Menantang Pertentangan
pengantar
Saya sering mendengar bahwa ‘Alkitab penuh dengan pertentangan’. Tentunya benar ada banyak pertentangan menurut penglihatan.
Saat dihadapkan untuk menantang pertentangan:
- Harmoniskan pertentangan menurut penglihatan itu dengan pesan Alkitab secara keseluruhan
- Hindari penggunaan cara-cara pengharmoniasi buatan
- Bersabar, bersiap menunggu, dan hidup dengan pertanyaan yang tak terpecahkan
Amsal 26:3–12
3 Cemeti adalah untuk kuda, kekang untuk keledai,
dan pentung untuk punggung orang bebal.
4 Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya,
supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.
5 Jawablah orang bebal menurut kebodohannya,
supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.
6 Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal
mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan.
7 Amsal di mulut orang bebal
adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh.
8 Seperti orang menaruh batu di umban,
demikianlah orang yang memberi hormat kepada orang bebal.
9 Amsal di mulut orang bebal
adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk.
10 Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat
adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.
11 Seperti anjing kembali ke muntahnya,
demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.
12 Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak,
harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.
Komentar
Jawab atau jangan menjawab?
Kata ‘bebal’ muncul 96 kali dalam Kitab Amsal. Orang bebal adalah kebalikan dari orang bijak yang dipuji oleh penulis Amsal.
Dia berkata, *\t‘Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia’ (Ay.4). *\t‘Jawablah orang bebal menurut kebodohannya, supaya jangan ia menganggap dirinya bijak’ (Ay.5).
Ini tidak mungkin bertentangan. Jika dua ayat tersebut muncul dalam bagian yang berbeda di Alkitab, itu akan diterima sebagai pertentangan yang jelas. Namun, fakta bahwa kedua ayat tersebut muncul tepat setelah ayat yang lain menunjukkan bahwa menurut pandangan si penulis, tidak ada pertentangan.
Kritik bisa sangat membantu dan kita bisa belajar dari hal itu. Namun, terkadang kritik bisa datang dari ‘orang bebal’. Bagaimana respon kita? Ada ketegangan: di satu sisi, kita tidak ingin menjawab, dalam pengertian, karena itu merendahkan level dan kualitas kritik.
Di sisi lain, kita ingin menjawab karena jika tidak, pengkritik akan merasa diri mereka benar dan mereka ‘mengganggap diri mereka bijak’ (Ay.5).
Mungkin penulis Kitab Amsal menggunakan dilema untuk membuat humor, bahwa ketika berbicara dengan orang bebal, entah Anda merespon atau tetap diam, Anda tak bisa menang.
Sangat menggoda untuk berpikir bahwa orang bebal itu orang lain dan bukan saya. Jika kita berpikir ini, lalu kita ‘menganggap diri bijak’: ‘Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu’ (Ay.12). Inilah sengat pada ekor. Setelah membuat kita tersenyum dengan menunjukkan betapa bodohnya orang bebal itu, kita diingatkan bahwa ketika kita menganggap diri bijak, kita lebih buruk daripada orang bebal.
Doa
Titus 2:1–15
Kewajiban orang tua, pemuda dan hamba
2Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat: 2 Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan. 3 Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik 4 dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, 5 hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar firman Allah jangan dihujat orang. 6 Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal 7 dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, 8 sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita. 9 Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, 10 jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.
Kasih karunia Allah menyelamatkan semua manusia
11 Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. 12 Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini 13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, 14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. 15 Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.
Komentar
'Membosankan’ atau ‘menarik’?
Bila kekristenan harus kredibel dan menarik bagi dunia, orang Kristen harus hidup tulus dan menarik.
Paulus menulis pada Titus bahwa kita harus ‘dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita’ (Ay.10). Ajaran yang dia berikan tentang mengajarkan wanita untuk ‘hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang’ (Ay.5).
