Bagaimana Mengasihi
pengantar
Empat peluru menembus tubuh Paus John Paul II, dua di perut bagian bawah, sisanya menembus tangan kiri dan lengan kanan. Usaha pembunuhan terhadap Paus pada tahun 1981 ini membuat ia terluka dan kehilangan banyak darah; kesehatan beliau tak pernah sama lagi. Juli 1981, si pelaku, Ali Ağca, dihukum kurungan seumur hidup. Paus John II meminta orang-orang untuk berdoa ‘untuk saudaraku Ağca, yang telah kumaafkan’.
Dua tahun kemudian, beliau menyalami tangan Ali Ağca, lalu dalam penjara, dengan diam-diam mengatakan padanya bahwa beliau telah mengampuni perbuatannya (meskipun calon pembunuh beliau tidak meminta pengampunan). Beliau lalu bersahabat lebih selama bertahun-tahun, kemudian menemui ibu Ali Ağca di tahun 1987 dan saudara lelakinya satu dekade kemudian. Juni 2000, Ali Ağca diampuni oleh Presiden Italia atas permintaan Paus. Februari 2005, Ali Ağca mengirim surat kepada Paus, berharap Paus sehat-sehat saja. Ketika Paus meninggal pada tanggal 2 April 2005, saudara lekaki Ali Ağca, Adrian, memberikan wawancara mengatakan bahwa Ali Ağca dan segenap keluarganya berduka dan bahwa Paus telah menjadi teman baik bagi mereka.
Respon Paus John Paul II akan kasih dan belas kasihan patut dicontoh. Kasih Allah dan belas kasihan-Nya lebih luar biasa karena di atas kayu salib Yesus, pengampunan menjadi penuh. Kasih dan keadilan menyatu, kebenaran dan belas kasihan bertemu.
Mazmur 40:9–17
9 aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
Taurat-Mu ada dalam dadaku.”
10 Aku mengabarkan keadilan
dalam jemaah yang besar;
bahkan tidak kutahan bibirku,
Engkau juga yang tahu, ya Tuhan.
11 Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku,
kesetiaan-Mu dan keselamatan dari pada-Mu kubicarakan,
kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan
kepada jemaah yang besar.
12 Engkau, Tuhan, janganlah menahan rahmat-Mu dari padaku,
kasih-Mu dan kebenaran-Mu kiranya menjaga aku selalu!
13 Sebab malapetaka mengepung aku
sampai tidak terbilang banyaknya.
Aku telah terkejar oleh kesalahanku,
sehingga aku tidak sanggup melihat;
lebih besar jumlahnya dari rambut di kepalaku,
sehingga hatiku menyerah.
14 Berkenanlah kiranya Engkau, ya Tuhan, untuk melepaskan aku;
Tuhan, segeralah menolong aku!
15 Biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu
mereka semua yang ingin mencabut nyawaku;
biarlah mundur dan kena noda
mereka yang mengingini kecelakaanku!
16 Biarlah terdiam karena malu
mereka yang mengatai aku: “Syukur, syukur!”
17 Biarlah bergembira dan bersukacita karena Engkau
semua orang yang mencari Engkau;
biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari pada-Mu
tetap berkata: “Tuhan itu besar!”
18 Aku ini sengsara dan miskin,
tetapi Tuhan memperhatikan aku.
Engkaulah yang menolong aku dan meluputkan aku,
ya Allahku, janganlah berlambat!
Komentar
Kasih dan kebenaran
Yesus melambangkan kasih Allah, dan juga kebenaran (Yoh 14:6). Roh Kudus mencurahkan kasih Allah ke dalam hati (Roma 5:5) dan Ia jugalah Roh kebenaran (Yoh 15:26). Kebenaran menjadi keras jika tidak dilembutkan dengan kasih; kasih menjadi lunak jika tidak diperkuat oleh kebenaran.
Daud mengatakan, ‘kasih-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar’ (Mazmur 40:10c). Doanya, ‘kasih-Mu dan kebenaran-Mu kiranya menjaga aku selalu!’ (Ay.11b). Dia tidak melihat kasih dan kebenaran secara terpisah dalam pemahaman apa pun, tetapi lebih kepada pelengkap. Kebenaran tentang Allah adalah bahwa Dia mengasihi Anda, Dia benar dan setia serta membawa keadilan atas dunia.
