Hari 292

Firman, Firman Allah dan ‘firman’

Kebijaksanaan Amsal 25:11-20
Perjanjian Baru 1 Timotius 4:1–16
Perjanjian Lama Yeremia 40:7–42:22

pengantar

Aktor David Suchet, yang dikenal karena perannya dalam Poirot, berkata bagaimana beberapa tahun lalu dia berbaring di bak mandinya di sebuah hotel di Amerika, ketika tiba-tiba ada dorongan untuk membaca Alkitab. Dia mencari Alkitab Gideon dan mulai membaca Perjanjian Baru. Saat dia membaca, dia mengalami perjumpaan dengan Yesus Kristus. Katanya:

‘Entah dari mana ada dorongan untuk membaca Alkitab lagi. Itu bagian yang terpenting. Saya mengawali dengan Kisah Para rasul dan lalu ke Surat-surat Paulus, yaitu Roma dan Korintus. Dan setelahnya, saya membaca Injil. Dalam Perjanjian Baru, saya tiba-tiba menemukan cara hidup yang harus diikuti.’

Firman yang paling berkuasa yang pernah ditulis ada di Alkitab. Firman adalah tema yang penting di dalamnya, dan kata ‘firman’ dipakai dalam pemahaman-pemahaman berbeda dalam renungan hari ini.

  • Pertama, itu dipakai dalam pemahaman perkataan kita. Hal-hal yang kita katakan bisa baik atau buruk (Amsal 25:11-20).

  • Kedua, itu juga dipakai dalam pemahaman Firman Allah. Ini adalah Yesus Kristus (Yoh 1:1; Ibrani 1:2), tetapi juga merujuk pada Firman Allah dalam Kitab Suci dan dalam pengajaran dan ajaran (1 Timotius 4:1-16).

  • Ketiga, Alkitab juga menggunakan frasa ‘firman TUHAN’ dalam pemahaman nubuat (Yeremia 42:7). Allah terus berbicara kepada jemaat melalui pesan-pesan nubuatan (1 Timotius 4:14). Tentu saja, kita perlu membedakan nabi-nabi Perjanjian Lama, yang ‘firman’nya sepenuhnya adalah ‘firman TUHAN’ dan kini merupakan bagian dari Kitab Suci, dari ‘firman’ nubuatan zaman sekarang, yang memerlukan pengujian terhadap Kitab Suci.

Kebijaksanaan

Amsal 25:11-20

11 Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya
  adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.
12 Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana
  untuk telinga yang mendengar.
13 Seperti sejuk salju di musim panen,
  demikianlah pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya.
  Ia menyegarkan hati tuan-tuannya.
14 Awan dan angin tanpa hujan,
demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah
  yang tidak pernah diberikannya.
15 Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan
  dan lidah lembut mematahkan tulang.
16 Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya,
  jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya.
17 Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu,
  supaya jangan ia bosan, lalu membencimu.
18 Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya
  adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam.
19 Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan
  adalah seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah.
20 Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih
  adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin,
  dan seperti cuka pada luka.

Komentar

Gunakan perkataan Anda demi dampak yang baik

1. Perkataan yang baik
Perkataan yang kita katakan penting. Terkadang, mereka berdampak sangat baik. Ketika orang menemukan perkataan yang tepat di saat yang tepat, ada sisi keindahan yang terlihat dari perkataan tersebut: ‘Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak’ (Ay.11).

Sesuatu yang kurang mudah didengar, tetapi sama berharganya adalah ‘Teguran orang yang bijak... untuk telinga yang mendengar’ (Ay.12). Menerima kritik selalu sulit, seperti penulis kitab Amsal katakan, ‘Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar’ (Ay.12). Teman yang menegor kita di saat kita salah adalah teman yang sangat berharga.

Sama miripnya, teman atau pesuruh yang bisa dipercaya yang menepati perkataan mereka ‘seperti sejuk salju di musim panen...’ (Ay.13).

Lidah begitu berkuasa: ‘Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang’ (Ay.15).