Secara identik, arahan yang diberikan kepada Titus tentang penguasaan diri, integritas dan sebagainya itu agar ‘tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita’ (Ay.8).
Namun, ketika kita membaca arahan-arahan ini, kesannya sangat berlawanan dengan apa yang budaya abad 21 anggap menarik. Paulus berbicara tentang ‘ajaran yang sehat’ (Ay.1), ‘hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan’ (Ay.2), ‘hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik’ (Ay.3), ‘hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat’ (Ay.5), ‘teladan dalam berbuat baik... jujur dan bersungguh-sungguh... sehat dan tidak bercela...’ (Ay.7-8), ‘meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya... hidup bijaksana, adil dan beribadah’ (Ay.12).
Ini semua terdengar sangat tidak menarik bagi telinga modern. Namun saat kita melihat orang hidup seperti ini, Bunda Teresa atau Paus Francis, hal ini menjadi sangat menarik. Budaya kita tidak menyukai gagasan kekudusan, tetapi ketika orang melihat hidup kudus, mereka jadi terpikat. ‘Kekudusan’ sejati adalah ketika orang menjadi lebih hidup setelah Anda meninggalkan mereka dibandingkan saat Anda bertemu mereka.
Seperti kata Simone Weil: ‘Kejahatan khayalan itu romantis dan beragam; kejahatan sejati itu suram, monoton, gersang, membosankan. Kebaikan khayalan itu membosankan; kebaikan sejati itu selalu baru, ajaib, menggembirakan.’
Ada keindahan mengenai ‘hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan’ (Ay.2); yaitu ‘orang-orang yang merupakan teladan kebaikan, kebajikan dan kemurnian (Ay.3,5); yang ‘meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi... hidup bijaksana, adil dan beribadah’ (Ay.12).
Yesus telah mati untuk kita ‘untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik’ (Ay.14).
Doa
Habakuk 1:1–3:19
Judul
1Ucapan ilahi dalam penglihatan nabi Habakuk.
Keluhan nabi karena ketidaksetiaan
2 Berapa lama lagi, Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: “Penindasan!” tetapi tidak Kautolong? 3 Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi. 4 Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul terbalik.
Penghukuman yang dijalankan oleh orang Kasdim
5 Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan. 6 Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka. 7 Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan keluhurannya berasal dari padanya sendiri. 8 Kudanya lebih cepat dari pada macan tutul, dan lebih ganas dari pada serigala pada waktu malam; pasukan berkudanya datang menderap, dari jauh mereka datang, terbang seperti rajawali yang menyambar mangsa. 9 Seluruh bangsa itu datang untuk melakukan kekerasan, serbuan pasukan depannya seperti angin timur, dan mereka mengumpulkan tawanan seperti banyaknya pasir. 10 Raja-raja dicemoohkannya dan penguasa-penguasa menjadi tertawaannya. Ditertawakannya tiap tempat berkubu, ditimbunkannya tanah dan direbutnya tempat itu. 11 Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.
Di manakah keadilan Tuhan?
12 Bukankah Engkau, ya Tuhan, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya Tuhan, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa. 13 Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia? 14 Engkau menjadikan manusia itu seperti ikan di laut, seperti binatang-binatang melata yang tidak ada pemerintahnya? 15 Semuanya mereka ditariknya ke atas dengan kail, ditangkap dengan pukatnya dan dikumpulkan dengan payangnya; itulah sebabnya ia bersukaria dan bersorak-sorai. 16 Itulah sebabnya dipersembahkannya korban untuk pukatnya dan dibakarnya korban untuk payangnya; sebab oleh karena alat-alat itu pendapatannya mewah dan rezekinya berlimpah-limpah. 17 Sebab itukah ia selalu menghunus pedangnya dan membunuh bangsa-bangsa dengan tidak kenal belas kasihan?
Orang yang benar akan hidup oleh karena percayanya
2Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku. 2 Lalu Tuhan menjawab aku, demikian: “Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. 3 Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh. 4 Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. 5 Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya.”
