Hari 240

Kasih yang Adil

Kebijaksanaan Amsal 21:5–16
Perjanjian Baru 2 Korintus 1:23–2:11
Perjanjian Lama 2 Tawarikh 31:2–33:20

pengantar

Pengurus penjara itu adalah seorang wanita Afrika-Amerika yang mengesankan, dinamis, fasih dan muda, yang dikenal sebagai ‘Kepala Jennifer’.

Tim kami berkumpul di awal kunjungan, bersama orang-orang yang mengurus penjara itu. Kepala Jennifer menyambut kami dengan kata-kata ini: ‘Salam dalam nama Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus.’

Dia bercerita bahwa ada 2.5 juta orang di penjara di Amerika, yang membebani wajib pajak 24 ribu dolar per tahun. Hanya 3% yang tinggal di penjara seumur hidup. 97% yang kini mendekam, suatu saat akan dilepaskan kembali ke masyarakat. Untuk alasan tersebut, ada motivasi khusus untuk melihat perubahan dalam hidup mereka, selain keinginan rohaninya sendiri untuk menyaksikan mereka untuk mengalami penebusan.

Penjara itu tidak hanya dijalankan dengan keadilan, tetapi juga dengan kasih. Seluruh perilaku dan tindakan yang salah akan ditangani dengan kasih. Tidak ada bahasa kotor, tidak ada coretan dan tidak ada perilaku yang kurang ajar. Kami menghabiskan waktu dengan sekelompok orang yang baru saja menyelesaikan Alpha di sana dan mendengar kesaksian perubahan hidup mereka.

Allah adalah kasih dan juga adil. Dalam bukunya Keadilan dalam Kasih, Nicholas Wolterstorff menyatakan bahwa keadilan adalah bagian pokok dari pembentukan konsepsi tentang kasih.

Kebijaksanaan

Amsal 21:5–16

5 Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan,
  tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.
6 Memperoleh harta benda dengan lidah dusta
  adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.
7 Orang fasik diseret oleh penganiayaan mereka,
  karena mereka menolak melakukan keadilan.
8 Berliku-liku jalan si penipu,
  tetapi orang yang jujur lurus perbuatannya.
9 Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah
  dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.
10 Hati orang fasik mengingini kejahatan
  dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya.
11 Jikalau si pencemooh dihukum, orang yang tak berpengalaman menjadi bijak,
  dan jikalau orang bijak diberi pengajaran, ia akan beroleh pengetahuan.
12 Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik,
  dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan.
13 Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah,
  tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
14 Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah,
  dan hadiah yang dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat.
15 Melakukan keadilan adalah kesukaan bagi orang benar,
  tetapi menakutkan orang yang berbuat jahat.
16 Orang yang menyimpang dari jalan akal budi
  akan berhenti di tempat arwah-arwah berkumpul.

Komentar

Keadilan dan orang miskin

Masyarakat tanpa keadilan dan aturan hukum adalah tempat yang menyeramkan untuk ditinggali. Kejahatan tidak dapat dikendalikan. Orang miskin, khususnya, menderita. Kita dapat melihat hasil yang mengerikan akan kurangnya keadilan dalam banyak masyarakat di dunia.

Di mana aturan hukum beroperasi, ada keuntungan ganda. Ketika keadilan dilaksanakan, ada ‘kesukaan bagi orang benar’ (Ay.15a). pelaku kejahatan dibuat jera. ‘... Menakutkan orang yang berbuat jahat’ (Ay.15b).

Keadilan menuntun pada masyarakat di mana orang-orang merasa dilindungi dan aman, khususnya orang miskin. Salah satu alasan doa kita tidak dijawab mungkin karena kita tidak mendengar seruan orang miskin: ‘Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru’ (Ay.13).

Doa

TUHAN, aku mendoakan keadilan di dunia. Aku mendoakan mereka yang berjuang menegakkan keadilan di bagian-bagian dunia di mana ketidakadilan merajalela.
Perjanjian Baru

2 Korintus 1:23–2:11

23 Tetapi aku memanggil Allah sebagai saksiku – Ia mengenal aku –, bahwa sebabnya aku tidak datang ke Korintus ialah untuk menyayangkan kamu. 24 Bukan karena kami mau memerintahkan apa yang harus kamu percayai, karena kamu berdiri teguh dalam imanmu. Sebaliknya, kami mau turut bekerja untuk sukacitamu.