Saat kasih dan kebenaran beriringan, begitu juga dengan keadilan dan belas kasihan. Konsep-konsep kebenaran (seperti di ayat 10) dan keadilan sangat dekat berkaitan dengan Kitab Suci. Dalam renungan hari ini, permohonan Daud akan belas kasihan Allah terletak pada dasar pengetahuannya akan kebenaran Allah: ‘Engkau, TUHAN, janganlah menahan rahmat-Mu dari padaku... Aku telah terkejar oleh kesalahanku, sehingga aku tidak sanggup melihat’ (Ay.11a,12b). Dosa membutakan kita. Kita perlu belas kasihan Allah dan pengampunan-Nya sehingga kita bisa melihat dengan jelas.
Doa
Lukas 9:28–56
Yesus dimuliakan di atas gunung
(Mat. 17:1-8; Mrk. 9:2-8)
28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. 29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. 30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. 31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. 32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. 33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. 34 Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. 35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” 36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.
Yesus mengusir roh dari seorang anak yang sakit
(Mat. 17:14-21; Mrk. 9:14-29)
37 Pada keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu, datanglah orang banyak berbondong-bondong menemui Yesus. 38 Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: “Guru, aku memohon supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya anakku. 39 Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau meninggalkannya. 40 Dan aku telah meminta kepada murid-murid-Mu supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” 41 Maka kata Yesus: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!” 42 Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya kepada ayahnya. 43a Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah.
Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus
(Mat. 17:22-23; Mrk. 9:30-32)
43b Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: 44 “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” 45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.
Siapa yang terbesar di antara para murid
(Mat. 18:1-5; Mrk. 9:33-37)
46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, 48 dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”
Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan
(Mrk. 9:38-40)
49 Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” 50 Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”
Yesus dan orang Samaria
51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, 52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. 53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. 54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” 55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. 56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.
Komentar
Kasih dan belas kasihan
Pernahkah ada pengalaman hadirat Allah seperti kisah di atas gunung dalam hidup Anda ketika Anda merasa sangat dekat dengan Yesus? Renungan ini dimulai dengan pengalaman semacam itu.
Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke atas gunung untuk berdoa. Saat Yesus berdoa, ketiga murid melihat-Nya berubah rupa di hadapan mereka. Mereka melihat kemuliaan-Nya (Ay.32). Petrus berkata pada Yesus, ‘Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.’ (Ay.33). Mereka menjadi sadar akan Allah (Ay.34). Mereka lalu mendengar Allah berkata, ‘Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.’ (Ay.35).
Namun, seperti para murid yang ‘turun dari gunung’, ada saat ketika Anda harus turun (Ay.37). Puncak gunung menginspirasi kita, tetapi lembah mendewasakan kita.
Kerasnya kenyataan hidup menanti para murid di bawah, seperti kegagalan dalam pelayanan, kurangnya pemahaman dan persaingan. Tetapi pengalaman di puncak gunung dapat membantu Anda memahami hidup Anda dengan cara baru yang berbeda.
Yesus meminta pengikut-Nya untuk mengasihi semua orang. Dia memanggil Anda untuk menyambut sesama: ‘Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku’ (Ay.48). Sambutlah sesama tanpa melihat apa yang mereka bisa lakukan untuk Anda.
Bagaimana Anda menyambut sesama adalah hal yang sangat penting. Beberapa orang hangat dan ramah, sementara yang lain tidak. Beberapa gereja hangat dan ramah, sementara beberapa tidak. Saya sangat terinspirasi dengan gereja Hillsong dan sambutan yang mereka berikan bagi setiap orang yang datang di pelayanan dan konferensi mereka. Mereka tampaknya memiliki pemahaman yang begitu dalam bahwa ketika menyambut orang, mereka menyambut Yesus. Dan dalam menyambut Yesus, mereka menyambut Dia yang mengutus-Nya.
Yohanes berkata, ‘Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (Ay.49). Yesus menjawab, ‘Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.’ (Ay.50, Lukas 11:23). Terimalah sesama melebihi lingkup, golongan, dan tradisi Anda. Jika mereka tidak melawan Yesus, mereka ada untuk-Nya. Sambut mereka demikian.
Di sisi lain, jangan terkejut jika Anda tidak selalu disambut. Bahkan Yesus tidak selalu disambut. Ketika Yesus menuju Yerusalem, Dia mengirim utusan-utusan mendahului-Nya yang pergi ke desa Samaria untuk mempersiapkan sesuatu untuk-Nya. Akan tetapi, orang-orang di sana tidak menyambut Dia (9:51-53).
Respon saya atas tidak disambutnya saya mirip dengan Yakobus dan Yohanes, yaitu membalas. Ketika para murid itu mengetahui bagaimana Yesus diperlakukan demikian, mereka bertanya, 'Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?’ (Ay.54). Namun, balas dendam bukanlah respon yang benar: ‘Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.’ (Ay.55).
