Hari 213

Bawakan Pengharapan pada Orang

Kebijaksanaan Mazmur 89:47–53
Perjanjian Baru Roma 14:19–15:13
Perjanjian Lama 1 Tawarikh 11:1–12:22

pengantar

Matius yang berusia 21 tahun telah menggelandang selama 3 tahun. Mark Rusell (yang ditunjuk sebagai kepala Gereja Army usianya baru 31 tahun) berjumpa dengan dia di jalanan Charing Cross di London, membelikannya makanan dan membawanya kepada Kristus.

Saat Mark hendak beranjak untuk pergi, dia berkata, ‘Matius, bulan depan, saya akan di mimbar berkhotbah kepada ribuan orang. Nasihat apa yang kamu ingin saya berikan pada Gereja Inggris saat ini?’

Matius menjawab, ‘Tugas Gereja adalah untuk berhenti berdebat dan untuk membawakan orang harapan.’

Mark Russell menanggapi, ‘Saya tidak pernah mendengar pengertian yang lebih baik mengenai kita harus jadi seperti apa: Bukankah kita memiliki injil harapan? Injil yang membawa harapan? Injil kehidupan, injil perubahan dan dari semuanya, harapan hidup kekal, harapan akan Yesus.’

Banyak orang hanya melihat kesudahan yang tanpa harapan, tetapi bersama Yesus, Anda dapat menikmati harapan yang tak berkesudahan.

Pengharapan adalah salah satu dari tiga kebajikan teologi besar, yang lainnya adalah kasih dan iman. Seperti yang Raniero Cantalamessa tulis, ‘Mereka adalah seperti tiga bersaudara. Yang dua dewasa [iman dan kasih] dan yang lainnya anak kecil [pengharapan]. Mereka melangkah maju bersama bergandengan tangan dengan harapan/ anak kecil ada di tengah. Saat dilihat, tampaknya yang lebih besar menarik si anak kecil, tetapi terbalik. Si anak kecillah yang menarik dua yang lebih dewasa itu. Harapanlah yang menarik iman dan kasih. Tanpa harapan, segalanya akan berhenti.’

Kebijaksanaan

Mazmur 89:47–53

47 Berapa lama lagi, ya Tuhan, Engkau bersembunyi terus-menerus,
  berkobar-kobar murka-Mu laksana api?
48 Ingatlah apa umur hidup itu,
  betapa sia-sia Kauciptakan semua anak manusia!
49 Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian,
  yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati?
                              Sela
50 Di manakah kasih setia-Mu yang mula-mula, ya Tuhan,
  yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada Daud demi kesetiaan-Mu?
51 Ingatlah cela hamba-Mu, ya Tuhan,
  bahwa dalam dadaku aku menanggung penghinaan segala bangsa,
52 yang dilontarkan oleh musuh-musuh-Mu, ya Tuhan,
  yang dilontarkan mencela jejak langkah orang yang Kauurapi.
53 Terpujilah Tuhan untuk selama-lamanya!
  Amin, ya amin.

Komentar

Mengetahui pengharapan hidup kekal melalui Yesus

‘Hidup tanpa harapan sama saja seperti berhenti hidup,’ tulis Fyodor Dostoevsky. ‘Oksigen bagi paru-paru seperti harapan bagi makna hidup,’ tulis Emil Brunner.

Mazmur ini diakhiri dengan pengharapan, ‘Terpujilah TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin’ (Ay.53). Pemazmur berpegang pada pengharapan meskipun kenyataannya dia sedang berjuang dengan situasinya sendiri.

  1. Pengharapan di tengah penderitaan dan keputusasaan
    ‘Berapa lama lagi, ya TUHAN?’ (Ay.47a) adalah pertanyaan retoris. Ini seruan keputusasaan. Akankah penderitaan terus bertahan sampai selamanya?

