Hari 133

Bagaimana menghadapi Saat-saat Keputusasaan

Kebijaksanaan Mazmur 60:3–6
Perjanjian Baru Yohanes 7:45–8:11
Perjanjian Lama Hakim-hakim 16:1–17:13

pengantar

‘Saya tidak menyangka ada banyak tempat di mana kursus Alpha tetap berjalan selagi suara tembakan bergemuruh dan roket beterbangan, tetapi bagi kita pesan itu sederhana: tentang harapan, terang, dan masa depan karena tentang Yesus.’

Ini adalah apa yang Canon Andrew White, Pendeta gereja Santo George, Baghdad, tuliskan kepada saya dalam sepucuk surat yang menggambarkan kursus Alpha mereka. Mereka dalam situasi keputusasaan. Gereja telah dibom lebih dari sekali. Banyak orang dalam jemaat mereka terbunuh. Beberapa pemimpin gereja ditangkap. Bagi beberapa orang, keimanan di dalam Yesus berarti ‘di ambang kematian’. Namun, dalam saat-saat keputusasaan ini, Andrew White mampu berkata bahwa Yesus membawa harapan, terang, dan masa depan.

Daud, dalam Mazmur, berbicara tentang ‘saat-saat keputusasaan’ (Mazmur 60:5). Ada saat-saat dalam hidup ketika semua tampak salah. Mungkin kini Anda sedang menghadapi situasi keputusasaan, mungkin kesehatan Anda, kehilangan, putus hubungan, masalah pekerjaan, kesulitan keluarga, masalah keuangan atau gabungan dari ini semua. Bahkan ketika berada dalam keputusasaan, Anda dapat menemukan kebaikan iman, harapan, dan kasih yang besar.

Kebijaksanaan

Mazmur 60:3–6

Doa memohon kemenangan

60Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung kesaksian. Miktam dari Daud untuk diajarkan, 2 ketika ia memerangi orang Aram-Mesopotamia dan orang Aram-Zoba, dan ketika Yoab pada waktu pulang telah memukul kalah dua belas ribu orang Edom di Lembah Asin.

3 Ya Allah, Engkau telah membuang kami, menembus pertahanan kami;
  Engkau telah murka; pulihkanlah kami!
4 Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya;
  perbaikilah retak-retaknya, sebab bumi telah goyang.
5 Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat,
  Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan.
6 Kepada mereka yang takut kepada-Mu telah Kauberikan panji-panji,
  tanda untuk berlindung terhadap panah.                                Sela

Komentar

Berharap walau tampaknya kalah

Terkadang tampaknya umat Allah kalah. Ketika ada pemulihan besar terjadi di banyak bagian dunia, seperti Asia; di Eropa barat, misalnya, terjadi penurunan kehadiran jemaat di gereja. Gereja-gereja ditutup. Iman Kristen dikesampingkan.

Ada saat-saat keputusasaan dalam sejarah umat Allah. Mazmur ini adalah ratapan suatu bangsa setelah penaklukan oleh musuh mereka. Umat Allah tersebut merasa ditolak. Daud berkata, ‘Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat’ (Ay.5a).

Ia menggunakan gambaran gempa bumi untuk mendeskripsikan keputusasaan dan ketidakpastian yang mereka hadapi: ‘Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab bumi telah goyang’ (Ay.4). Gambaran yang sama dipakai saat ini untuk mendeskripsikan huru-hara dalam hidup. Ketidakstabilan ekonomi, badan-badan korporasi, pernikahan dan masyarakat sering digambarkan dalam keadaan yang goncang dan retak.

Namun, ada harapan. Daud menulis, ‘Kepada mereka yang takut kepada-Mu telah Kauberikan panji-panji, tanda untuk berlindung terhadap panah’ (Ay.6). TUHAN telah membuat tempat di mana umat-Nya bisa bernaung di bawah perlindungan-Nya dan yakin kepada Allah, bahkan di masa keputusasaan melanda.

Doa

Terimaksih, Tuhan, meski dalam masa keputusasaan, aku dapat bernaung di bawah perlindungan-Mu.
Perjanjian Baru

Yohanes 7:45–8:11

Yesus dibela oleh Nikodemus

45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak membawa-Nya?” 46 Jawab penjaga-penjaga itu: “Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!” 47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: “Adakah kamu juga disesatkan? 48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!” 50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: 51 “Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?” 52 Jawab mereka: “Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea.”

Perempuan yang berzinah

53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

8tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun.

2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah 4 lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Komentar

Mengasihi daripada mengutuk

Apakah seks di luar pernikahan diperbolehkan? Atau apakah itu dosa? Jika ya, bagaimana sikap kita terhadap mereka yang bersalah akan dosa seksual?

Debat tentang etika seksual terus mengisi media saat ini. Ajaran Yesus sama relevannya pada masa sekarang dengan masa 2000 tahun yang lalu.

