Bagaimana Menanggapi Konflik
pengantar
Rusa Springbok adalah antelop yang seperti gazel. Normalnya, mereka siaga terhadap predator. Namun, saya ingat tayangan alam liar BBC yang memfilmkan 2 ekor rusa springbok yang saling bertarung di Gurun Kalahari. Saking serunya pertarungan itu, mereka tidak menyadari ada singa yang menunggu kesempatan untuk menyerang.
Itu menjadi peringatan khususnya bagi jemaat. Ketika, di gereja, kita saling berselisih, kita jadi rentan diserang. ‘Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya’ (1 Petrus 5:8).
Ketika Allah memanggil Anda untuk mengikut Dia, Dia tidak memanggil Anda kepada hidup yang mudah. Hidup di dunia ada banyak pertempuran, tapi Allah berjanji Anda akan menang melalui Yesus Kristus. Tak ada hidup di dunia ini yang mulus-mulus saja. Selalu ada tantangan, kesulitan dan masalah untuk dipecahkan. Ada saat-saat ketika intensitasnya makin naik dan kita tampaknya akan diserang.
Martin Luther King berkata bahwa orang diuji bukanlah di saat mereka berdiri dalam ‘waktu kenyamanan’, tapi saat mereka berdiri dalam ‘waktu tantangan, krisis besar dan kontroversi’.
Amsal 13:10–19
10 Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran,
tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat.
11 Harta yang cepat diperoleh akan berkurang,
tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.
12 Harapan yang tertunda menyedihkan hati,
tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.
13 Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya,
tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.
14 Ajaran orang bijak adalah sumber kehidupan,
sehingga orang terhindar dari jerat-jerat maut.
15 Akal budi yang baik mendatangkan karunia,
tetapi jalan pengkhianat-pengkhianat mencelakakan mereka.
16 Orang cerdik bertindak dengan pengetahuan,
tetapi orang bebal membeberkan kebodohan.
17 Utusan orang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka,
tetapi duta yang setia mendatangkan kesembuhan.
18 Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan,
tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.
19 Keinginan yang terlaksana menyenangkan hati,
menghindari kejahatan adalah kekejian bagi orang bebal.
Komentar
Jauhi pertengkaran yang tak perlu
Penulis kitab Amsal membandingkan orang bijak (‘mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat’, Ay.10b) dan orang bebal (‘menghindari kejahatan adalah kekejian bagi orang bebal’, Ay.19b). Tidaklah mengejutkan bila kita mengalami konflik. Secara khusus, dalam bacaan ini, kita mendapatkan 2 contoh:
Pertengkaran
‘Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran’ (Ay.10a). Salah satu pengalaman hidup yang paling melelahkan adalah pertengkaran, entah dalam pernikahan, antara teman, dengan kolega atau di gereja. Di sini kita mengetahui bahwa salah satu penyebab pertengkaran adalah keangkuhan. Jika Anda mau mengakui kesalahan dengan kerendahan hati, Anda bisa menghindari banyak pertengkaran.Kunci lainnya adalah mendengarkan: ‘Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat’ (Ay.10).
Kekecewaan
‘Harapan yang tertunda menyedihkan hati’ (Ay.12a).Ini adalah jenis lain serangan yang memuakkan. Ketika visi kita tertahan atau rencana kita tertunda karena beberapa serangan atau masalah, kekecewaan membuat hati sakit. Kita bertempur dengan rencana dan keadaan kita sendiri.
Di sisi lain, tak ada yang lebih memuaskan dibandingkan bertekun dan melihat beberapa visi Anda digenapi. ‘Keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan’ (Ay.12a). ‘Keinginan yang terlaksana menyenangkan hati’ (Ay.19a).
Di tengah semua serangan hidup ada momen sukacita dan kepuasan.
Doa
Yohanes 18:1–24
Yesus ditangkap
(Mat. 26:47-56; Mrk. 14:43-50; Luk. 22:47-53)
18Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. 2 Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. 3 Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata. 4 Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?” 5 Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. 6 Ketika Ia berkata kepada mereka: “Akulah Dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. 7 Maka Ia bertanya pula: “Siapakah yang kamu cari?” Kata mereka: “Yesus dari Nazaret.” 8 Jawab Yesus: “Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.” 9 Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: “Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorang pun yang Kubiarkan binasa.” 10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus. 11 Kata Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?”