2Aku telah mengambil keputusan di dalam hatiku, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu dalam dukacita. 2 Sebab, jika aku mendukakan hatimu, siapa lagi yang dapat membuat aku menjadi gembira selain dia yang berdukacita karena aku. 3 Dan justru itulah maksud suratku ini, yaitu supaya jika aku datang, jangan aku berdukacita oleh mereka, yang harus membuat aku menjadi gembira. Sebab aku yakin tentang kamu semua, bahwa sukacitaku adalah juga sukacitamu. 4 Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua.

Harus diampuni orang yang bersalah

5 Tetapi jika ada orang yang menyebabkan kesedihan, maka bukan hatiku yang disedihkannya, melainkan hati kamu sekalian, atau sekurang-kurangnya – supaya jangan aku melebih-lebihkan –, hati beberapa orang di antara kamu. 6 Bagi orang yang demikian sudahlah cukup tegoran dari sebagian besar dari kamu, 7 sehingga kamu sebaliknya harus mengampuni dan menghibur dia, supaya ia jangan binasa oleh kesedihan yang terlampau berat. 8 Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia. 9 Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu. 10 Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, – seandainya ada yang harus kuampuni –, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus, 11 supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.

Komentar

Keadilan dan pengampunan

Banyak dari kita cenderung menjauhi konfrontasi. Hal ini begitu dilematis. Tidak hanya takut ditolak atau tidak populer, namun juga takut bila keadaan bertambah buruk gara-gara menyiramkan minyak ke api kemarahan.

Beberapa orang tampaknya menyukai konfrontasi. Ketika kita menyaksikan konfrontasi, ketika kita begitu mudahnya untuk menganggap seseorang benar, ataupun mengkoreksi dan mengkritisi orang, bisa jadi kita tidak bertindak menurut kasih.

Paulus sangat mengasihi jemaat Korintus. Namun dia tidak lari dari konfrontasi. Kasihnya membawanya pada konfrontasi, walau menimbulkan cemas hati dan cucuran air mata (2:4). ‘Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua’ (Ay.4).

Berhadapan dengan orang dengan kebenaran bisa sangat menyakitkan. Kebenaran, seperti pembedahan, mungkin sakit, tetapi menyembuhkan. Kita tidak tahu tepatnya apa atau siapa yang Paulus maksud di sini. Namun, itu mungkin orang yang Paulus kritik dalam 1 Korintus 5:1-5 (yang tinggal bersama istri ayahnya).

Paulus mendesak agar orang itu dikeluarkan dari jemaat. Namun, kini dia berkata bahwa orang ini telah menerima hukuman. Dia mendorong mereka untuk mengampuni, menghibur dan mengasihi orang tersebut (2 Korintus 2:7-8). Keadilan telah ditegakkan. Kini adalah waktu untuk belas kasihan, anugerah dan pengampunan.

Paulus sangat cepat memaafkan: ‘Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni, -- seandainya ada yang harus kuampuni --, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di hadapan Kristus’ (Ay.10). Ketika Paulus memaafkan, dia melupakannya, bahkan hampir tidak mengingat lagi bila ada yang harus dimaafkan.

Clara Barton, pendiri Palang Merah Amerika, pernah diingatkan oleh seorang teman akan hal kejam yang telah terjadi padanya tahun-tahun yang silam. Clara tampak tidak dapat mengingat peristiwa itu.

‘Apa kamu tidak mengingat kesalahan yang dilakukan padamu?’ temannya bersikeras bertanya.

‘Tidak,’ jawab Clara tenang. ‘Saya sudah lupa.’

Pengampunan sangat penting dalam jemaat Kristen. Kurangnya pengampunan adalah salah satu cara iblis bisa masuk. Pintu jadi terbuka bagi iblis untuk melancarkan maksudnya. ‘Sebab kita tahu apa maksudnya’ (Ay.11).

Doa

TUHAN, bantu kami untuk mengetahui rencana iblis. Bantu kami untuk saling cepat mengasihi dan mengampuni serta menghalangi iblis masuk ke jemaat.
Perjanjian Lama