Yesus, yang adalah Kebenaran itu dan yang hendak menaruh keadilan Allah atas diri-Nya sendiri di kayu salib, menunjukkan pada kita artinya mengasihi musuh dan berbelas kasihan pada mereka.
Doa
Ulangan 35:1-36:13
Kota-kota orang Lewi
35Tuhan berfirman kepada Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan di dekat Yerikho: 2 “Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya dari milik pusaka kepunyaannya diberikan mereka kota-kota kepada orang Lewi untuk didiami; juga haruslah kamu memberikan kepada orang Lewi tanah-tanah penggembalaan yang di sekeliling kota-kota itu. 3 Kota-kota itu akan menjadi kepunyaan mereka untuk didiami dan tanah-tanah penggembalaannya untuk hewan yang mereka miliki dan untuk segala ternak mereka yang lain. 4 Tanah-tanah penggembalaan kota-kota yang harus kamu berikan kepada orang Lewi itu ialah dari tembok kota ke luar seribu hasta berkeliling. 5 Di luar kota itu haruslah kamu mengukur dua ribu hasta di sisi timur dan dua ribu hasta di sisi selatan dan dua ribu hasta di sisi barat dan dua ribu hasta di sisi utara, sehingga kota itu berada di tengah-tengah; itulah bagi mereka tanah-tanah penggembalaan kota-kota. 6 Mengenai kota-kota yang harus kamu berikan kepada orang Lewi itu, ialah enam kota perlindungan yang harus kamu berikan, supaya orang pembunuh dapat melarikan diri ke sana; di samping itu haruslah kamu memberikan empat puluh dua kota. 7 Segala kota yang harus kamu berikan kepada orang Lewi itu berjumlah empat puluh delapan kota, semuanya dengan tanah-tanah penggembalaannya. 8 Mengenai kota-kota yang akan kamu berikan dari tanah milik orang Israel, dari suku yang banyak jumlahnya haruslah kamu ambil banyak, dan dari suku yang sedikit jumlahnya haruslah kamu ambil sedikit. Setiap suku harus memberikan dari kota-kotanya kepada orang Lewi sekadar milik pusaka yang dibagikan kepadanya.”
Kota-kota perlindungan
9 Tuhan berfirman kepada Musa: 10 “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila kamu menyeberangi sungai Yordan ke tanah Kanaan, 11 maka haruslah kamu memilih beberapa kota yang menjadi kota-kota perlindungan bagimu, supaya orang pembunuh yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. 12 Kota-kota itu akan menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut balas, supaya pembunuh jangan mati, sebelum ia dihadapkan kepada rapat umat untuk diadili. 13 Dan kota-kota yang kamu tentukan itu haruslah enam buah kota perlindungan bagimu. 14 Tiga kota harus kamu tentukan di seberang sungai Yordan sini dan tiga kota harus kamu tentukan di tanah Kanaan; semuanya kota-kota perlindungan. 15 Keenam kota itu haruslah menjadi tempat perlindungan bagi orang Israel dan bagi orang asing dan pendatang di tengah-tengahmu, supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana. 16 Tetapi jika ia membunuh orang itu dengan benda besi, sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. 17 Dan jika ia membunuh orang itu dengan batu di tangan yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. 18 Atau jika ia membunuh orang itu dengan benda kayu di tangan yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati, maka ia seorang pembunuh; pastilah pembunuh itu dibunuh. 19 Penuntut darahlah yang harus membunuh pembunuh itu; pada waktu bertemu dengan dia ia harus membunuh dia. 20 Juga jika ia menumbuk orang itu karena benci atau melempar dia dengan sengaja, sehingga orang itu mati, 21 atau jika ia memukul dia dengan tangannya karena perasaan permusuhan, sehingga orang itu mati, maka pastilah si pemukul itu dibunuh; ia seorang pembunuh; penuntut darah harus membunuh pembunuh itu, pada waktu bertemu dengan dia.