Yesus di hadapan Hanas – Petrus menyangkal Yesus
(Mat. 26:57-75; Mrk. 14:53-72; Luk. 22:54-71)
12 Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. 13 Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar; 14 dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” 15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar, 16 tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk. 17 Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: “Bukankah engkau juga murid orang itu?” Jawab Petrus: “Bukan!” 18 Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka.
19 Maka mulailah Imam Besar menanyai Yesus tentang murid-murid-Nya dan tentang ajaran-Nya. 20 Jawab Yesus kepadanya: “Aku berbicara terus terang kepada dunia: Aku selalu mengajar di rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi. 21 Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka tahu apa yang telah Kukatakan.” 22 Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?” 23 Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?” 24 Maka Hanas mengirim Dia terbelenggu kepada Kayafas, Imam Besar itu.
Komentar
Percaya bahwa Allah dapat mendatangkan kebaikan dari kejahatan
Terkadang, ketika konflik melanda, hanya kita yang disalahkan. Namun, kasusnya tidak selalu begitu. Serangan terhadap Yesus bukan hasil dari dosa atau kesalahan-Nya. Melainkan, hasil dari kejahatan orang lain. Namun, Allah memakainya demi kebaikan (Ay.14).
Setelah berdoa demi persatuan, Yesus masuk ke dunia konflik. Sendirian dan rentan, dengan kasih dan kebaikan, Yesus ditahan dan dihukum mati. Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk memberikan hidup.
Pengkhianatan
Inilah momen mengerikan dalam hidup Yesus. Teman sekaligus murid-Nya, yaitu Yudas, yang menghabiskan waktu 3 tahun bersama, membawa para pengawal dari imam-imam kepala dan orang Farisi untuk menahan Yesus (Ay.1-3).Tak ada yang lebih sakit dibandingkan serangan dari teman atau kolega. Respon Yesus harus dijadikan sebagai teladan. Dia tetap tenang, menolak kekerasan dan menguasai diri (Ay.4-12).
Untuk melindungi para murid-Nya, Yesus menghadapi mereka, yang didatangkan oleh Yudas. Dia menahan usaha Petrus yang hendak berbuat kekerasan demi melindungi-Nya. Yesus tidak mau berurusan dengan konflik memakai cara dunia.
Perlakuan yang kejam
Pihak-pihak berwenang yang seharusnya melindungi orang-orang yang tak bersalah bergabung menyerang Yesus. Mereka ‘menangkap Yesus dan membelenggu Dia’ (Ay.12). Mereka membawa-Nya dulu ke Hanas lalu ke Kayafas. Di hadapan imam besar, saat masih dibelenggu, Yesus ditampar (Ay.12-14; 19-24).Jika Yesus diperlakukan begini, kita jangan kaget jika kita juga diserang orang yang berkuasa, apakah itu dari pihak relijius atau sekuler.
Penyangkalan
Penyangkalan Petrus tidak berasal dari hati yang jahat tapi dari kelemahan manusia. Ketika ditanyai apakah dia salah satu murid Yesus, jawabnya, ‘Bukan’ (Ay.17).Saya sangat paham bagaimana Petrus bisa ada dalam posisi menyangkal Yesus. Terkadang saya mengatakan atau melakukan hal yang pengecut.
Kenyataannya adalah Yesus mengendalikan situasi. Dia tahu ‘semua yang akan menimpa diri-Nya’ (Ay.4). Dia bertindak untuk menggenapi doa-Nya di pasal sebelumnya (Ay.9, lihat 17:12). Yesus pergi untuk ‘minum cawan yang diberikan Bapa kepada’-Nya, membayar hukuman atas dosa dan kesalahan kita (18:11).
Dia membayar hukuman untuk kita: ‘Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa’ (Ay.14). Kematian Yesus demi Petrus dan setiap kita. Dia menghadapi serangan kematian dan penghakiman supaya Anda tak perlu mengalaminya. Yesus sendiri membiarkan diri dibelenggu (Ay.12,24) agar Anda dibebaskan.