2. Perkataan yang buruk
Ada beberapa penggunaan perkataan yang penulis Kitab Amsal memperingatkan kita. Janji-janji kosong menuntun kepada kekecewaan: ‘Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya’ (Ay.14).

Secara keseluruhan, tidaklah baik menghabiskan banyak waktu berbicara pada orang atau sekelompok orang: ‘Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu’ (Ay.17). Kita perlu keseimbangan dalam hubungan. Perkataan perlu diucapkan dengan bijak.

Penggunaan perkataan yang buruk lainnya adalah ‘kesaksian palsu’ (Ay.18), yaitu mengatakan dusta. Ini dapat ditemukan di persidangan atau dalam percakapan atau melalui daring: ‘Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam’ (Ay.18). Sangat menyakitkan mendengar hal-hal yang sebenarnya dusta.

Doa

TUHAN, terimakasih atas kuasa perkataan untuk membawa berkat. Saat ini, jagalah bibirku dan awasilah lidahku agar aku hanya mengucapkan perkataan yang baik.
Perjanjian Baru

1 Timotius 4:1–16

Tugas Timotius dalam menghadapi pengajar sesat

4Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan 2 oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. 3 Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. 4 Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, 5 sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.

6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. 7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. 8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. 9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. 10 Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

11 Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. 12 Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. 13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. 14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. 15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. 16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.

Komentar

Abdikan diri kepada Firman Allah

Sedih dan mengecewakan ketika orang-orang Kristen tersesat dari iman mereka. Paulus menulis bahwa beberapa orang akan murtad dan ‘mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan’ (Ay.1).

Jagalah diri dari tipu daya dengan mempelajari kebenaran, yang diungkapkan oleh Roh Kudus dalam Firman Allah.

Paulus memperingatkan tentang ajaran palsu yang melarang kita menikah atau melarang makan ini atau makan itu (Ay.3). Tulisnya, ‘Tetapi Roh dengan tegas mengatakan...’ (Ay.1) dan ‘Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa’ (Ay.4-5).

Paulus mendorong Timotius untuk melanjutkan ‘ajaran sehat’ yang telah dia terima (Ay.6). Contoh ajaran sehat ini merupakan ‘perkataan yang benar dan patut diterima sepenuhnya’ (Ay.9), bahwa Allah adalah ‘Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya’ (Ay.10).

Timotius dipanggil untuk ‘memberitakan dan mengajarkan semuanya itu’ (Ay.11). Dia harus menjadi teladan orang percaya dalam perkataan (seperti dalam hidup, kasih, iman dan kemurnian). Paulus mendorongnya untuk mengabdikan diri dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar (Ay.13). Ini harus selalu jadi prioritas tertinggi pemimpin-pemimpin Kristen (lihat 5:17).

Ini semua bagian dari melatih diri Anda menjadi saleh (4:7). Tetap bugar itu bagus: ‘Latihan badani terbatas gunanya’ (Ay.8a), tetapi pelatihan dalam kesalehan jauh lebih penting daripada pelatihan fisik. ‘tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang’ (Ay.8b).

Dalam hidup Kristen, usia tidak mendefinisikan kedewasaan. Paulus menulis, ‘Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda’ (Ay.12). Berapapun usia Anda, Anda dapat menetapkan teladan hidup. Lebih jauh, usia bukan patokan untuk mengajarkan firman Allah.

Paulus mendorong Timotius untuk mengawasi hidup dan ajarannya dengan seksama (Ay.16) untuk mengawasi hidup dan perkataannya. ‘Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu’ (Ay.16).

Dia juga merujuk pada anugerah yang diberikan kepada Timotius melalui pesan nubuatan ketika penatua menumpangkan tangan padanya. Ini adalah contoh Perjanjian Baru tentang ‘firman’ dari TUHAN yang diberikan melalui anugerah nubuatan.