Penghukuman atas para penindas
6 Bukankah sekalian itu akan melontarkan peribahasa mengatai dia, dan nyanyian olok-olok serta sindiran ini:
Celakalah orang yang menggaruk bagi dirinya apa yang bukan miliknya – berapa lama lagi? – dan yang memuati dirinya dengan barang gadaian. 7 Bukankah akan bangkit dengan sekonyong-konyong mereka yang menggigit engkau, dan akan terjaga mereka yang mengejutkan engkau, sehingga engkau menjadi barang rampasan bagi mereka? 8 Karena engkau telah menjarah banyak suku bangsa, maka bangsa-bangsa yang tertinggal akan menjarah engkau, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota dan seluruh penduduknya itu.
9 Celakalah orang yang mengambil laba yang tidak halal untuk keperluan rumahnya, untuk menempatkan sarangnya di tempat yang tinggi, dengan maksud melepaskan dirinya dari genggaman malapetaka! 10 Engkau telah merancangkan cela ke atas rumahmu, ketika engkau bermaksud untuk menghabisi banyak bangsa; dengan demikian engkau telah berdosa terhadap dirimu sendiri. 11 Sebab batu berseru-seru dari tembok, dan balok menjawabnya dari rangka rumah.
12 Celakalah orang yang mendirikan kota di atas darah dan meletakkan dasar benteng di atas ketidakadilan. 13 Sesungguhnya, bukankah dari Tuhan semesta alam asalnya, bahwa bangsa-bangsa bersusah-susah untuk api dan suku-suku bangsa berlelah untuk yang sia-sia? 14 Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut.
15 Celakalah orang yang memberi minum sesamanya manusia bercampur amarah, bahkan memabukkan dia untuk memandang auratnya. 16 Telah engkau kenyangkan dirimu dengan kehinaan ganti kehormatan. Minumlah juga engkau dan terhuyung-huyunglah. Kepadamu akan beralih piala dari tangan kanan Tuhan, dan cela besar akan meliputi kemuliaanmu. 17 Sebab kekerasan terhadap gunung Libanon akan menutupi engkau dan pemusnahan binatang-binatang akan mengejutkan engkau, karena darah manusia yang tertumpah itu dan karena kekerasan terhadap negeri, kota dan seluruh penduduknya itu. 18 Apakah gunanya patung pahatan, yang dipahat oleh pembuatnya? Apakah gunanya patung tuangan, pengajar dusta itu? Karena pembuatnya percaya akan buatannya, padahal berhala-berhala bisu belaka yang dibuatnya.
19 Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: “Terjagalah!” dan kepada sebuah batu bisu: “Bangunlah!” Masakan dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak, tetapi roh tidak ada sama sekali di dalamnya.
20 Tetapi Tuhan ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!
Doa nabi Habakuk
3Doa nabi Habakuk. Menurut nada ratapan.
2 Tuhan, telah kudengar kabar tentang Engkau,
dan pekerjaan-Mu, ya Tuhan, kutakuti!
Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun,
nyatakanlah itu dalam lintasan tahun;
dalam murka ingatlah akan kasih sayang!
3 Allah datang dari negeri Téman
dan Yang Mahakudus dari pegunungan Paran. Sela
Keagungan-Nya menutupi segenap langit,
dan bumi pun penuh dengan pujian kepada-Nya.
4 Ada kilauan seperti cahaya,
sinar cahaya dari sisi-Nya
dan di situlah terselubung kekuatan-Nya.
5 Mendahului-Nya berjalan penyakit sampar
dan demam mengikuti jejak-Nya.
6 Ia berdiri, maka bumi dibuat-Nya bergoyang;
Ia melihat berkeliling, maka bangsa-bangsa dibuat-Nya melompat terkejut,
hancur gunung-gunung yang ada sejak purba,
merendah bukit-bukit yang berabad-abad;
itulah perjalanan-Nya berabad-abad.