Doa
1 Samuel 21:1–23:28
Daud di Nob
21Sampailah Daud ke Nob kepada Ahimelekh, imam itu. Dengan gemetar Ahimelekh pergi menemui Daud dan berkata kepadanya: “Mengapa engkau seorang diri dan tidak ada orang bersama-sama dengan engkau?” 2 Jawab Daud kepada imam Ahimelekh: “Raja menugaskan sesuatu kepadaku, katanya kepadaku: Siapa pun juga tidak boleh mengetahui sesuatu dari hal yang kusuruh kepadamu dan yang kutugaskan kepadamu ini. Sebab itu orang-orangku telah kusuruh pergi ke suatu tempat. 3 Maka sekarang, apa yang ada padamu? Berikanlah kepadaku lima roti atau apa pun yang ada.” 4 Lalu jawab imam itu kepada Daud: “Tidak ada roti biasa padaku, hanya roti kudus yang ada; asal saja orang-orangmu itu menjaga diri terhadap perempuan.”
5 Daud menjawab imam itu, katanya kepadanya: “Memang, kami tidak diperbolehkan bergaul dengan perempuan, seperti sediakala apabila aku maju berperang. Tubuh orang-orangku itu tahir, sekalipun pada perjalanan biasa, apalagi pada hari ini, masing-masing mereka tahir tubuhnya.” 6 Lalu imam itu memberikan kepadanya roti kudus itu, karena tidak ada roti di sana kecuali roti sajian; roti itu biasa diangkat orang dari hadapan Tuhan, supaya pada hari roti itu diambil, ditaruh lagi roti baru.
7 Maka pada hari itu juga ada di sana salah seorang pegawai Saul, yang dikhususkan melayani Tuhan; namanya Doëg, seorang Edom, pengawas atas gembala-gembala Saul. 8 Berkatalah Daud kepada Ahimelekh: “Tidak adakah padamu di sini tombak atau pedang? Sebab baik pedangku maupun senjataku, tidak dapat kubawa, karena perintah raja itu mendesak.” 9 Kemudian berkatalah imam itu: “Pedang Goliat, orang Filistin, yang kaupukul kalah di Lembah Tarbantin, itulah yang ada di sini, terbungkus dalam kain di belakang efod itu. Jika engkau hendak mengambilnya, ambillah; yang lain tidak ada, hanya ini.” Kata Daud: “Tidak ada yang seperti itu; berikanlah itu kepadaku.”
Daud di Gat
10 Kemudian bersiaplah Daud dan larilah ia pada hari itu juga dari Saul; sampailah ia kepada Akhis, raja kota Gat. 11 Pegawai-pegawai Akhis berkata kepada tuannya: “Bukankah ini Daud raja negeri itu? Bukankah tentang dia orang-orang menyanyi berbalas-balasan sambil menari-nari, demikian:
Saul mengalahkan beribu-ribu musuh,
tetapi Daud berlaksa-laksa?”
12 Daud memperhatikan perkataan itu, dan dia menjadi takut sekali kepada Akhis, raja kota Gat itu. 13 Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya. 14 Lalu berkatalah Akhis kepada para pegawainya: “Tidakkah kamu lihat, bahwa orang itu gila? Mengapa kamu membawa dia kepadaku? 15 Kekurangan orang gilakah aku, maka kamu bawa orang ini kepadaku supaya ia menunjukkan gilanya dekat aku? Patutkah orang yang demikian masuk ke rumahku?”
Daud di gua Adulam
22Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia. 2 Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang. 3 Dari sana Daud pergi ke Mizpa di Moab dan berkata kepada raja negeri Moab: “Izinkanlah ayahku dan ibuku tinggal padamu, sampai aku tahu, apa yang dilakukan Allah kepadaku.” 4 Lalu diantarkannyalah mereka kepada raja negeri Moab, dan mereka tinggal bersama dia selama Daud ada di kubu gunung.
5 Tetapi Gad, nabi itu, berkata kepada Daud: “Janganlah tinggal di kubu gunung itu, pergilah dan pulanglah ke tanah Yehuda.” Lalu pergilah Daud dan masuk ke hutan Keret.