22 Tetapi jika ia sekonyong-konyong menumbuk orang itu dengan tidak ada perasaan permusuhan, atau dengan tidak sengaja melemparkan sesuatu benda kepadanya, 23 atau dengan kurang ingat menjatuhkan kepada orang itu sesuatu batu yang mungkin menyebabkan matinya seseorang, sehingga orang itu mati, sedangkan dia tidak merasa bermusuh dengan orang itu dan juga tidak mengikhtiarkan celakanya, 24 maka haruslah rapat umat mengadili antara orang yang membunuh itu dan penuntut darah, menurut hukum-hukum ini, 25 dan haruslah rapat umat membebaskan pembunuh dari tangan penuntut darah, dan haruslah rapat umat mengembalikan dia ke kota perlindungan, ke tempat ia telah melarikan diri; di situlah ia harus tinggal sampai matinya imam besar yang telah diurapi dengan minyak yang kudus. 26 Tetapi jika terjadi bahwa pembunuh itu keluar dari batas kota perlindungan, tempat ia melarikan diri, 27 dan penuntut darah mendapat dia di luar batas kota perlindungannya, dan penuntut darah membunuh pembunuh itu, maka tidaklah ia berhutang darah, 28 sebab pembunuh itu wajib tinggal di kota perlindungan sampai matinya imam besar, tetapi sesudah matinya imam besar bolehlah pembunuh itu kembali ke tanah kepunyaannya sendiri. 29 Itulah semuanya yang harus menjadi ketetapan hukum bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu. 30 Setiap orang yang telah membunuh seseorang haruslah dibunuh sebagai pembunuh menurut keterangan saksi-saksi, tetapi kalau hanya satu orang saksi saja tidak cukup untuk memberi keterangan terhadap seseorang dalam perkara hukuman mati. 31 Janganlah kamu menerima uang tebusan karena nyawa seorang pembunuh yang kesalahannya setimpal dengan hukuman mati, tetapi pastilah ia dibunuh. 32 Juga janganlah kamu menerima uang tebusan karena seseorang yang telah melarikan diri ke kota perlindungannya, supaya ia boleh kembali untuk diam di tanahnya sebelum matinya imam besar. 33 Jadi janganlah kamu mencemarkan negeri tempat tinggalmu, sebab darah itulah yang mencemarkan negeri itu, maka bagi negeri itu tidak dapat diadakan pendamaian oleh karena darah yang tertumpah di sana, kecuali dengan darah orang yang telah menumpahkannya. 34 Maka janganlah najiskan negeri tempat kedudukanmu, yang di tengah-tengahnya Aku diam, sebab Aku, Tuhan, diam di tengah-tengah orang Israel.”
Syarat perkawinan anak-anak perempuan yang mempunyai hak waris
36Mendekatlah kepala-kepala puak dari kaum bani Gilead bin Makhir bin Manasye, salah satu dari kaum-kaum keturunan Yusuf, dan berbicara di depan Musa dan pemimpin-pemimpin, kepala-kepala suku orang Israel, 2 kata mereka: “Tuhan telah memerintahkan tuanku untuk memberikan tanah itu kepada orang Israel sebagai milik pusaka dengan membuang undi, dan oleh Tuhan telah diperintahkan kepada tuanku untuk memberikan milik pusaka Zelafehad, saudara kami, kepada anak-anaknya yang perempuan. 3 Tetapi seandainya mereka kawin dengan salah seorang anak laki-laki dari suku lain di antara orang Israel, maka milik pusaka perempuan itu akan dikurangkan dari milik pusaka bapa-bapa kami dan akan ditambahkan kepada milik pusaka suku yang akan dimasukinya, jadi akan dikurangkan dari milik pusaka yang diundikan kepada kami. 4 Maka apabila tiba tahun Yobel bagi orang Israel, milik pusaka perempuan itu akan ditambahkan kepada milik pusaka suku yang akan dimasukinya dan akan dikurangkan dari milik pusaka suku nenek moyang kami.”
5 Lalu Musa memerintahkan kepada orang Israel sesuai dengan titah Tuhan: “Perkataan suku keturunan Yusuf itu benar. 6 Inilah firman yang diperintahkan Tuhan mengenai anak-anak perempuan Zelafehad, bunyinya: Mereka boleh kawin dengan siapa saja yang suka kepada mereka, asal mereka kawin di lingkungan salah satu kaum dari suku ayah mereka. 7 Sebab milik pusaka orang Israel tidak boleh beralih dari suku ke suku, tetapi orang Israel haruslah masing-masing memegang milik pusaka suku nenek moyangnya. 8 Jadi setiap anak perempuan di antara suku-suku orang Israel yang telah mewarisi milik pusaka, haruslah kawin dengan seorang dari salah satu kaum yang termasuk suku ayahnya, supaya setiap orang Israel mewarisi milik pusaka nenek moyangnya. 9 Sebab milik pusaka itu tidak boleh beralih dari suku ke suku, tetapi suku-suku orang Israel haruslah masing-masing memegang milik pusakanya sendiri.”
10 Seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa, demikianlah diperbuat anak-anak perempuan Zelafehad. 11 Maka Mahla, Tirza, Hogla, Milka dan Noa, anak-anak perempuan Zelafehad, kawin dengan anak-anak lelaki dari pihak saudara-saudara ayah mereka; 12 mereka kawin dengan laki-laki dari kaum-kaum bani Manasye bin Yusuf, sehingga milik pusaka mereka tetap tinggal pada suku kaum ayahnya.