2 Tawarikh 31:2–33:20

Hizkia mengatur sumbangan untuk para imam dan orang Lewi

2 Hizkia menetapkan rombongan para imam dan orang-orang Lewi, rombongan demi rombongan, masing-masing menurut tugas jabatannya sebagai imam atau sebagai orang Lewi, untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, untuk mengucap syukur dan menyanyikan puji-pujian dan untuk melayani di pintu-pintu gerbang di tempat perkemahan Tuhan. 3 Raja memberi sumbangan dari harta miliknya untuk korban bakaran, yakni: korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, korban bakaran pada hari-hari Sabat dan pada bulan-bulan baru dan pada hari-hari raya, yang semuanya tertulis di dalam Taurat Tuhan. 4 Ia memerintahkan rakyat, yakni penduduk Yerusalem, untuk memberikan sumbangan yang menjadi bagian para imam dan orang-orang Lewi, supaya mereka dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan Taurat Tuhan. 5 Segera setelah perintah ini tersiar, orang Israel membawa dalam jumlah yang besar hasil pertama dari pada gandum, anggur, minyak, madu dan segala macam hasil bumi. Mereka membawa juga persembahan persepuluhan dari segala sesuatu dalam jumlah yang besar. 6 Orang Israel dan orang Yehuda yang tinggal di kota-kota Yehuda juga membawa persembahan persepuluhan yang terdiri dari lembu sapi dan kambing domba, dan persembahan persepuluhan yang terdiri dari persembahan kudus yang telah dikuduskan bagi Tuhan Allah mereka. Semuanya itu diletakkan mereka bertimbun-timbun. 7 Mereka mulai membuat timbunan itu pada bulan yang ketiga, dan mereka selesai pada bulan yang ketujuh. 8 Hizkia dan para pemimpin datang melihat timbunan itu, dan mereka memuji Tuhan dan umat-Nya, orang Israel. 9 Hizkia menanyakan para imam dan orang-orang Lewi tentang timbunan itu, 10 dan dijawab oleh Azarya, imam kepala keturunan Zadok demikian: “Sejak persembahan khusus mulai dibawa ke rumah Tuhan, kami telah makan sekenyang-kenyangnya, namun sisanya masih banyak. Sebab Tuhan telah memberkati umat-Nya, sehingga tinggal sisa yang banyak ini.”

11 Kemudian Hizkia menyuruh menyediakan bilik-bilik di rumah Tuhan dan mereka menyediakannya. 12 Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus, persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu ke sana. Konanya, seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei, saudaranya, adalah orang kedua, 13 sedang Yehiel, Azazya, Nahat, Asael, Yerimot, Yozabad, Eliel, Yismakhya, Mahat dan Benanya adalah penilik di bawah Konanya dan Simei, saudaranya itu, sesuai dengan petunjuk raja Hizkia dan Azarya, kepala rumah Allah. 14 Dan Kore bin Yimna, seorang Lewi, penunggu pintu gerbang di sebelah timur, mengawasi pemberian-pemberian sukarela untuk Allah, serta membagi-bagikan persembahan khusus yang untuk Tuhan dan persembahan-persembahan maha kudus. 15 Di kota-kota imam ia dibantu dengan setia oleh Eden, Minyamin, Yesua, Semaya, Amarya dan Sekhanya dalam pembagian itu kepada saudara-saudara mereka menurut rombongan, kepada orang dewasa dan anak-anak, 16 kecuali kepada setiap orang yang masuk ke rumah Tuhan, menurut hari-hari yang ditetapkan, menurut tugas jabatan yang ditugaskan kepadanya, dan menurut rombongannya, yakni mereka yang tercatat dalam daftar sebagai laki-laki yang berumur tiga tahun ke atas. 17 Para imam dicatat dalam daftar menurut puak-puak mereka, sedang orang-orang Lewi yang berumur dua puluh tahun ke atas dicatat menurut tugas dan rombongan mereka. 18 Para imam terdaftar dengan seluruh keluarga mereka, yakni isteri, anak laki-laki dan perempuan, seluruh kaum itu, karena dengan setia mereka menguduskan diri untuk persembahan kudus. 19 Bagi keturunan Harun, yakni imam-imam, yang tinggal di padang-padang penggembalaan sekitar kota-kota mereka, di setiap kota ada orang-orang yang ditunjuk dengan disebut namanya, untuk mengadakan pembagian kepada setiap orang laki-laki dari keluarga imam dan kepada setiap orang Lewi yang terdaftar.

20 Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan Tuhan, Allahnya. 21 Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.

Yerusalem dikepung oleh Sanherib

(2 Raj. 18:13-37; Yes. 36:1-22)
32Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya. 2 Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem, 3 ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya. 4 Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: “Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?” 5 Dengan sekuat tenaga Hizkia membangun kembali seluruh tembok yang telah terbongkar, mendirikan menara-menara di atasnya dan tembok yang lain di luarnya. Ia memperkuat juga Milo di kota Daud dan membuat lembing dan perisai dalam jumlah yang besar. 6 Ia mengangkat panglima-panglima perang yang mengepalai rakyat, menyuruh mereka berkumpul kepadanya di halaman pintu gerbang kota dan menenangkan hati mereka dengan kata-kata: 7 “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia. 8 Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.” Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali.