  2. Pengharapan meskipun hidup singkat dan ajal tak terhindarkan
    Hidup itu singkat: ‘Ingatlah apa umur hidup itu’ (Ay.48a). Jika kematian itu akhirnya lalu tidak arti atau tujuannya, ‘betapa sia-sia Kauciptakan semua anak manusia’ (Ay.48b). Tak ada yang dapat mengangkat diri sendiri dari kematian: ‘Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati?’ (Ay.49).

Tetapi pemazmur tidak menghilangkan pengharapan kebangkitan. Dia tahu bahwa umat manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Pemazmur memandang TUHAN: ‘Di manakah kasih setia-Mu yang mula-mula, ya Tuhan, yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada Daud demi kesetiaan-Mu?... orang yang Kauurapi’ (Ay.50-52). Apa yang pemazmur lihat dalam garis besar samar dibuat jelas dalam Perjanjian Baru.

Doa

TUHAN, terimakasih Engkau telah memberi kami *pengharapan hidup* melalui kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, dan menerima bagian yang tidak dapat binasa,cemar, dan layu (1 Petrus 1:3-4).
Perjanjian Baru

Roma 14:19–15:13

19 Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. 20 Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Allah oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung! 21 Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu. 22 Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah. Berbahagialah dia, yang tidak menghukum dirinya sendiri dalam apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. 23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.

Orang yang lemah dan orang yang kuat

15Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 3 Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: “Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku.” 4 Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. 5 Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 6 sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus.

7 Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. 8 Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita, 9 dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis:

“Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa
  dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.”
10 Dan selanjutnya:
  “Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa, dengan umat-Nya.”
11 Dan lagi:
  “Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa,
dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia.”
12 Dan selanjutnya kata Yesaya:
  “Taruk dari pangkal Isai akan terbit,
dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa,
  dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.”
13 Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

Komentar

Meluap dengan pengharapan melalui Roh Kudus

Iman memberikan harapan, sukacita, dan damai sejahtera dalam hidup kita. Keraguan mencuri sukacita dan kedamaian kita. Iman berarti percaya dalam ‘Allah harapan’. Paulus berdoa, ‘Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan’ (15:13).

Asal-usul pengharapan adalah ‘Allah sumber pengharapan’. Alasan untuk berharap adalah Yesus. Sumber pengharapan di dalam diri Anda adalah Roh Kudus. Pengharapan ini bukanlah sebuah khayalan. Ini berakar dalam perbuatan Allah untuk kita dan di dalam kita.

Pengharapan mendorong daya hidup kita hari demi hari. Seperti komentar Erwin McManus, pengharapan ‘mengangkat kita dari kegagalan, rasa sakit, dan ketakutan kita untuk bangkit mengatasi apa yang tampak tak bisa terlampaui. Kemampuan kita untuk bertahan, bertekun, dan mengatasinya ditimbulkan oleh pengharapan.’

Pengharapan bagi seluruh dunia ada dalam Yesus. Dialah pengharapan untuk Israel. Dia juga adalah pengharapan untuk kita semua. Paulus mengutip sejumlah ayat pada Perjanjian Lama untuk membuktikan ini, dengan mengakhirinya dengan perkataan Yesaya bahwa Yesus ‘akan terbit dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan’ (Ay.12).

Paulus membantu kita melihat aspek-aspek pengharapan berbeda yang Yesus bawa ke dunia saat ini yang termasuk:

  1. Pengharapan untuk persatuan
    Paulus menjelaskan bahwa setiap usaha dibuat untuk persatuan: ‘Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun’ (14:19). Jagalah persatuan ini dengan memperhatikan saudara dan saudari Anda dalam Kristus dan jangan berlaku jahat pada mereka (14:20-15:1). ‘Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya’ (Ay.2).

    Ikuti teladan Yesus: ‘Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri’ (Ay.3). Seperti Yesus, pencari kesenangan Allah, bukan pencari kesenangan diri atau sesama. Pencari kesenangan sesama adalah mereka yang mencoba menyenangkan orang lain meskipun mereka harus menentang kata hati untuk melakukannya. Paulus mencoba menyenangkan orang selama menyenangkan mereka tidak membuatnya tidak menyenangkan TUHAN (Galatia 1:10; 1 Korintus 10:33).