Doa

TUHAN, tolong aku untuk melatih diri dalam kesalehan (Ay.7b), untuk mengabdikan diriku pada Kitab Suci dan untuk menetapkan teladan dalam hidup (Ay.12-13).
Perjanjian Lama

Yeremia 40:7–42:22

Masa Gedalya menjadi gubernur dan pembunuhannya

(2 Raj. 25:22-26)
7 Ketika semua panglima tentara, yang masih berada di luar kota dengan orang-orangnya, mendengar bahwa raja Babel telah mengangkat Gedalya bin Ahikam bin Safan atas negeri itu dan bahwa kepadanya telah diserahkan pengawasan atas laki-laki, perempuan dan anak-anak, yaitu dari orang-orang lemah di negeri itu, yang tidak diangkut ke dalam pembuangan ke Babel, 8 maka pergilah mereka kepada Gedalya di Mizpa; mereka ialah Ismael bin Netanya, Yohanan bin Kareah, Seraya bin Tanhumet, anak-anak Efai orang Netofa itu, dan Yezanya, anak seorang Maakha, bersama dengan anak buahnya. 9 Lalu bersumpahlah Gedalya bin Ahikam bin Safan kepada mereka dengan anak buah mereka: “Janganlah kamu takut untuk takluk kepada orang-orang Kasdim itu; tinggallah di negeri ini dan takluklah kepada raja Babel, maka keadaanmu akan menjadi baik. 10 Dan aku sendiri, aku menetap di Mizpa untuk bertindak sebagai wakil di depan orang-orang Kasdim yang akan datang kepada kita; tetapi kamu ini, kumpulkanlah saja hasil anggur, buah-buahan dan minyak, kemudian simpanlah sebagai persediaan, dan tinggallah di kota-kota di mana kamu hendak menetap.”

11 Juga ketika semua orang Yehuda, yang ada di Moab di antara bani Amon, di Edom dan di negeri-negeri lain, mendengar bahwa raja Babel telah membiarkan tinggal sisa rakyat di Yehuda dan mengangkat Gedalya bin Ahikam bin Safan atas mereka, 12 maka kembalilah semua orang Yehuda dari segala tempat ke mana mereka telah berserak-serak, dan masuk ke tanah Yehuda kepada Gedalya di Mizpa; mereka mengumpulkan hasil anggur dan buah-buahan amat sangat banyaknya.

13 Pada suatu kali Yohanan bin Kareah dan semua panglima tentara yang masih berada di luar kota datang kepada Gedalya di Mizpa, 14 dan mereka berkata kepadanya: “Tahukah engkau bahwa Baalis, raja bani Amon, telah menyuruh Ismael bin Netanya membunuh engkau?” Tetapi Gedalya bin Ahikam tidak percaya kepada mereka. 15 Kemudian Yohanan bin Kareah berkata dengan diam-diam kepada Gedalya di Mizpa: “Baiklah aku pergi membunuh Ismael bin Netanya itu dengan tidak diketahui siapa pun juga. Mengapa engkau harus dibunuhnya, sehingga semua orang Yehuda yang telah berkumpul di sekelilingmu berserak-serak lagi dan sisa Yehuda itu binasa?” 16 Tetapi Gedalya bin Ahikam menjawab Yohanan bin Kareah: “Janganlah lakukan itu! Sebab yang kaukatakan tentang Ismael itu adalah bohong.”

41Dalam bulan yang ketujuh datanglah Ismael bin Netanya bin Elisama – ia keturunan raja dan perwira tinggi raja – beserta sepuluh orang kepada Gedalya bin Ahikam di Mizpa. Sementara mereka makan roti bersama-sama di Mizpa, 2 maka bangkitlah Ismael bin Netanya dengan kesepuluh orang yang ada bersama-sama dia, lalu mereka memukul mati Gedalya bin Ahikam bin Safan dengan pedang; demikianlah Ismael membunuh dia yang telah diangkat raja Babel atas negeri itu. 3 Juga semua orang Yehuda yang ada bersama-sama dengan Gedalya di Mizpa dan orang-orang Kasdim, yakni prajurit, yang terdapat di sana dipukul mati oleh Ismael.