Para imam di Nob dibunuh
6 Hal itu terdengar oleh Saul, sebab Daud dan orang-orang yang bersama-sama dengan dia telah diketahui tempatnya. Adapun Saul ada di Gibea, sedang duduk di bawah pohon tamariska di bukit, dengan tombaknya di tangan dan semua pegawainya berdiri di dekatnya. 7 Lalu berkatalah Saul kepada para pegawainya yang berdiri di dekatnya: “Cobalah dengar, ya orang-orang Benyamin! Apakah anak Isai itu juga akan memberikan kepada kamu sekalian ladang dan kebun anggur, apakah ia akan mengangkat kamu sekalian menjadi kepala atas pasukan seribu dan atas pasukan seratus, 8 sehingga kamu sekalian mengadakan persepakatan melawan aku dan tidak ada seorang pun yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku mengikat diri dengan anak Isai itu? Tidak ada seorang pun dari kamu yang cemas karena aku, atau yang menyatakan kepadaku, bahwa anakku telah menghasut pegawaiku melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini.”
9 Lalu menjawablah Doëg, orang Edom itu, yang berdiri dekat para pegawai Saul, katanya: “Telah kulihat, bahwa anak Isai itu datang ke Nob, kepada Ahimelekh bin Ahitub. 10 Ia menanyakan Tuhan bagi Daud dan memberikan bekal kepadanya; juga pedang Goliat, orang Filistin itu, diberikannya kepadanya.” 11 Lalu raja menyuruh memanggil Ahimelekh bin Ahitub, imam itu, bersama-sama dengan seluruh keluarganya, para imam yang di Nob; dan datanglah sekaliannya menghadap raja.
12 Kata Saul: “Cobalah dengar, ya anak Ahitub!” Jawabnya: “Ya, tuanku.” 13 Kemudian bertanyalah Saul kepadanya: “Mengapa kamu mengadakan persepakatan melawan aku, engkau dengan anak Isai itu, dengan memberikan roti dan pedang kepadanya, menanyakan Allah baginya, sehingga ia bangkit melawan aku menjadi penghadang seperti sekarang ini?” 14 Lalu Ahimelekh menjawab raja: “Tetapi siapakah di antara segala pegawaimu yang dapat dipercaya seperti Daud, apalagi ia menantu raja dan kepala para pengawalmu, dan dihormati dalam rumahmu? 15 Bukan ini pertama kali aku menanyakan Allah bagi dia. Sekali-kali tidak! Janganlah kiranya raja melontarkan tuduhan kepada hambamu ini, bahkan kepada seluruh keluargaku, sebab hambamu ini tidak tahu apa-apa tentang semuanya itu, baik tentang perkara kecil maupun perkara besar.” 16 Tetapi raja berkata: “Engkau mesti dibunuh, Ahimelekh, engkau dan seluruh keluargamu.” 17 Lalu raja memerintahkan kepada bentara yang berdiri di dekatnya: “Majulah dan bunuhlah para imam Tuhan itu sebab mereka membantu Daud; sebab walaupun mereka tahu, bahwa ia melarikan diri, mereka tidak memberitahukan hal itu kepadaku.” Tetapi para pegawai raja tidak mau mengangkat tangannya untuk memarang imam-imam Tuhan itu. 18 Lalu berkatalah raja kepada Doëg: “Majulah engkau dan paranglah para imam itu.” Maka majulah Doëg, orang Edom itu, lalu memarang para imam itu. Ia membunuh pada hari itu delapan puluh lima orang, yang memakai baju efod dari kain lenan. 19 Juga penduduk Nob, kota imam itu, dibunuh raja dengan mata pedang; laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak yang menyusu, pula lembu, keledai dan domba dibunuhnya dengan mata pedang.
20 Tetapi seorang anak Ahimelekh bin Ahitub, namanya Abyatar luput; ia melarikan diri menjadi pengikut Daud. 21 Ketika Abyatar memberitahukan kepada Daud, bahwa Saul telah membunuh para imam Tuhan, 22 berkatalah Daud kepada Abyatar: “Memang pada hari itu juga ketika Doëg, orang Edom itu, ada di sana, aku telah tahu, bahwa pasti ia akan memberitahukannya kepada Saul. Akulah sebab utama dari pada kematian seluruh keluargamu. 23 Tinggallah padaku, janganlah takut; sebab siapa yang ingin mencabut nyawamu, ia juga ingin mencabut nyawaku; di dekatku engkau aman.”
