu anti yang artinya menggantikan tempat. Gagasan penderitaan yang menggantikan tempat kitalah yang dengan kuat menjadi dasar Yesaya 53. Dengan memakai firman ini Yesus menunjukkan bahwa Dia percaya kematian-Nya bukanlah suatu kebetulan atau karena dosa-Nya sendiri, melainkan penderitaan yang 'menggantikan tempat' orang lain yang seharusnya menderita yaitu kita.
Lebih lanjut, Yesus memahami kematian-Nya sendiri dalam kiasan cawan (Markus 10:38). Perjanjian Lama berbicara tentang cawan murka Allah atas dosa. Yesus berbicara tentang cawan yang harus diminum-Nya (Ay.38). Dia melihat diri-Nya sendiri meminum cawan reaksi permusuhan Allah terhadap dosa atas kepentingan kita.
Dengan kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus telah mengalahkan dosa, kejahatan dan maut. Hasilnya, kita bisa diampuni, dibebaskan dari rasa bersalah, rasa malu dan kecanduan. Anda bisa yakin akan menangnya kebaikan atas kejahatan. Anda tak usah takut akan masa depan. Maut sendiri telah dikalahkan.
Ketika Yesus menanyai para murid-Nya, 'Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?', mereka salah menjawab. Mereka ingin kedudukan (Ay.37). Godaan bagi para pemimpin Kristen untuk bersaing satu sama lain demi kedudukan yang terkemuka.
Kita dipanggil untuk mengikut Yesus, melayani-Nya dan sesama. Ambisi rohani tidaklah salah, tapi bisa saja ambisi rohani Anda keliru. Ini sama halnya dengan mencari kemuliaan diri sendiri dibanding berambisi untuk Yesus. Yesus berkata, ‘Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu’ (Ay.43).
Tentu, bagi sebagian besar kita, sebagian besar waktu, motif kita campur aduk. Dimana kita, seperti para murid, tergoda untuk mencari kedudukan, prospek, promosi, bayaran dan ketenaran diri sendiri, Yesus menyebutkan 5 kata kepada kita: 'Tidaklah demikian di antara kamu' (Ay.43). Anda dipanggil untuk melayani karena itu adalah pola Yesus untuk melayani.
Pakaian murid yang sejati bukanlah jubah ungu kaisar, tapi mahkota duri Juruselamat kita. Mengenai salib, bukan takhta. Mengenai nyawa yang diserahkan bagi sesama.
Tirulah teladan Bartimeus yang berseru kepada Yesus meminta belas kasihan (Ay.47). Yesus selalu merespon ketika Anda berseru meminta belas kasihan. Bartimeus ingin disembuhkan penglihatannya. Matanya telah terbuka dan dia melihat Yesus.
Mintalah pada Allah untuk membuka mata Anda kepada Yesus dan mengerti segala perbuatan-Nya bagi Anda melalui kematian-Nya di kayu salib.
Doa
Imamat 5:14-7:10
Korban penebus salah
14 Tuhan berfirman kepada Musa: 15 “Apabila seseorang berubah setia dan tidak sengaja berbuat dosa dalam sesuatu hal kudus yang dipersembahkan kepada Tuhan, maka haruslah ia mempersembahkan kepada Tuhan sebagai tebusan salahnya seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, dinilai menurut syikal perak, yakni menurut syikal kudus, menjadi korban penebus salah. 16 Hal kudus yang menyebabkan orang itu berdosa, haruslah dibayar gantinya dengan menambah seperlima, lalu menyerahkannya kepada imam. Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu dengan domba jantan korban penebus salah itu, sehingga ia menerima pengampunan.
17 Jikalau seseorang berbuat dosa dengan melakukan salah satu hal yang dilarang Tuhan tanpa mengetahuinya, maka ia bersalah dan harus menanggung kesalahannya sendiri. 18 Haruslah ia membawa kepada imam seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, sebagai korban penebus salah. Imam itu haruslah mengadakan pendamaian bagi orang itu karena perbuatan yang tidak disengajanya dan yang tidak diketahuinya itu, sehingga ia menerima pengampunan. 19 Itulah korban penebus salah; orang itu sungguh bersalah terhadap Tuhan.”