9 Sesudah itu Sanherib, raja Asyur, yang sedang mengepung Lakhis dengan seluruh kekuatan tentaranya, mengutus beberapa pegawai ke Yerusalem, kepada Hizkia, raja Yehuda, dan kepada semua orang Yehuda yang ada di Yerusalem, dengan pesan: 10 “Beginilah titah Sanherib, raja Asyur: Apakah yang kamu harapkan, maka kamu tinggal saja di Yerusalem yang terkepung ini? 11 Bukankah Hizkia memperdayakan kamu, supaya kamu mati kelaparan dan kehausan, dengan mengatakan: Tuhan, Allah kita, akan melepaskan kita dari tangan raja Asyur? 12 Bukankah Hizkia ini yang menjauhkan segala bukit pengorbanan dan mezbah Tuhan itu, dan berkata kepada Yehuda dan Yerusalem: Hanya di depan satu mezbah kamu harus sujud menyembah dan membakar korban di atasnya? 13 Tidakkah kamu ketahui apa yang aku dan nenek moyangku lakukan terhadap semua bangsa negeri-negeri lain? Apakah para allah bangsa-bangsa segala negeri itu pernah berhasil melepaskan negeri mereka dari tanganku? 14 Siapa dari pada semua allah bangsa-bangsa yang sudah ditumpas nenek moyangku itu dapat melepaskan bangsanya dari tanganku? Masakan Allahmu dapat melepaskan kamu dari tanganku? 15 Sekarang, janganlah Hizkia memperdayakan dan membujuk kamu seperti ini! Janganlah percaya kepadanya, karena tidak ada allah dari bangsa atau kerajaan mana pun yang dapat melepaskan bangsanya dari tanganku dan dari tangan nenek moyangku, lebih-lebih lagi Allahmu itu takkan dapat melepaskan kamu dari tanganku!” 16 Dan masih banyak lagi yang diucapkan pegawai-pegawai Sanherib itu menentang Tuhan Allah dan menentang Hizkia, hamba-Nya. 17 Ia menulis juga surat yang penuh cela dan hujat terhadap Tuhan, Allah Israel, bunyinya: “Sebagaimana para allah bangsa-bangsa segala negeri lain tidak dapat melepaskan bangsanya dari tanganku, demikian pula Allah Hizkia takkan dapat melepaskan bangsa-Nya dari tanganku.” 18 Dan mereka berseru dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda kepada rakyat Yerusalem yang ada di atas tembok, untuk menakutkan dan mengejutkan mereka, supaya mereka dapat merebut kota itu. 19 Mereka berbicara tentang Allah Yerusalem seperti tentang para allah bangsa-bangsa di dunia, adalah buatan tangan manusia.

Yerusalem luput dari tangan Sanherib

(2 Raj. 19:1-37; Yes. 37:1-38)
20 Tetapi oleh karena itu raja Hizkia dan nabi Yesaya bin Amos berdoa dan berseru kepada sorga. 21 Lalu Tuhan mengirim malaikat yang melenyapkan semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada di perkemahan raja Asyur, sehingga ia kemalu-maluan kembali ke negerinya. Kemudian ia ditewaskan dengan pedang oleh anak-anak kandungnya sendiri ketika ia memasuki rumah allahnya. 22 Demikianlah Tuhan menyelamatkan Hizkia dan penduduk Yerusalem dari tangan Sanherib, raja Asyur, dan dari tangan semua musuhnya. Dan Ia mengaruniakan keamanan kepada mereka di segala penjuru. 23 Banyak orang membawa persembahan ke Yerusalem untuk Tuhan dan barang-barang berharga untuk Hizkia, raja Yehuda itu. Sejak itu ia diagungkan oleh semua bangsa.  