  2. Pengharapan dari Kitab Suci
    Tujuan Alkitab adalah memberikan pengharapan. ‘Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci’ (Roma 15:4). Melalui Kitab Sucilah Anda tahu tentang Yesus dan pengharapan di dalam-Nya. Cara untuk tetap berharap adalah dengan mempelajari Kitab Suci secara teratur.

Pengharapan ini menuntun pada perkataan: ‘Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu’ (Ay.13). Saya suka bagaimana Corrie Ten Boon mengemukakannya: ‘Sukacita dan kedamaian artinya pergi dengan tersenyum sambil membawa koper kosong.’

Doa

TUHAN, terimakasih karena Engkau telah mengangkat Yesus dari kematian. Kelak Engkau akan mengangkatku bersama Dia kepada hidup kekal. Semoga Roh Kudus-Mu memenuhi hatiku saat ini agar meluap pengharapanku .
Perjanjian Lama

1 Tawarikh 11:1–12:22

Daud menjadi raja atas Israel

(2 Sam. 5:1-5)
11Lalu berkumpullah seluruh Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. 2 Telah lama, ketika Saul memerintah, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan Tuhan, Allahmu, telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas umat-Ku Israel.” 3 Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan Tuhan, kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel, seperti yang difirmankan Tuhan dengan perantaraan Samuel.

Daud merebut Yerusalem dan menetap di sana

(2 Sam. 5:6-10)
4 Lalu Daud dengan seluruh orang Israel pergi ke Yerusalem; itulah Yebus, dan di sana orang Yebus adalah penduduk negeri itu. 5 Penduduk Yebus berkata kepada Daud: “Engkau tidak sanggup masuk ke mari.” Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. 6 Daud telah berkata: “Siapa lebih dahulu memukul kalah orang Yebus, ia akan menjadi kepala dan pemimpin.” Lalu Yoab, anak Zeruya, yang menyerang lebih dahulu, maka ia menjadi kepala. 7 Lalu Daud menetap di kubu pertahanan itu, sebab itu orang menamainya: Kota Daud. 8 Ia memperkuat kota itu sekelilingnya, mulai dari Milo, bahkan sekelilingnya seluruhnya, sedang Yoab membangun kembali selebihnya dari kota itu. 9 Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab Tuhan semesta alam menyertainya.

Pahlawan-pahlawan Daud

(2 Sam. 23:8-39)
10 Inilah kepala-kepala para pahlawan yang mengiringi Daud, yang telah memberi dukungan yang kuat kepadanya, bersama-sama seluruh Israel, dalam mencapai kedudukan raja dan yang mengangkat dia sebagai raja, seperti yang difirmankan Tuhan mengenai Israel. 11 Inilah daftar para pahlawan yang mengiringi Daud: Yasobam bin Hakhmoni, kepala triwira; ia mengayunkan tombaknya melawan tiga ratus orang yang tertikam mati dalam satu pertempuran. 12 Dan sesudah dia, Eleazar anak Dodo, orang Ahohi itu; ia termasuk ketiga pahlawan itu. 13 Ia ada bersama-sama Daud di Pas-Damim, ketika orang Filistin berkumpul di sana untuk berperang. Ada sebidang tanah ladang penuh jelai di sana; ketika tentara melarikan diri dari hadapan orang Filistin, 14 maka berdirilah mereka di tengah-tengah ladang itu; mereka dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan Tuhan kemenangan yang besar.