6Tuhan berfirman kepada Musa: 2 “Apabila seseorang berbuat dosa dan berubah setia terhadap Tuhan, dan memungkiri terhadap sesamanya barang yang dipercayakan kepadanya, atau barang yang diserahkan kepadanya atau barang yang dirampasnya, atau apabila ia telah melakukan pemerasan atas sesamanya, 3 atau bila ia menemui barang hilang, dan memungkirinya, dan ia bersumpah dusta – dalam perkara apa pun yang diperbuat seseorang, sehingga ia berdosa – 4 apabila dengan demikian ia berbuat dosa dan bersalah, maka haruslah ia memulangkan barang yang telah dirampasnya atau yang telah diperasnya atau yang telah dipercayakan kepadanya atau barang hilang yang ditemuinya itu, 5 atau segala sesuatu yang dimungkirinya dengan bersumpah dusta. Haruslah ia membayar gantinya sepenuhnya dengan menambah seperlima; haruslah ia menyerahkannya kepada pemiliknya pada hari ia mempersembahkan korban penebus salahnya. 6 Sebagai korban penebus salahnya haruslah ia mempersembahkan kepada Tuhan seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, menjadi korban penebus salah, dengan menyerahkannya kepada imam. 7 Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan Tuhan, sehingga ia menerima pengampunan atas perkara apa pun yang diperbuatnya sehingga ia bersalah.”
Korban bakaran
8 Tuhan berfirman kepada Musa: 9 “Perintahkanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban bakaran. Korban bakaran itu haruslah tinggal di atas perapian di atas mezbah semalam-malaman sampai pagi, dan api mezbah haruslah dipelihara menyala di atasnya. 10 Imam haruslah mengenakan pakaian lenannya, dan mengenakan celana lenan untuk menutup auratnya. Lalu ia harus mengangkat abu yang ada di atas mezbah sesudah korban bakaran habis dimakan api, dan haruslah ia membuangnya di samping mezbah. 11 Kemudian haruslah ia menanggalkan pakaiannya dan mengenakan pakaian lain, lalu membawa abu itu ke luar perkemahan ke suatu tempat yang tahir. 12 Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. 13 Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam.”
Korban sajian
14 “Inilah hukum tentang korban sajian. Anak-anak Harun haruslah membawanya ke hadapan Tuhan ke depan mezbah. 15 Setelah dikhususkan dari korban sajian itu segenggam tepung yang terbaik dengan minyak, serta seluruh kemenyan yang di atas korban sajian itu, maka haruslah semuanya dibakar di atas mezbah sehingga baunya menyenangkan sebagai bagian ingat-ingatannya bagi Tuhan. 16 Selebihnya haruslah dimakan oleh Harun dan anak-anaknya; haruslah itu dimakan sebagai roti yang tidak beragi di suatu tempat yang kudus, haruslah mereka memakannya di pelataran Kemah Pertemuan. 17 Janganlah itu dibakar beragi. Telah Kuberikan itu sebagai bagian mereka dari pada segala korban api-apian-Ku; itulah bagian maha kudus, sama seperti korban penghapus dosa dan korban penghapus salah. 18 Setiap laki-laki di antara anak-anak Harun haruslah memakannya; itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun; itulah bagianmu dari segala korban api-apian Tuhan. Setiap orang yang kena kepada korban-korban itu menjadi kudus.”
19 Tuhan berfirman kepada Musa: 20 “Inilah persembahan Harun dan anak-anaknya, yang harus dipersembahkan oleh mereka kepada Tuhan pada hari ia diurapi: sepersepuluh efa tepung yang terbaik sebagai korban sajian yang tetap, setengahnya pada waktu pagi dan setengahnya pada waktu petang. 21 Haruslah itu diolah di atas panggangan bersama-sama minyak, setelah teraduk haruslah engkau membawanya dan mempersembahkannya sebagai korban sajian, sesudah dibakar dan berpotong-potong sebagai bau yang menyenangkan bagi Tuhan. 22 Dan imam dari antara anak-anaknya yang diurapi sebagai penggantinya, haruslah mengolahnya; itulah suatu ketetapan untuk selamanya. Seluruhnya haruslah dibakar bagi Tuhan. 23 Tiap-tiap korban sajian dari seorang imam itu haruslah menjadi korban yang terbakar seluruhnya, janganlah dimakan.”