7 Aku melihat kemah-kemah orang Kusyan tertekan,
kain-kain tenda tanah Midian menggetar.
8 Terhadap sungai-sungaikah, ya Tuhan,
terhadap sungai-sungaikah murka-Mu bangkit?
Atau terhadap lautkah amarah-Mu
sehingga Engkau mengendarai kuda dan kereta kemenangan-Mu?
9 Busur-Mu telah Kaubuka,
telah Kauisi dengan anak panah. Sela
Engkau membelah bumi menjadi sungai-sungai;
10 melihat Engkau, gunung-gunung gemetar,
air bah menderu lalu,
samudera raya memperdengarkan suaranya
dan mengangkat tangannya.
11 Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya,
karena cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju,
karena kilauan tombak-Mu yang berkilat.
12 Dalam kegeraman Engkau melangkah melintasi bumi,
dalam murka Engkau menggasak bangsa-bangsa.
13 Engkau berjalan maju untuk menyelamatkan umat-Mu,
untuk menyelamatkan orang yang Kauurapi.
Engkau meremukkan bagian atas rumah orang-orang fasik
dan Kaubuka dasarnya sampai batu yang penghabisan. Sela
14 Engkau menusuk dengan anak panahnya sendiri
kepala laskarnya, yang mengamuk
untuk menyerakkan aku dengan sorak-sorai,
seolah-olah mereka menelan orang tertindas secara tersembunyi.
15 Dengan kuda-Mu, Engkau menginjak laut,
timbunan air yang membuih.
16 Ketika aku mendengarnya, gemetarlah hatiku,
mendengar bunyinya, menggigillah bibirku;
tulang-tulangku seakan-akan kemasukan sengal,
dan aku gemetar di tempat aku berdiri;
namun dengan tenang akan kunantikan hari kesusahan,
yang akan mendatangi bangsa
yang bergerombolan menyerang kami.
17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga,
pohon anggur tidak berbuah,
hasil pohon zaitun mengecewakan,
sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan,
kambing domba terhalau dari kurungan,
dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan,
beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
19 Allah Tuhanku itu kekuatanku:
Ia membuat kakiku seperti kaki rusa,
Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.
(Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).
Komentar
Iman dan keraguan?
Apakah keraguan dan ketakutan bisa berhubungan dengan iman? Apakah Anda sedang menghadapi masalah dengan pernikahan Anda, keluarga Anda, pekerjaan Anda, kesehatan Anda, keuangan Anda, atau semuanya itu? Apa ini membuat Anda meragukan keberadaan Allah? Haruskah Anda berhenti percaya?
Banyak orang menganggap iman tak boleh dipertanyakan. Mereka menganggap iman dan keraguan adalah kebalikannya. Nyatanya, iman dan keraguan adalah dua sisi dari koin yang sama. Jelas bahwa 2+2=4. Tak butuh iman untuk mempercayainya. Di sisi lain, percaya bahwa seseorang mengasihi Anda itu bisa diragukan. Beriman pada Allah mirip dengan mengasihi orang. Selalu ada kemungkinan rasa ragu. Tanpa keraguan, iman tak akan jadi iman.
Demikian halnya, tidak salah mempertanyakan Allah dalam konteks iman. Kitab Habakuk dimulai dengan orang yang percaya, namun mempertanyakan. Lalu, diakhiri dengan ungkapan iman yang begitu luar biasa, yang jarang ditemui di bagian lain Perjanjian Lama.
Habakuk melihat dunia dan merasa bingung dan takut. Dia melihat ‘penindasan’ (1:2), ‘kejahatan dan kelaliman’, ‘aniaya dan kekerasan’, ‘perbantahan dan pertikaian’ (Ay.3). Namun TUHAN tampaknya tidak melakukan apa-apa (Ay.2-4). Dia melihat rasa sakit dan penderitaan dan bertanya, ‘Berapa lama lagi, TUHAN...? Mengapa...?’ (Ay.2-3).