15 Sekali datanglah tiga orang dari ketiga puluh kepala ke gunung batu mendapatkan Daud dekat gua Adulam, sedang tentara orang Filistin berkemah di lembah Refaim. 16 Pada waktu itu Daud ada di dalam kubu gunung dan pasukan pendudukan orang Filistin pada waktu itu ada di Betlehem. 17 Lalu timbullah keinginan pada Daud, dan ia berkata: “Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!” 18 Lalu ketiga orang itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada Tuhan, 19 katanya: “Jauhlah dari padaku, ya Allah, untuk berbuat demikian! Patutkah aku meminum darah taruhan nyawa orang-orang ini? Sebab dengan mempertaruhkan nyawanya mereka membawanya.” Dan tidak mau ia meminumnya. Itulah yang dilakukan ketiga pahlawan itu.

20 Abisai, adik Yoab, dialah kepala ketiga puluh orang itu. Dan dialah yang mengayunkan tombaknya melawan tiga ratus orang yang mati ditikamnya; ia mendapat nama di antara ketiga puluh orang itu. 21 Di antara ketiga puluh orang itu ia paling dihormati. Memang ia menjadi pemimpin mereka, tetapi ia tidak dapat menyamai triwira itu. 22 Selanjutnya Benaya bin Yoyada, anak seorang yang gagah perkasa, yang besar jasanya, yang berasal dari Kabzeel; ia menewaskan kedua pahlawan besar dari Moab. Juga pernah ia turun ke dalam lobang dan membunuh seekor singa pada suatu hari bersalju. 23 Pula ia membunuh seorang Mesir, seorang yang tinggi perawakannya lima hasta tingginya; di tangan orang Mesir itu ada tombak seperti pesa tukang tenun, tetapi ia mendatanginya dengan tongkat, merampas tombak itu dari tangan orang Mesir itu, lalu membunuh orang itu dengan tombaknya sendiri. 24 Itulah yang diperbuat Benaya bin Yoyada; ia mendapat nama di antara ketiga puluh pahlawan itu. 25 Sesungguhnya, di antara ketiga puluh orang itu ia paling dihormati, tetapi ia tidak dapat menyamai triwira. Dan Daud mengangkat dia mengepalai pengawalnya.

26 Pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa ialah juga Asael, saudara Yoab, selanjutnya Elhanan bin Dodo, dari Betlehem; 27 Samot, orang Harod; Heles, orang Peloni; 28 Ira anak Ikesh orang Tekoa; Abiezer, orang Anatot; 29 Sibkhai, orang Husa; Ilai, orang Ahohi; 30 Maharai, orang Netofa; Heled bin Baana, orang Netofa; 31 Itai bin ribai, dari Gibea orang Benyamin; Benaya, orang Piraton; 32 Hurai dari lembah-lembah Gaas; Abiel, orang Bet-Araba; 33 Azmawet, orang Bahurim; Elyahba, orang Saalbon; 34 Hasyem orang Gizon; Yonatan bin Sage, orang Harari; 35 Ahiam bin Sakhar, orang Harari; Elifal bin Ur; 36 Hefer, orang Mekherati; Ahia, orang Peloni; 37 Hezro, orang Karmel; Naarai bin Esbai; 38 Yoël, saudara Natan; Mibhar bin Hagri; 39 Zelek, orang Amon; Naharai, orang Beerot, pembawa senjata Yoab anak Zeruya; 40 Ira, orang Yetri; Gareb, orang Yetri; 41 Uria, orang Het; Zabad bin Ahlai; 42 Adina anak Siza orang Ruben, kepala orang-orang Ruben dan beserta dia ada tiga puluh orang; 43 Hanan bin Maakha; Yosafat, orang Mitni; 44 Uzia, orang Asytarot; Syama dan Yeiel, anak-anak Hotam orang Aroër; 45 Yediael bin Simri, dan Yoha, saudaranya, orang Tizi; 46 Eliel, orang Mahawim; Yeribai dan Yosawya, anak-anak Elnaam; Yitma, orang Moab; 47 Eliel, Obed dan Yaasiel, orang Mezobaya.