Daud di Kehila
23Diberitahukanlah kepada Daud, begini: “Ketahuilah, orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan.” 2 Lalu bertanyalah Daud kepada Tuhan: “Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?” Jawab Tuhan kepada Daud: “Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila.” 3 Tetapi orang-orang Daud berkata kepadanya: “Ingatlah, sedangkan di sini di Yehuda kita sudah dalam ketakutan, apalagi kalau kita pergi ke Kehila, melawan barisan perang orang Filistin.” 4 Lalu bertanya pulalah Daud kepada Tuhan, maka Tuhan menjawab dia, firman-Nya: “Bersiaplah, pergilah ke Kehila, sebab Aku akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.” 5 Kemudian pergilah Daud dengan orang-orangnya ke Kehila; ia berperang melawan orang Filistin itu, dihalaunya ternak mereka dan ditimbulkannya kekalahan besar di antara mereka. Demikianlah Daud menyelamatkan penduduk Kehila.
6 Ketika Abyatar bin Ahimelekh melarikan diri kepada Daud ke Kehila, ia turun dengan membawa efod di tangannya.
7 Kepada Saul diberitahukan, bahwa Daud telah masuk Kehila. Lalu berkatalah Saul: “Allah telah menyerahkan dia ke dalam tanganku, sebab dengan masuk ke dalam kota yang berpintu dan berpalang ia telah mengurung dirinya.” 8 Maka Saul memanggil seluruh rakyat pergi berperang ke Kehila dan mengepung Daud dengan orang-orangnya.
9 Ketika diketahui Daud, bahwa Saul berniat jahat terhadap dia, berkatalah ia kepada imam Abyatar: “Bawalah efod itu ke mari.” 10 Berkatalah Daud: “Tuhan, Allah Israel, hamba-Mu ini telah mendengar kabar pasti, bahwa Saul berikhtiar untuk datang ke Kehila dan memusnahkan kota ini oleh karena aku. 11 Akan diserahkan oleh warga-warga kota Kehila itukah aku ke dalam tangannya? Akan datangkah Saul seperti yang telah didengar oleh hamba-Mu ini? Tuhan, Allah Israel, beritahukanlah kiranya kepada hamba-Mu ini.” Jawab Tuhan: “Ia akan datang.” 12 Kemudian bertanyalah Daud: “Akan diserahkan oleh warga-warga kota Kehila itukah aku dengan orang-orangku ke dalam tangan Saul?” Firman Tuhan: “Akan mereka serahkan.” 13 Lalu bersiaplah Daud dan orang-orangnya, kira-kira enam ratus orang banyaknya, mereka keluar dari Kehila dan pergi ke mana saja mereka dapat pergi. Apabila kepada Saul diberitahukan, bahwa Daud telah meluputkan diri dari Kehila, maka tidak jadilah ia maju berperang.
Daud di padang gurun Zif
14 Maka Daud tinggal di padang gurun, di tempat-tempat perlindungan. Ia tinggal di pegunungan, di padang gurun Zif. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.
15 Daud takut, karena Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya. Ketika Daud ada di padang gurun Zif di Koresa, 16 maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah 17 dan berkata kepadanya: “Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu.” 18 Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan Tuhan. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang ke rumahnya.
19 Tetapi beberapa orang Zif pergi menghadap Saul di Gibea dan berkata: “Daud menyembunyikan diri dekat kami di kubu-kubu gunung dekat Koresa, di bukit Hakhila, di sebelah selatan padang belantara. 20 Oleh sebab itu, jika tuanku raja berkenan datang, silakanlah datang; tanggungan kamilah untuk menyerahkan dia ke dalam tangan raja.” 21 Berkatalah Saul: “Diberkatilah kiranya kamu oleh Tuhan, karena kamu menunjukkan sayangmu kepadaku. 22 Baiklah pergi, carilah kepastian lagi, berusahalah mengetahui di mana ia berada dan siapa yang telah melihat dia di sana; sebab telah dikatakan orang kepadaku, bahwa ia sangat cerdik. 23 Berusahalah mengetahui segala tempat persembunyiannya. Kemudian datanglah kembali kepadaku dengan kabar yang pasti; dan aku akan pergi bersama-sama dengan kamu. Sesungguhnya, jika ia ada di dalam negeri, maka aku akan meneliti dia di antara segala ribuan orang Yehuda.” 24 Lalu berkemaslah mereka pergi ke Zif, mendahului Saul. Daud dan orang-orangnya ada di padang gurun Maon, di dataran di sebelah selatan padang belantara.
