Hari 224

Berhasil di tengah Jerih Payah dan Masalah

Kebijaksanaan Amsal 19:23–20:4
Perjanjian Baru 1 Korintus 7:17–35
Perjanjian Lama Pengkhotbah 4:1–6:12

pengantar

Beberapa orang memandang kehidupan saat ini seperti pada Ketiga Penyihir dalam Macbeth di dalam karya Shakespeare katakan, ‘Gandakan, gandakan kerja keras dan masalah.’ Perspektif saya terhadap kehidupan yang diubahkan adalah ketika seorang teman dengan bijak mengemukakan pada saya bahwa hidup ini adalah serangkaian usaha memecahkan masalah, akan selalu ada masalah di hidup ini. Bila di tengah semua tantangan ini Anda tidak pernah belajar untuk berhasil dalam mengatasi situasi sulit, Anda tidak akan pernah merasakan kepuasan.

Penulis kitab Pengkhotbah berkata, ‘Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya -- juga itu pun adalah karunia Allah. Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya’ (Pengkhotbah 5:18-19). Belajarlah menikmati anugerah hidup yang luar biasa ini saat ini. Jika tidak, hidup akan lewat dari Anda dan Anda tidak akan bergembira di mana Anda sekarang berada.

Kebijaksanaan

Amsal 19:23–20:4

23 Takut akan Allah mendatangkan hidup,
  maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.
24 Si pemalas mencelup tangannya ke dalam pinggan,
  tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulut.
25 Jikalau si pencemooh kaupukul, barulah orang yang tak berpengalaman menjadi bijak,
  jikalau orang yang berpengertian ditegur, ia menjadi insaf.
26 Anak yang menganiaya ayahnya atau mengusir ibunya,
  memburukkan dan memalukan diri.
27 Hai anakku, jangan lagi mendengarkan didikan,
  kalau engkau menyimpang juga dari perkataan-perkataan yang memberi pengetahuan.
28 Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum
  dan mulut orang fasik menelan dusta.
29 Hukuman bagi si pencemooh tersedia
  dan pukulan bagi punggung orang bebal.

20Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut,
  tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.
2 Kegentaran yang datang dari raja adalah seperti raung singa muda,
  siapa membangkitkan marahnya membahayakan dirinya.
3 Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan,
  tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.
4 Pada musim dingin si pemalas tidak membajak;
jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.

Komentar

Percaya, hargai dan hormati Allah

Jawaban atas masalah, menurut penulis kitab Amsal adalah, ‘takut akan Allah’ (19:23a), yaitu hidup dalam hubungan dengan Allah, percaya pada-Nya, menghargai dan menghormati-Nya. Tulisnya, ‘Takut akan Allah mendatangkan hidup, maka orang bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka’ (Ay.23).

Dia lalu berbicara tentang beberapa penyebab masalah:

  1. Kemalasan
    Dalam renungan ini, kemalasan digaris bawahi sebagai penyebab masalah di masa depan: ‘Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa’ (20:4; lihat juga 19:24).

  2. Sinisme
    Mencemooh (19:25,29) adalah bentuk sinisme. Sudah lumrah terjadi di budaya kita saat ini. Bahkan gereja bisa tertular. Itu bukanlah hal yang baik. Itu adalah hal yang mendatangkan masalah.

  3. Dusta
    Ketidakjujuran adalah penyebab lain masalah. ‘Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan dusta’ (Ay.28).

  4. Penyalahgunaan
    ‘Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya’ (20:1). Banyak masalah ditimbulkan orang mabuk. Banyak kejahatan yang terjadi di masyarakat yang dilakukan di bawah pengaruh alkohol atau narkoba.

  5. Pertengkaran
    ‘Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak’ (Ay.3).

Doa

TUHAN, terimakasih bahwa hubungan dengan-Mulah yang mendatangkan hidup dan kepuasan. Bantu aku untuk menjauhi penyebab masalah yang tidak penting.
Perjanjian Baru

1 Korintus 7:17–35

Hidup dalam keadaan seperti waktu dipanggil Allah

17 Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat. 18 Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat. 19 Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah. 20 Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah. 21 Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu. 22 Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya. 23 Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia. 24 Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.

25 Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah. 26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya. 27 Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang! 28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu. 29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; 30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; 31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. 32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya. 33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, 34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.

Komentar

Mengabdikan diri pada TUHAN secara total

Salah satu permasalahan kunci generasi kita adalah kekuatiran dan kelesuan yang timbul dari rasa suka membanding-bandingkan dan rasa takut akan melewatkan suatu hal.

Jawaban atas rasa takut akan melewatkan suatu hal ditemukan dalam firman di mana Paulus mengawali renungan untuk hari ini: ‘...hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah’ (Ay.17). Paulus memberikan prinsip dari mana semua penerapannya berjalan (Ay.17-24). Orang Kristen yang baru harus tetap dalam keadaan ketika mereka diubahkan.