Tahun-tahun terakhir dari pemerintahan Hizkia

(2 Raj. 20:1-21; Yes. 38:1–39:8)
24 Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit, sehingga hampir mati. Ia berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan berfirman kepadanya dan memberikannya suatu tanda ajaib. 25 Tetapi Hizkia tidak berterima kasih atas kebaikan yang ditunjukkan kepadanya, karena ia menjadi angkuh, sehingga ia dan Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka. 26 Tetapi ia sadar akan keangkuhannya itu dan merendahkan diri bersama-sama dengan penduduk Yerusalem, sehingga murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia. 27 Hizkia mendapat kekayaan dan kemuliaan yang sangat besar. Ia membuat perbendaharaan-perbendaharaan untuk emas, perak, batu permata yang mahal-mahal, rempah-rempah, perisai-perisai dan segala macam barang yang indah-indah, 28 juga tempat perbekalan untuk hasil gandum, untuk anggur dan minyak, dan kandang-kandang untuk berbagai jenis hewan besar dan kandang-kandang untuk kawanan kambing domba. 29 Ia mendirikan kota-kota, memperoleh banyak kambing domba dan lembu sapi, karena Allah mengaruniakan dia harta milik yang amat besar. 30 Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia berhasil dalam segala usahanya. 31 Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya. 32 Selebihnya dari riwayat Hizkia dan perbuatan-perbuatannya yang setia, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam penglihatan nabi Yesaya bin Amos, dalam kitab raja-raja Yehuda dan Israel. 33 Kemudian Hizkia mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan dikuburkan di pendakian ke pekuburan anak-anak Daud. Pada waktu kematiannya seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem memberi penghormatan kepadanya. Maka Manasye, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Raja Manasye

(2 Raj. 21:1-18)
33Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. 2 Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalaukan Tuhan dari depan orang Israel. 3 Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dirobohkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk para Baal, membuat patung-patung Asyera dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya. 4 Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah Tuhan, walaupun sehubungan dengan rumah itu Tuhan telah berfirman: “Di Yerusalem nama-Ku akan tinggal untuk selama-lamanya!” 5 Dan ia mendirikan juga mezbah-mezbah bagi segenap tentara langit di kedua pelataran rumah Tuhan. 6 Bahkan, ia mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di Lebak Ben-Hinom; ia melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata Tuhan, sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya. 7 Ia menaruh juga patung berhala yang telah dibuatnya dalam rumah Allah, walaupun Allah telah berfirman kepada Daud dan kepada Salomo, anaknya: “Dalam rumah ini dan di Yerusalem, yang telah Kupilih dari antara segala suku Israel, Aku akan menaruh nama-Ku untuk selama-lamanya! 8 Aku tidak akan membuat pula orang Israel berjejak ke luar dari tanah yang telah Kutentukan untuk nenek moyangmu, asal saja mereka melakukan dengan setia segala yang telah Kuperintahkan kepada mereka dengan perantaraan Musa, yakni segala hukum, ketetapan dan peraturan.” 9 Tetapi Manasye menyesatkan Yehuda dan penduduk Yerusalem, sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah dipunahkan Tuhan dari depan orang Israel.

10 Kemudian berfirmanlah Tuhan kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya. 11 Oleh sebab itu Tuhan mendatangkan kepada mereka panglima-panglima tentara raja Asyur yang menangkap Manasye dengan kaitan, membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. 12 Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati Tuhan, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, 13 dan berdoa kepada-Nya. Maka Tuhan mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja. Dan Manasye mengakui, bahwa Tuhan itu Allah.

14 Kemudian ia mendirikan tembok luar pada kota Daud, di sebelah Barat Gihon, di lembah, sampai dekat Pintu Gerbang Ikan, mengelilingi Ofel. Tembok itu dibuatnya sangat tinggi. Ia menempatkan juga panglima-panglima perang di tiap kota kubu di Yehuda. 15 Ia menjauhkan allah-allah asing dan berhala dari rumah Tuhan, juga segala mezbah yang didirikannya di atas gunung rumah Tuhan dan di Yerusalem, dan membuangnya ke luar kota. 16 Ia menegakkan kembali mezbah Tuhan, mempersembahkan korban keselamatan dan korban syukur di atasnya, menyerukan kepada Yehuda untuk beribadah kepada Tuhan, Allah Israel. 17 Walaupun demikian, rakyat masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan, tetapi hanya kepada Tuhan, Allah mereka.

18 Selebihnya dari riwayat Manasye, doanya kepada Allahnya, dan ucapan-ucapan para pelihat yang berkata-kata kepadanya dengan nama Tuhan, Allah Israel, sesungguhnya semuanya itu terdapat dalam riwayat raja-raja Israel. 19 Doanya dan pengabulan doanya, segala dosa dan ketidaksetiaannya, semua tempat di mana ia telah membangun bukit-bukit pengorbanan serta mendirikan tiang-tiang berhala dan patung-patung sebelum ia merendahkan diri, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam riwayat para pelihat. 20 Kemudian Manasye mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di dalam istananya. Maka Amon, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.