13 Itulah perintah dan peraturan yang diperintahkan Tuhan kepada orang Israel dengan perantaraan Musa di dataran Moab di tepi sungai Yordan dekat Yerikho.
Komentar
Kasih dan keadilan
Seluruh kehidupan Israel saat itu langsung diperintah oleh Allah. Dijalankan dengan cara yang sangat berbeda dari kita. Beberapa hukum memiliki penerapan untuk seluruh dunia. Lainnya khusus untuk Israel Kuno saja. Di sini, kita melihat awal penggunaan kode yang khusus terhadap Israel Kuno.
Hukuman mati adalah ungkapan akan kesucian hidup manusia (Kejadian 9:6). Karena mengambil nyawa manusia itu sangat serius sehingga hukumannya perlu serius juga. Itulah keadaan masyarakat jaman dahulu yang mana hukuman alternatif, yaitu kurungan seumur hidup, misalnya, sangat tidak berguna.
Kita melihat perbedaan itu dibuat antara pembunuhan ‘atas kesengajaan’ (Bilangan 35:20) dan pembunuhan ‘tanpa perasaan permusuhan atau tanpa kesengajaan’, (Ay.22). Kita melihat awal-awal hak persidangan oleh dewan juri, yang adalah oleh rakyat tersebut. Mereka yang didakwa berbuat kejahatan 'tampil di hadapan masyarakat pengadilan' (Ay.12). 'Masyarakat ini bertugas untuk mengadili' (Ay.24).
‘Penuntut darah’ (Ay.19) tidak boleh menuntut atas dendam pribadi. Perkara harus dihadapkan kepada pengadilan (rapat umat, Ay.12) oleh lebih dari satu saksi mata dan keputusannya dibuat oleh pengadilan. Harus ada bukti yang benar (Ay.30). Tidak boleh ada suap (Ay.31).
Perjanjian Baru membuat perbedaan antara urusan mengenai keadaan suatu negara dan moralitas pribadi. Pihak yang berwenang dibentuk oleh Allah dan pemerintah adalah hamba Allah untuk melakukan hal yang benar... Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat. (Roma 13:4). Kondisi tersebut berkaitan dengan perlindungan terhadap orang-orang lain. Membiarkan dan memperbolehkan ketidakadilan benar-benar merusak kasih dan iman Kristen juga dengan membiarkan yang jahat lepas dan mengabaikan luka yang dialami korban.
Namun, dalam moralitas pribadi kita diberitahu, baik oleh Yesus dan Rasul Paulus, untuk tidak membalas (Matius 5:38-42; Roma 12:17-19). Sikap kasih dan pengampunan ini tidak akan menyangkal keadilan, melainkan ungkapan kepercayaan akan keadilan Allah (lihat Roma 12:19). Saat kita percaya keadilan Allah, kita diberdayakan untuk meniru kasih-Nya. Seperti yang Miroslav Volf tulis, ‘Praktik non-kekerasan membutuhkan kepercayaan akan pembalasan ilahi.’ Dia menjelaskan bahwa ketika kita tahu si penyiksa tidak akan selamanya menang atas korban, kita bebas untuk menilik kembali sifat kemanusiawian orang itu dan meniru kasih Allah untuk mereka.
Perbedaan antara moralitas kita dan situasi tersebut menciptakan emosi dalam diri kita semua. Kita semua adalah pribadi dengan perintah dari Yesus untuk tidak membalas dendam. Kita juga warga negara dengan kewajiban untuk mencegah tindak kejahatan dan membawa yang bersalah ke pengadilan. Tidak mudah untuk menahan emosi memang, tetapi sikap kasih perlu untuk diterapkan. Motif kita harus selalu kasih dan keadilan, bukan balas dendam. Dalam tiap situasi, kita perlu bertindak dengan sikap kasih.
Doa
Pippa menambahkan
Lukas 9:46–48
Saya tak percaya bahwa kita kembali memperdebatkan tentang siapa yang terbesar. Yah, setidaknya mereka jujur. Dalam ayat 48 dikatakan, ‘Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.’ Kerendahan hati yang sejati merupakan hal yang indah dan menginspirasi.
ayat hari ini
Mazmur 40:12
'... kasih-Mu dan kebenaran-Mu kiranya menjaga aku selalu'
App
Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.
Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
John Eddison, ‘At the Cross of Jesus’, © Scripture Union
Miroslav Volf, Exclusion & Embrace, (Abingdon 1996), p.304
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.