Dia memberi 3 contoh: pernikahan, sunat dan perbudakan. (dalam sejarah, orang-orang Kristen pertama adalah minoritas kecil dan tak memiliki kuasa untuk menghapus perbudakan.)

Namun, hal ini memiliki penerapan yang lebih luas. Jika pekerjaan mereka tidak sah atau imoral, mereka yang menjadi Kristen seharusnya tidak meninggalkan pekerjaan mereka tanpa menerima panggilan jelas kepada pekerjaan baru. Allah memanggil Anda untuk masuk ke dalam sebuah keadaan, bukan keluar dari padanya.

Paulus ingin menyelamatkan orang dari banyaknya masalah dalam hidup ini (Ay.28). Dia menganjurkan orang-orang untuk tidak memperumit hidup mereka (Ay.29). Pusat perhatiannya, ketika memandang pertanyaan soal pernikahan dan melajang, adalah ‘melayani Tuhan tanpa gangguan’ (Ay.35), hal yang seharusnya menjadi tujuan utama hidup Anda.

Paulus menuliskan keuntungan melajang. Tentu, Yesus sendiri lajang dan Yesus berbicara fakta bahwa, bagi beberapa orang, melajang itu karena sudah ditakdirkan, sementara bagi beberapa, itu adalah pilihan oleh karena kerajaan Allah (Matius 19:12). Melajang karena takdir itu sulit dan menyakitkan, tetapi itu bukan yang dibicarakan Yesus dan Paulus. Paulus berbicara tentang melajang oleh karena kerajaan Allah. Hal tersebut bisa permanen atau sementara.

Kerugian melajang jelas. Mungkin 3 hal tersulit bagi orang Kristen lajang yaitu, pertama, melewatkan rasa berkawan dalam pernikahan dan kesendirian yang bisa menimbulkan; kedua, kurangnya pemenuhan seksual; ketiga, tidak memiliki keturunan.

Namun, rasul Paulus di sini juga memberikan 2 alasan mengapa itu menguntungkan:

  1. Keringkasan hidup
    Dia menulis bahwa ‘waktu telah singkat’ (1 Korintus 7:29), oleh karena itu jangan memperumit hidup Anda. Buatlah sederhana, dalam pernikahan, duka, sukacita, apa pun itu. Bahkan dalam hal-hal yang biasa, seperti rutinitas Anda dan sebagainya (Ay.29-31).

    Dia tidak melarang pernikahan lebih dari melarang tawa, duka atau belanja. Melainkan dia berkata bahwa semua itu tidak ada artinya selain kemuliaan karena melayani TUHAN. Kita perlu terlepas dari hal keduniawian. Ini akan menjadi lebih mudah bila melajang.

  2. Bebas dari gangguan
    Hal ini berlaku khususnya ketika ada dalam masa penganiayaan, yang memberikan konteks nyata bagi renungan ini, ‘mengingat waktu darurat sekarang’ (Ay.26).

    Paulus menulis, ‘Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan... Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi... dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi... Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri... supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan’ (Ay.32-35).

Waktu, tenaga dan uang kita terbatas. Jelas ada banyak permintaan dalam pernikahan. Paulus menyebutkan pandangan positif dari melajang, apakah permanen atau sementara. Dia berkata melajang itu menggenapkan dan membebaskan, karena diperuntukkan bagi Yesus.

Di lain tempat, dia menulis bahwa pernikahan hanyalah gambaran hubungan antara Kristus dan jemaat (Efesus 5). Kenyataannya ditemukan dalam Kristus. Baik pernikahan dan melajang adalah anugerah. Yang penting adalah ‘melayani Tuhan tanpa gangguan’ (1 Korintus 7:35). Kita sering menganggap bahwa pernikahan adalah cara hidup yang terbaik untuk diikuti. Renungan ini mengingatkan kita untuk tidak mengabaikan manfaat melajang. Melajang itu sama validnya, dan mendatangkan berkat dan penggenapan.

Doa

TUHAN, bantu aku untuk menemukan hidup dan kepuasan dalam segala situasi, yang menuntun pada hidup yang menyenangkan TUHAN. Biarlah aku ‘melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan’ (Ay.35).
Perjanjian Lama

Pengkhotbah 4:1–6:12

4Lagi aku melihat segala penindasan yang terjadi di bawah matahari, dan lihatlah, air mata orang-orang yang ditindas dan tak ada yang menghibur mereka, karena di fihak orang-orang yang menindas ada kekuasaan. 2 Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, yang sekarang masih hidup. 3 Tetapi yang lebih bahagia dari pada kedua-duanya itu kuanggap orang yang belum ada, yang belum melihat perbuatan jahat, yang terjadi di bawah matahari.