4 Esok harinya sesudah ia membunuh Gedalya – ketika itu belum ada yang tahu – 5 datanglah orang-orang dari Sikhem, dari Silo dan dari Samaria, delapan puluh orang jumlahnya, yang janggutnya bercukur, pakaiannya koyak-koyak dan badannya bertoreh-toreh; mereka membawa korban sajian dan kemenyan untuk dipersembahkan di rumah Tuhan. 6 Lalu keluarlah Ismael bin Netanya dari Mizpa untuk mendapatkan mereka sambil menangis. Ketika ia bertemu dengan mereka, berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kepada Gedalya bin Ahikam!” 7 Tetapi ketika mereka sampai ke tengah-tengah kota itu, maka mereka disembelih oleh Ismael bin Netanya dengan dibantu oleh orang-orang yang bersama-sama dengan dia; mayat-mayat mereka dicampakkan ke dalam perigi. 8 Tetapi di antara mereka terdapat sepuluh orang yang berkata kepada Ismael: “Janganlah bunuh kami, sebab kami masih mempunyai perbekalan tersembunyi di luar kota, yakni gandum, jelai, minyak dan madu!” Maka ia pun membiarkan mereka, tidak membunuhnya bersama-sama dengan rekan-rekan mereka. 9 Adapun perigi, ke mana Ismael melemparkan segala mayat orang-orang yang dipukulnya mati itu adalah perigi besar yang telah dibuat oleh raja Asa untuk menghadapi Baesa, raja Israel; itulah yang diisi Ismael bin Netanya dengan mayat orang-orang yang mati terbunuh itu. 10 Lalu Ismael mengangkut sebagai tawanan seluruh sisa-sisa rakyat yang ada di Mizpa itu, puteri-puteri raja dan semua orang yang masih tinggal di Mizpa yang telah ditempatkan di bawah Gedalya bin Ahikam oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Ismael bin Netanya mengangkut mereka sebagai tawanan, lalu ia berangkat untuk menyeberang ke daerah bani Amon.

11 Tetapi ketika Yohanan bin Kareah serta semua perwira tentara, yang bersama-sama dengan dia, mendengar tentang segala kejahatan yang telah dilakukan Ismael bin Netanya, 12 maka mereka pun mengumpulkan semua anak buah mereka, lalu mereka berangkat memerangi Ismael bin Netanya. Mereka bertemu dengan dia di telaga yang di Gibeon. 13 Ketika seluruh rakyat yang bersama-sama dengan Ismael melihat Yohanan bin Kareah serta semua perwira tentara yang bersama-sama dengan dia, maka bersukacitalah mereka. 14 Semua orang yang diangkut sebagai tawanan oleh Ismael dari Mizpa itu berbalik dan pergi mengikuti Yohanan bin Kareah. 15 Tetapi Ismael bin Netanya beserta delapan orang terluput dari tangan Yohanan dan pergi ke daerah bani Amon.

16 Lalu Yohanan bin Kareah serta semua perwira tentara yang bersama-sama dengan dia mengumpulkan seluruh sisa-sisa rakyat yang diangkut sebagai tawanan oleh Ismael bin Netanya dari Mizpa, setelah ia memukul mati Gedalya bin Ahikam: yaitu laki-laki, prajurit-prajurit, perempuan, anak-anak dan pegawai-pegawai istana yang dibawa kembali dari Gibeon, 17 kemudian mereka berjalan terus dan berhenti di tempat penginapan milik Kimham dekat Betlehem, dengan maksud berjalan terus menuju Mesir, 18 untuk mengelakkan orang-orang Kasdim, yang ditakuti mereka, oleh karena Ismael bin Netanya telah memukul mati Gedalya bin Ahikam yang telah diangkat raja Babel atas negeri itu.