Komentar

Keadilan dan konfrontasi

Allah sendiri tidak takut berkonfrontasi. Dalam renungan ini, kita dapat melihat bagaimana, dalam kasih-Nya, Allah mengonfrontasi baik pemimpin baik yang berubah menjadi tinggi hati, dan pemimpin jahat yang mau bertobat.

Melegakan ketika membaca kisah tentang raja yang baik. Hizkia memulihkan bait Allah. Dia memimpin dengan teladan. Dia menyumbang dari harta miliknya (31:3). Umat merespon dengan murah hati (Ay.5). TUHAN memberkati mereka dan mereka berkelimpahan dengan banyaknya makanan sampai-sampai sisanya banyak (Ay.10).

‘Ia [Hizkia] melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya. Dalam setiap usaha... ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil’ (Ay.20-21). Hizkia setia (32:1).

Semua ini tidak menjauhkan Hizkia dari serangan. Tetapi ketika serangan datang dari Sanherib, Hizkia menginspirasi rakyat, ‘Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut... karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia. Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.’ Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali’ (32:7-8).

Terkadang kita tampaknya dikepung masalah. Orang Kristen di Inggris, misalnya, tampak seperti minoritas kecil yang menghadapi sepasukan besar sekulerisme dan kebencian terhadap Allah. Tetapi kabar baiknya adalah ada kuasa yang lebih besar bersama kita, dan bersama mereka hanya ada ‘tangan manusia’. TUHAN Allah kita beserta kita untuk ‘membantu kita dan melakukan peperangan kita’ (Ay.8).

Selalu ada bahaya bahwa keberhasilan akan menimbulkan tinggi hati. Rakyat mengagumi pemimpin. Memang, kita harus menghormati para pemimpin kita. Tetapi semua pemimpin harus sadar bahwa penghormatan ini berbahaya. Bila tinggi hati merayap masuk, cepatlah bertobat dan merendahkan diri.

Setelah Hizkia berhasil, keangkuhan masuk. Ketika Allah menegornya, syukurlah, ‘ia sadar akan keangkuhannya itu’ (Ay.26) dan Allah memberkatinya lagi dengan banyak kekayaan dan kehormatan (Ay.27). Hizkia berhasil dalam segala yang diperbuatnya (Ay.30).

Lalu, secara misterius, ‘Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya’ (Ay.31). Masa itu adalah masa kegelapan bagi jiwa.

Jangan takut bila ada masa ketika Anda tidak merasakan hadirat Allah. Terkadang Allah diam dan tidak kelihatan. Tetaplah percaya di kala Allah menguji hati. Hizkia hatinya baik. Hidupnya penuh dengan kesetiaan (Ay.32) dan dihormati ketika dia mati (Ay.33).

Hidup putra Hizkia tampaknya benar-benar kebalikan darinya. Manasye ‘melakukan apa yang jahat di mata TUHAN’ (33:2). Tak ada yang lebih jahat dibandingkan Manasye. ‘Bahkan, ia mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api... melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya’ (Ay.6).

Tetapi, tak peduli seberapa dalam kita telah terjatuh, bila, seperti Manasye, kita bertobat dan berbalik pada Allah, kita dapat menerima pengampunan.

Allah menegor Manasye. ‘Dalam keadaan yang terdesak ini, ia berusaha melunakkan hati TUHAN, Allahnya; ia sangat merendahkan diri di hadapan Allah nenek moyangnya, dan berdoa kepada-Nya. Maka TUHAN mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja’ (Ay.12-13).

Ini adalah salah satu alasan kenapa saya suka mengunjungi penjara. Tidak ada yang tidak bisa ditebus. Yesus telah mewujudkan ini melalui kematian-Nya di atas salib di mana, dalam perkataan John Eddison, ‘Kasih dan keadilan bergabung, kebenaran dan belas kasihan bertemu.’

Doa

TUHAN, terimakasih, karena pada salib, kami melihat kasih dan keadilan-Mu. Terimakasih atas belas kasihan-Mu padaku. Bantu aku untuk menunjukkan kasih-Mu dan membawa keadilan-mu kepada dunia, dalam nama Yesus.

Pippa menambahkan

Amsal 21:9

‘Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.’

... Atau, mungkin, suami yang suka bertengkar.

ayat hari ini

2 Tawarikh 32:8

‘...tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita’

reader

App

Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

The Clara Barton illustration is taken from John C Maxwell, Developing the Leader Within You, (Thomas Nelson Publishing, 2012) p.105.

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.