Pengikut-pengikut Daud di Ziklag

12Inilah orang-orang yang datang kepada Daud di Ziklag, selama ia harus menyingkir karena Saul bin Kish. Mereka pun termasuk pahlawan-pahlawan yang membantu dia dalam peperangan. 2 Mereka bersenjatakan panah, dan sanggup melontarkan batu dan menembakkan anak-anak panah dari busur dengan tangan kanan atau tangan kiri. Mereka itu dari saudara-saudara sesuku Saul, dari orang Benyamin: 3 Abiezer, kepala, dan Yoas, anak-anak Semaa orang Gibea; Yeziel dan Pelet, anak-anak Azmawet, Berakha dan Yehu, orang Anatot; 4 Yismaya, orang Gibeon, seorang pahlawan di antara ketiga puluh orang itu, yang mengepalai tiga puluh orang; Yeremia, Yehaziel, Yohanan dan Yozabad, orang Gedera; 5 Eluzai, Yerimot, Bealya, Semarya dan Sefaca, orang Harufi; 6 Elkana, Yisia, Azareel, Yoëzer dan Yasobam, orang-orang Korah; 7 Yoëla, Zebaja, anak-anak Yeroham, dari Gedor.

8 Juga dari orang Gad ada yang memisahkan diri dan pergi kepada Daud ke kubu di padang gurun, yakni pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa, orang-orang yang sanggup berperang, yang pandai menggunakan perisai dan tombak, dan rupa mereka seperti singa dan cepatnya seperti kijang di atas pegunungan. 9 Ezer, kepala, Obaja, orang kedua; Eliab, orang ketiga; 10 Mismana, orang keempat; Yeremia, orang kelima; 11 Atai, orang keenam; Eliel, orang ketujuh; 12 Yohanan, orang kedelapan; Elzabad, orang kesembilan; 13 Yeremia, orang kesepuluh; Makhbanai, orang kesebelas. 14 Mereka itulah dari bani Gad, kepala-kepala pasukan; satu orang yang paling kecil sanggup melawan seratus orang, dan yang paling besar sanggup melawan seribu orang. 15 Mereka itulah yang menyeberangi sungai Yordan di bulan pertama, sekalipun sungai itu meluap sepanjang tepinya dan merekalah yang menghalau seluruh penduduk lembah ke sebelah timur dan ke sebelah barat.

16 Sebagian dari bani Benyamin dan Yehuda datang kepada Daud di kubu itu, 17 lalu keluarlah Daud menyongsong mereka. Berkatalah ia kepada mereka: “Jika kamu datang kepadaku dengan maksud damai untuk membantu aku, maka aku rela bersekutu dengan kamu, tetapi jika untuk menyerahkan aku dengan tipu muslihat kepada lawanku, sedang aku tidak melakukan kelaliman, maka biarlah Allah nenek moyang kita melihat itu dan menghukum kamu.” 18 Lalu Roh menguasai Amasai, kepala ketiga puluh orang itu:

Kami ini bagimu, hai Daud,
  dan pada pihakmu, hai anak Isai!
Sejahtera, sejahtera bagimu
  dan sejahtera bagi penolongmu,
  sebab yang menolong engkau ialah Allahmu!

Kemudian Daud menyambut mereka dan mengangkat mereka menjadi kepala pasukan.

19 Juga dari Manasye ada yang menyeberang memihak kepada Daud, ketika ia bersama-sama orang Filistin memerangi Saul. Sebenarnya ia tidak menolong mereka, sebab setelah mengambil keputusan raja-raja kota orang Filistin itu menyuruh dia pergi, katanya: “Mungkin, dengan taruhan kepala kita, ia menyeberang memihak kepada tuannya, Saul.” 20 Pada perjalanannya ke Ziklag sebagian dari suku Manasye: Adnah, Yozabad, Yediael, Mikhael, Yozabad, Elihu dan Ziletai, kepala-kepala pasukan seribu suku Manasye menyeberang memihak kepadanya. 21 Mereka ini membantu Daud melawan gerombolan, sebab mereka semua adalah pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa dan kepala dalam tentara. 22 Dari hari ke hari orang datang kepada Daud untuk membantu dia sehingga mereka menjadi tentara yang besar, seperti bala tentara Allah.