4 Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin. 5 Orang yang bodoh melipat tangannya dan memakan dagingnya sendiri. 6 Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.

Kesia-siaan dalam hidup

7 Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari: 8 ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan kekayaan; – untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? – Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan. 9 Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. 10 Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! 11 Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? 12 Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.

13 Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi. 14 Karena dari penjara orang muda itu keluar untuk menjadi raja, biarpun ia dilahirkan miskin semasa pemerintahan orang yang tua itu. 15 Aku melihat semua orang yang hidup di bawah matahari berjalan bersama-sama dengan orang muda tadi, yang akan menjadi pengganti raja itu. 16 Tiada habis-habisnya rakyat yang dipimpinnya, namun orang yang datang kemudian tidak menyukai dia. Oleh sebab itu, ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

Takutlah akan Allah

17 Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.

5Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit. 2 Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan. 3 Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu. 4 Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. 5 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu? 6 Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.

Kesia-siaan kekayaan

7 Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka. 8 Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.

9 Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia. 10 Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya? 11 Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur. 12 Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. 13 Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatu pun padanya untuk anaknya. 14 Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya. 15 Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? 16 Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan.

17 Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya. 18 Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya – juga itu pun karunia Allah. 19 Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya.

6Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia: 2 orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit. 3 Jika orang memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak gugur lebih baik dari pada orang ini. 4 Sebab anak gugur itu datang dalam kesia-siaan dan pergi dalam kegelapan, dan namanya ditutupi kegelapan. 5 Lagipula ia tidak melihat matahari dan tidak mengetahui apa-apa. Ia lebih tenteram dari pada orang tadi. 6 Biarpun ia hidup dua kali seribu tahun, kalau ia tidak menikmati kesenangan: bukankah segala sesuatu menuju satu tempat? 7 Segala jerih payah manusia adalah untuk mulutnya, namun keinginannya tidak terpuaskan. 8 Karena apakah kelebihan orang yang berhikmat dari pada orang yang bodoh? Apakah kelebihan orang miskin yang tahu berperilaku di hadapan orang? 9 Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

10 Apa pun yang ada, sudah lama disebut namanya. Dan sudah diketahui siapa manusia, yaitu bahwa ia tidak dapat mengadakan perkara dengan yang lebih kuat dari padanya. 11 Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia? 12 Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?

Komentar

Menikmati berkat pekerjaan dan hubungan

Si penulis melanjutkan tema kekosongan hidup dan ketidakbermaknaannya. Dia memandang hidup itu penuh masalah, ‘penindasan’ dan jerih payah’ (4:1-6).

Dia berbicara tentang kekosongan yang dialami mereka yang berkedudukan tinggi (Ay.13-16). Dia juga berbicara tentang kekosongan dari hidup yang tamak (5:16-17) dan nafsu yang sia-sia (6:9). Di antara pandangan hidup yang pesimistis ini, dia memberikan kunci keberhasilan dalam jerih payah dan masalah.

  1. Pekerjaan
    Kurangnya pekerjaan adalah hal yang buruk: ‘Orang yang bodoh melipat tangannya dan memakan dagingnya sendiri’ (4:5). Di sisi lain, jangan bekerja terlalu keras: ‘ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanya pun tidak puas dengan kekayaan; -- untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? -- Ini pun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan’ (Ay.8).

    Yang tepat adalah bekerja secukupnya: ‘Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin’ (Ay.6). Lanjutnya, ‘Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak’ (5:11a).

  2. Hubungan
    Dia lalu berbicara mengenai pentingnya hubungan: pernikahan, persahabatan dan kelompok (4:9-12). Pertama ada sinergi. ‘Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka’ (Ay.9). Bekerja sebagai tim lebih efisien.

    Kedua, ada keuntungan dukungan mutual. ‘Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!’ (Ay.10).

    Ketiga, ada keuntungan dukungan fisik dan rohani: ‘Tali tiga lembar tak mudah diputuskan’ (Ay.12b).

    Kunci persahabatan atau pernikahan yang kuat adalah tali tiga lembar, yaitu apa yang renungan hari ini bicarakan sebagai ‘melayani Tuhan tanpa gangguan’ (1 Korintus 7:35) dan ‘takut akan Allah’ (Amsal 19:23a).

Doa

TUHAN, bantu aku untuk menjauhi ‘pekerjaan dan masalah’ yang tidak penting dan dalam pengabdian tanpa gangguan pada TUHAN, tak hanya untuk bertahan, tapi juga berhasil dan menikmati hidup dalam kesempurnaan.

Pippa menambahkan

Pengkhotbah 4:4

‘Dan aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seseorang terhadap yang lain.’

Ini tampaknya cara memandang keadaan dengan sinis. Iri hati itu menghancurkan, tetapi terkadang persaingan yang sehat itu sangatlah bagus.

ayat hari ini

1 Korintus 7:17

'Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.'

reader

App

Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.