Yeremia memperingati supaya jangan mengungsi ke Mesir

42Kemudian datanglah semua perwira tentara, di antaranya Yohanan bin Kareah dan Azarya bin Hosaya, beserta seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar, 2 dan mereka berkata kepada nabi Yeremia: “Biarlah kiranya permohonan kami sampai di hadapanmu! Berdoalah untuk kami kepada Tuhan, Allahmu, untuk seluruh sisa ini; sebab dari banyak orang hanya sedikit saja kami yang tinggal, seperti yang kaulihat dengan matamu sendiri. 3 Semoga Tuhan, Allahmu, memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang harus kami lakukan.” 4 Jawab nabi Yeremia kepada mereka: “Permohonanmu sudah kudengar! Lihat, aku akan berdoa kepada Tuhan, Allahmu, seperti yang kamu minta itu, dan segala firman, yang diberi Tuhan sebagai jawab, akan kuberitahukan kepadamu; sepatah kata pun tidak akan kudiamkan kepadamu!” 5 Berkatalah mereka kepada Yeremia: “Biarlah Tuhan menjadi saksi yang benar dan yang dapat dipercaya terhadap kami, jika kami tidak berbuat menurut segala firman yang disuruh Tuhan, Allahmu, kausampaikan kepada kami. 6 Maupun baik ataupun buruk, kami akan mendengarkan suara Tuhan, Allah kita, yang kepada-Nya kami mengutus engkau, supaya keadaan kami baik, oleh karena kami mendengarkan suara Tuhan, Allah kita.”

7 Sesudah sepuluh hari datanglah firman Tuhan kepada Yeremia. 8 Lalu Yeremia memanggil Yohanan bin Kareah dan semua perwira tentara yang ada bersama-sama dengan dia, dan seluruh rakyat, dari yang kecil sampai kepada yang besar. 9 Berkatalah ia kepada mereka: “Beginilah firman Tuhan, Allah Israel yang kepada-Nya kamu telah mengutus aku untuk menyampaikan permohonanmu ke hadapan-Nya: 10 Jika kamu tinggal tetap di negeri ini, maka Aku akan membangun dan tidak akan meruntuhkan kamu, akan membuat kamu tumbuh dan tidak akan mencabut kamu; sebab Aku menyesal telah mendatangkan malapetaka kepadamu. 11 Janganlah takut kepada raja Babel yang kamu takuti itu. Janganlah takut kepadanya, demikianlah firman Tuhan, sebab Aku menyertai kamu untuk menyelamatkan kamu dan untuk melepaskan kamu dari tangannya. 12 Aku akan membuat kamu mendapat belas kasihan, sehingga ia merasa belas kasihan kepadamu dan membiarkan kamu tinggal di tanahmu. 13 Tetapi jika kamu tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dengan mengatakan: Kami tidak mau tinggal di negeri ini!, 14 sebab pikirmu: Tidak! Kami mau pergi ke negeri Mesir, di mana kami tidak akan mengalami pertempuran, tidak akan mendengar bunyi sangkakala dan tidak akan menderita kelaparan; di sanalah kami akan tinggal!, 15 maka dengarkanlah sekarang firman Allah, hai sisa Yehuda: Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Jika kamu sungguh-sungguh berniat hendak pergi ke Mesir, dan memang kamu pergi dan tinggal sebagai orang asing di sana, 16 maka pedang yang kamu takuti itu akan menimpa kamu di negeri Mesir, dan kelaparan yang kamu gentarkan itu tidak putus-putusnya mengejar-ngejar kamu di Mesir, sampai kamu mati di sana. 17 Semua orang, yang berniat hendak pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana, akan mati karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar; seorang pun dari mereka tidak ada yang terlepas atau terluput dari malapetaka yang Kudatangkan atas mereka.

18 Sungguh, beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Seperti tercurahnya murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku ke atas penduduk Yerusalem, demikianlah akan tercurah kehangatan amarah-Ku ke atas kamu, apabila kamu pergi ke Mesir. Kamu akan menjadi kutuk, kengerian, kutukan dan aib; kamu tidak akan melihat tempat ini lagi. 19 Tuhan telah berfirman kepadamu, hai sisa Yehuda: Janganlah pergi ke Mesir! Camkanlah sungguh-sungguh, bahwa aku memperingatkan kamu pada hari ini! 20 Kamu telah menipu dirimu dan membahayakan nyawamu, ketika kamu mengutus aku kepada Tuhan, Allahmu, dengan berkata: Berdoalah untuk kami kepada Tuhan, Allah kita, dan beritahukanlah dengan tepat kepada kami apa yang difirmankan Tuhan, Allah kita, supaya kami melakukannya! 21 Tetapi, sekalipun aku memberitahukannya kepadamu pada hari ini, kamu tidak mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, yaitu tidak menuruti segala sesuatu yang disuruh-Nya kusampaikan kepadamu. 22 Oleh sebab itu, camkanlah sungguh-sungguh, bahwa kamu akan mati karena pedang, kelaparan dan penyakit sampar di tempat yang kamu rindukan untuk tinggal sebagai orang asing di sana.”