Komentar

Berharap dalam kedatangan Raja

Pengharapan kita ada dalam Yesus Raja, yang kelak akan kembali dan mendirikan kerajaan-Nya selamanya. Karena kita telah membaca mengenai para raja Perjanjian Lama, penting untuk diingat bahwa mereka, dengan kedudukan mereka yang sangat besar, hanyalah gambaran awal dari raja terakhir, Yesus.

Menurut pandangan penulis kitab Tawarikh, Daud adalah raja yang ideal: ‘Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas umat-Ku Israel’ (11:2). Mereka ‘mengurapi Daud menjadi raja atas Israel, seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Samuel’ (Ay.3). ‘Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN semesta alam menyertainya’ (Ay.9).

Daud tidak melakukan hal ini sendirian. Dia membutuhkan tim. Dia memiliki sekelompok 30 orang hebat, yang termasuk Tiga Besar. Saya sangat bersyukur dengan 30 orang hebat yang mendukung dan memotivasi Pippa dan saya ketika kami coba memimpin. Kami tidak bisa berbuat tanpa tim.

‘Lalu Roh menguasai Amasai, kepala ketiga puluh orang itu: Kami ini bagimu, hai Daud dan pada pihakmu, hai anak Isai! Sejahtera, sejahtera bagimu dan sejahtera bagi penolongmu’ (12:18-22). Ini pastinya adalah motivasi yang besar bagi Daud.

Dalam kitab-kitab suci ini, kita dapat melihat persamaan langsung antara Kerajaan Israel dengan kerajaan Allah (lihat 1 Tawarikh 28:5; 1 Tawarikh 29:23; 2 Tawarikh 13:8). Tak ada pertanyaan mengenai penerus-penerus kedudukan raja karena kelangsungannya dijaga oleh Allah.

Namun, ketika penulis kitab Tawarikh menulis ini (ratusan tahun kemudian), tidak ada raja. Dia menuliskan tentang masa lalu dengan berharap bahwa di masa depan akan muncul raja seperti Daud. Ini harapan Israel, raja yang akan datang. Yesuslah raja itu. Dialah ‘Yang Diurapi’, Sang ‘Mesias’ (Mazmur 89:51).

Kini pengharapan kita ada dalam kedatangan Yesus. Seperti yang Uskup Lesslie Newbigin kemukakan, ‘Ujung bagi orang Kristen adalah "kedatangan-Nya yang kedua". Kedatangan-Nya bisa terjadi besok atau entah kapan, tetapi itulah ujungnya. Ujung itu penting bagi saya dan yang memampukan kita untuk berharap dan untuk membuat hidup berarti.’

Bapa, terimakasih karena semua harapan Israel telah digenapi ketika Yesus, Raja yang diurapi, telah datang. Terimakasih karena kini kami bisa menantikan kedatangan-Nya kembali.

Doa

‘Terpujilah TUHAN untuk selama-lamanya! Amin, ya amin’ (Ay.52).

Pippa menambahkan

1 Tawarikh 11:10–25

Saya memiliki orang-orang hebat di keluarga saya. Mereka melawan raksasa-raksasa ketidakadilan. Mereka juga mampu untuk mengatasi koper-koper masalah.

ayat hari ini

Roma 15:13

‘Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan’

reader

App

Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Bishop Lesslie Newbigin excerpt from, Andrew Walker, Different Gospels: Christian Orthodoxy and Modern Theologies, (Society for Promoting Christian Knowledge, 1993)

Erwin McManus, Soul Cravings, (Thomas Nelson, 2008) p.2.

Raniero Cantalamessa, Life in Christ, (Liturgical Press, 2002) p.81.

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture quotations marked (AMP) taken from the Amplified® Bible, Copyright © 1954, 1958, 1962, 1964, 1965, 1987 by The Lockman Foundation. Used by permission. (www.Lockman.org)

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.