Dia mengungkapkan masalah itu kepada Allah dan bertanya dengan hati yang sungguh. Allah menjawab bahwa Ia akan melakukan sesuatu yang ajaib, yang Habakuk tidak duga (Ay.5). Dia membangkitkan orang Kasdim (Ay.6). Sehingga, Israel dikepung dan diangkut ke dalam pembuangan.
Habakuk bingung. Tentu Allah yang mengendalikan sejarah dan berkuasa (Ay.12) Bagaimana bisa Allah yang kudus menggunakan orang Babel yang kejam dan musyrik untuk menghukum bangsa yang saleh? ‘Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa... Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman’ (Ay.12-13). Habakuk tampaknya tidak mendapatkan jawaban langsung. Bagaimanapun, dia menyerahkan keluhan dan masalahnya kepada Allah sembari menunggu (2:1).
Pertama, Allah menyuruh dia untuk menuliskan penglihatan tersebut (Ay.2). Ketika Anda merasakan Allah berbicara kepada Anda dan memberi Anda penglihatan, sebaiknya ditulis agar Anda bisa merujuknya kembali dan berpegang padanya. Kedua, Allah berkata padanya bahwa dia harus menunggu jawabnya: ‘nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh’ (Ay.3).
Allah ingin Anda menyerahkan keraguan dan pertanyaan kepada-Nya. Anda mungkin tidak selalu mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan Anda. Selagi menunggu jawabnya, Anda dipanggil untuk percaya kepada Allah, bahkan ketika Anda tidak sepenuhnya mengerti perbuatan-Nya.
Iman termasuk percaya perkataan Allah walau Anda menghadapi kesulitan: ‘orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya’ (Ay.4). Habakuk melihat bahwa penghakiman akan datang atas orang-orang Babel yang tak beriman itu. Dia juga melihat, kelak, orang fasik akan dihancurkan dan ‘bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut’ (Ay.14). Pada akhirnya, dia melihat menangnya kebaikan atas kejahatan.
Sejak saat itu, dia memutuskan untuk dekat dengan Allah apa pun yang terjadi.
Dia mengabdikan diri untuk memuji dan tidak mengeluh. Dia memutuskan untuk bersabar. Dia memutuskan untuk bersukacita apa pun keadaannya. Dia memutuskan untuk beriman, bahkan ketika tidak ada buah (3:17-19).
Allah peduli. Meski Anda tidak menemukan apa-apa lagi, Anda bisa bersukacita atas hubungan Anda dengan TUHAN. Habakuk berkata, ‘aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku’ (Ay.18). Allah membuat dia teguh dan girang hati: ‘ALLAH Tuhanku itu kekuatanku:Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku’ (Ay.19).
Seperti yang Joyce Meyer tulis, ‘Kita perlu mengizinkan kesulitan kita untuk menolong kita mengembangkan “kaki rusa”. Ketika memiliki “kaki rusa”... kita akan berjalan dan membuat kemajuan melalui masalah, penderitaan, tanggung jawab kita atau apa pun yang menahan kita.’
Doa
Pippa menambahkan
Habakuk 3:17–18
‘Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.’
Saya ingat Andrew White (Pendeta di Baghdad) berbicara mengenai renungan ini setelah kota dan gerejanya dibom. Iman dan pekerjaannya di Irak menginspirasi. Saya tertantang oleh orang-orang Kristen yang tinggal di tempat seperti Irak dan Suriah yang bertekun walau dalam ancaman Isis, dikepung oleh penganiayaan dan penderitaan.
ayat hari ini
Habakuk 3:19
‘ALLAH Tuhanku itu kekuatanku:Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku’
App
Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.
Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.
Referensi
Joyce Meyer, The Everyday Life Bible, (Faithwords, 2013) p.1434
Simone Weil, Gravity and Grace, (Routledge, 2002) p.70.
Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.
Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.