Korban penghapus dosa
24 Tuhan berfirman kepada Musa, demikian: 25 “Katakanlah kepada Harun dan anak-anaknya: Inilah hukum tentang korban penghapus dosa. Di tempat korban bakaran disembelih, di situlah harus disembelih korban penghapus dosa di hadapan Tuhan. Itulah persembahan maha kudus. 26 Imam yang mempersembahkan korban penghapus dosa itulah yang harus memakannya; haruslah itu dimakan di suatu tempat yang kudus, di pelataran Kemah Pertemuan. 27 Setiap orang yang kena kepada daging korban itu menjadi kudus, dan bila darahnya ada yang tepercik kepada sesuatu pakaian, haruslah engkau mencuci pakaian itu di suatu tempat yang kudus. 28 Dan belanga tanah, tempat korban itu dimasak, haruslah dipecahkan, dan jikalau dimasak di dalam belanga tembaga, haruslah belanga itu digosok dan dibasuh dengan air. 29 Setiap laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; itulah persembahan maha kudus. 30 Tetapi setiap korban penghapus dosa, yang dari darahnya dibawa sebagian ke dalam Kemah Pertemuan untuk mengadakan pendamaian di dalam tempat kudus, janganlah dimakan, melainkan dibakar habis dengan api.”
Korban penebus salah
7“Inilah hukum tentang korban penebus salah. Korban itu ialah persembahan maha kudus. 2 Di tempat orang menyembelih korban bakaran, di situlah harus disembelih korban penebus salah, dan darahnya haruslah disiramkan pada mezbah itu sekelilingnya. 3 Segala lemak dari korban itu haruslah dipersembahkan, yakni ekornya yang berlemak dan lemak yang menutupi isi perut, 4 dan lagi kedua buah pinggang dan lemak yang melekat padanya, yang ada pada pinggang, dan umbai hati yang harus dipisahkan beserta buah pinggang itu. 5 Haruslah imam membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai korban api-apian bagi Tuhan; itulah korban penebus salah. 6 Setiap laki-laki di antara para imam haruslah memakannya; haruslah itu dimakan di suatu tempat yang kudus; itulah bagian maha kudus. 7 Seperti halnya dengan korban penghapus dosa, demikian juga halnya dengan korban penebus salah; satu hukum berlaku atas keduanya: imam yang mengadakan pendamaian dengan korban itu, bagi dialah korban itu. 8 Imam yang mempersembahkan korban bakaran seseorang, bagi dia juga kulit korban bakaran yang dipersembahkannya itu. 9 Tiap-tiap korban sajian yang dibakar di dalam pembakaran roti, dan segala yang diolah di dalam wajan dan di atas panggangan adalah bagi imam yang mempersembahkannya. 10 Tiap-tiap korban sajian yang diolah dengan minyak atau yang kering adalah bagi semua anak-anak Harun, semuanya dapat bagian.”
Komentar
Melihat alasan kematian-Nya
Kembali kita melihat latar belakang pemahaman Yesus akan kematian-Nya sendiri. Korban penebus salah menyediakan 'hukuman' (5:15) bagi dosa. Membawa kepada pengampunan (Ay.16) dan termasuk darah yang tercurah (7:2). Ini menjadi gambaran awal apa yang Yesus perbuat di kayu salib bagi kita.
Saat saya mulai paham latar belakang Perjanjian Lama dan parahnya dosa-dosa saya, saya makin paham kebesaran pengorbanan Yesus demi diri saya. Ketika Yesus memikul reaksi permusuhan Allah terhadap dosa saya, Dia mewujudkan pengampunan dan pengalaman hidup yang sempurna bagi saya.
Pengalaman saya mirip seperti si buta Bartimeus. Kebutaan saya bukan jasmaniah tapi rohaniah. Seperti dia, saya berseru, Yesus... kasihanilah aku (Markus 10:47-48). Saya menerima penglihatan saya dan mengikut Yesus. Bukan hasil usaha saya, melainkan hadiah oleh karena iman, sama seperti perkataan Yesus kepada Bartimeus, Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!’ (Ay.52).
Doa
Pippa menambahkan
Imamat 6:4
‘... Haruslah ia memulangkan barang yang telah dirampasnya atau yang telah diperasnya atau yang telah dipercayakan kepadanya atau barang hilang yang ditemuinya itu.’
Harus saya akui kami ada banyak payung yang ditinggalkan orang di rumah pendeta dan itu sangat bermanfaat bagi kami.
ayat hari ini
Markus 10:45
‘Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang’
App
Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.
Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Common Worship: Services and Prayers for the Church of England, material from which is included in this service, is copyright © The Archbishops’ Council 2000
Prayer of St Richard of Chichester (1197-1253), © SPCK - Society for Promoting Christian Knowledge 2015 [last accessed, February 2015]
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.