Komentar

Dengarkan seksama ‘firman’ para nabi

Pernahkan Anda berada di situasi di mana Anda akan melakukan sesuatu dan mencari firman dari Allah untuk mengonfirmasi keputusan di hati Anda untuk menjalankannya?

Saya pernah mengalaminya. Itu bukanlah situasi yang bagus. Inilah yang terjadi di sini. Mereka ingin pergi ke Mesir dan menghendaki Yeremia untuk menyampaikan pesan dari Allah untuk memastikan apakah itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan. Nyatanya , hal itu membawa musibah.

Yeremia adalah nabi Perjanjian Lama yang memiliki reputasi karena mampu mendengar ‘firman TUHAN’ (42:1-7).

Israel pernah berada pada salah satu titik terendah dalam sejarahnya. Gedalya, yang ditunjuk sebagai gubernur atas orang-orang yang ditinggal yang tidak dibawa ke pembuangan (40:7), telah dibunuh (40:7-41:15). Karena cadangan air sangat berharga di Palestina, melanggar sistem adalah tindakan perusakan yang tidak bertanggung jawab (41:9).

Yohanan berkompeten untuk menangani situasi tersebut termasuk dalam hal keterampilan militer. Tetapi satu-satunya pemikiran Yohanan adalah kabur ke Mesir agar terhindar dari tindakan balasan Babel yang pasti tidak dapat terelakkan. Dalam kebijakan ini, dia akan berselisih paham dengan Yeremia.

Yohanan dan seluruh perwira pasukan mendatangi Yeremia dan menyuruhnya ‘Semoga TUHAN, Allahmu, memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang harus kami lakukan’ (42:3).

Respon Yeremia adalah ‘Permohonanmu sudah kudengar! Lihat, aku akan berdoa kepada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu minta itu, dan segala firman, yang diberi TUHAN sebagai jawab, akan kuberitahukan kepadamu; sepatah kata pun tidak akan kudiamkan kepadamu!’ (Ay.4).

Mereka berjanji, ‘Maupun baik ataupun buruk, kami akan mendengarkan suara TUHAN, Allah kita’ (Ay.6).

Menarik untuk dicatat, bahkan bagi Yeremia, bimbingan tidak datang langsung saat itu juga. Justru, ‘sesudah sepuluh hari datanglah firman TUHAN kepada Yeremia’ (Ay.7).

Dia mengatakan: ‘Beginilah firman TUHAN...’ (Ay.9). Dia menjanjikan berkat jika mereka tinggal di negeri (Ay.10-12) dan penghakiman jika mereka pergi ke Mesir (Ay.13 dst).

Hasilnya mereka telah memutuskan apa yang mereka akan lakukan dan hanya ingin TUHAN mengonfirmasinya. Mereka membuat kesalahan dengan tidak mematuhi firman Allah (Ay.21). Betapa pentingnya bertanya kepada TUHAN sebelum kita membuat keputusan daripada sesudahnya.

Doa

TUHAN, terimakasih karena Engkau berbicara kepada kami melalui Kitab Suci dan para nabi. Bantu aku untuk mendengarkan firman-Mu dengan seksama dan mematuhinya.

Pippa menambahkan

Amsal 25:17

‘Janganlah kerap kali datang ke rumah sesamamu, supaya jangan ia bosan, lalu membencimu.’

Setiap hari, banyak orang datang ke rumah untuk berkumpul dan makan-makan. Menyenangkan... sejauh ini.

ayat hari ini

1 Timotius 4:8

‘Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal’

reader

App

Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Bill Bradfield, On Reading the Bible: Thoughts and Reflections of Over 500 Men and Women, (Dover Publications, 2005) p.121.

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.