25 Ketika Saul dengan orang-orangnya pergi mencari Daud, diberitahukanlah hal itu kepada Daud, lalu pergilah ia ke gunung batu dan tinggal di padang gurun Maon. Saul mendengar hal itu, lalu mengejar Daud di padang gurun Maon; 26 Saul berjalan dari sisi gunung sebelah sini dan Daud dengan orang-orangnya dari sisi gunung sebelah sana. Daud cepat-cepat mengelakkan Saul; tetapi Saul dengan orang-orangnya sudah hampir mengepung Daud serta orang-orangnya untuk menangkap mereka, 27 ketika seorang suruhan datang kepada Saul dengan pesan: “Segeralah undur, sebab orang Filistin telah menyerbu negeri.” 28 Maka berhentilah Saul mengejar Daud dan pergi menghadapi orang Filistin. Itulah sebabnya orang menyebut tempat itu: Gunung Batu Keluputan.
Komentar
Saling Menguatkan
Inilah periode konflik yang sengit bagi Daud.
Kecemburuan, yang melanda Saul, tak mudah mereda ketika kecemburuan itu sudah menguasai orang tersebut. Itu menyebabkan Saul berbuat lebih jahat. Dia menganggap enteng penghancuran kota imam (22:19).
Daud terpaksa harus menggunakan tipu daya untuk menghindari serangan. Dia makan roti sajian (21:1-9). Dia pura-pura gila (Ay.13) dan mengumpulkan ‘kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati’ (22:2). Namun, kualitas Daud benar-benar terlihat justru ketika dia sedang diserang.
Kesetiaan
Daud memiliki nama besar karena kesetiaannya (Ay.14) dan dia sangat dihormati. Daud dan Yonatan saling setia: ‘maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah’ (23:16).Mengingat bahwa Yonatan bisa saja memandang diri sebagai pewaris takhta, sikap Yonatan kepada Daud sangatlah luar biasa: ‘engkau [Daud] akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu’ (Ay.17). Mereka saling bersumpah: ‘Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN’ (Ay.18).
Kesetiaan teman dan keluarga kita dalam masa konflik sangatlah membantu kita. Mereka bisa membantu Anda dalam masa sulit. Ketika mereka diserang, Anda bisa menolong mereka oleh karena kesetiaan dan dukungan Anda untuk mencari kekuatan dalam Allah.
Doa
Apa tempat berlabuh pertama Anda ketika konflik melanda? Seperti kata Joyce Meyer, ketika datang masalah, Anda lari kepada telepon atau kepada takhta? Daud belajar di tahap ini pentingnya berkonsultasi pada TUHAN sebelum membuat keputusan. Ketika dia terus diserang, Daud berdoa kepada Allah (Ay.2,4). Dengan begini, serangan bisa mendekatkan Anda pada Allah.Salah satu tragedi kisah ini adalah bukannya melawan musuh sejati (Ay.27), umat Allah, seperti kedua rusa Springbok, yang saling bertarung. Hal ini justru membuka kesempatan bagi bangsa Filistin untuk menyerang. Jemaat berada dalam bahaya gara-gara ini.
Allah dapat mengubah rencana jahat setan menjadi kebaikan. Allah menggunakan serangan bangsa Filistin untuk menolong Daud: ‘Maka berhentilah Saul mengejar Daud dan pergi menghadapi orang Filistin’ (Ay.28). Pastinya akan hebat bila jemaat menghentikan perselisihan dalam tubuh gereja dan bersatu menghadapi musuh yang sebenarnya seperti ketidakadilan, perdagangan manusia, penyakit, dan kemiskinan.
Doa
Pippa menambahkan
Amsal 13:12
‘Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.’
Kekecewaan membuat Anda sakit. Jika dibiarkan memburuk, itu akan menggerogoti Anda. Jawabannya adalah bawa semua keluh kesah Anda kepada Allah, lepaskan dan percaya dalam kedaulatan Allah. Memang tidak selalu mudah.
ayat hari ini
Amsal 13:10
‘Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat’
App
Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.
Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.