Firman Yesus adalah perkataan terhebat yang pernah ada, jenis perkataan yang diucapkan oleh Allah. Para penjaga bait itu menyatakan, ‘Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu’ (7:46). (Sayangnya beberapa pemimpin agama gagal mengenali-Nya, justru menganggap mereka yang percaya kepada-Nya sebagai ‘orang-orang terkutuk’ (Ay.49).

Seorang wanita tertangkap basah atas kasus perzinahan. Dia pastinya merasa sangat putus asa. Keputusasaan dapat berasal dari kekalahan, bisa juga dari kegagalan moral. Wanita ini pasti merasa bersalah, malu, dan takut mati.

Para pengutuk mencoba untuk ‘menjebak’ Yesus dengan sebuah pertanyaan (8:6). Yesus memberikan salah satu jawaban yang paling cerdas, paling diingat, dan yang sering dikutip, dalam sejarah dunia: ‘Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu’ (Ay.7).

Yesus tidak mengampuni perzinahan wanita itu, namun juga tidak menganggap itu sebagai dosa yang tak bisa diampuni. Yesus mendemonstrasikan betapa mudahnya mengampuni sesama karena kita sama-sama memiliki dosa di dalam hati kita (Ay.7-9). Ini dapat diterapkan ke dalam banyak cara dalam kehidupan kita. Sebelum kita mengkritik orang lain, sebaiknya kita harus bertanya dulu pada diri sendiri apakah kita sendiri ‘tidak berdosa’ dalam wilayah di mana kita hendak mengkritik orang.

Ketika kita menghakimi, menuduh dan, mengutuk orang, kita melemparkan kepada mereka apa yang kita tak ingin orang lain lihat dalam diri kita.

Seperti yang sering dikatakan, ‘Orang-orang yang tinggal dalam rumah kaca janganlah melempar batu.’ Dalam konteks debat tentang etika seksual, saat kita menatap hati kita sendiri, sering ada banyak kaca di sekeliling.

Dalam penjelasan mengenai wanita yang tertangkap basah berzinah, setiap pengutuk itu merasa terhakimi oleh firman Yesus hingga akhirnya tinggal Yesus seorang diri (Ay.7-9). Yesus bertanya pada wanita itu, ‘Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?’ (Ay.10). Ketika si wanita menjawab, ‘Tidak ada, Tuhan’, Yesus berkata, ‘Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang’ (Ay.11).

Rasa bersalah adalah emosi yang mengerikan. Dikutuk itu menakutkan. Luar biasanya mendengar firman Yesus: ‘Aku pun tidak menghukum engkau’ (Ay.11). Karena Yesus kudus, tanpa dosa, Yesuslah satu-satunya yang dapat ‘merajam’, tapi Ia tak melakukannya.

Ada keseimbangan yang hebat dan kombinasi yang unik dalam firman Yesus, yaitu penuh hikmat dan anugerah, belas kasihan, dan pengampunan. Zinah jelas merupakan sebuah dosa. Namun, Yesus tidak menghukumnya. Ini pesan Perjanjian Baru. Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus (Roma 8:1). Sebagai hasil dari kematian Yesus untuk kita di kayu salib, Anda dan saya diampuni sepenuhnya, betapa dalamnya kita telah jatuh.

Namun, ini bukan alasan untuk terus berdosa. Yesus tidak mengutuk dosa si wanita. Yesus berkata kepadanya, ‘Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang’ (Ay.11). Yesus tidak mengutuk kita. Tetapi Dia menginginkan kita untuk tidak berbuat dosa lagi.

Firman Yesus selalu terdorong oleh kasih dan belas kasihan. Ikutilah teladan-Nya.

Mudah untuk jatuh ke dalam salah satu dari dua perbedaan yang saling bertentangan. Entah itu mengutuk orang atau mengampuni dosa. Kasih tidak mengutuk juga tidak mengampuni dosa, karena dosa menyebabkan orang tersakiti. Jika kita mengasihi, seperti Yesus, kita tidak akan mengampuni dosa dan juga tidak mengutuk orang, tapi dengan kasih, kita menantang orang (dimulai dari diri sendiri) untuk meninggalkan dosa.

Kata bahasa Yunani untuk ‘mengampuni’ juga berarti ‘membebaskan’. Yesus datang untuk membebaskan Anda dengan kuasa Roh Kudus-Nya. Anda dibebaskan untuk mengasihi seperti Allah mengasihi Anda. Pengampunan ada di dalam dasar setiap hubungan. Esensi kasih.

Doa

Tuhan, terimakasih atas tiadanya kutuk bagi mereka yang ada dalam Yesus Kristus. Terimakasih Engkau telah mati agar aku menjadi bersih, diampuni, dan terbebaskan. Bantu aku untuk mengasihi sesama seperti yang Engkau perbuat.
Perjanjian Lama

Hakim-hakim 16:1–17:13

Simson di Gaza

16Pada suatu kali, ketika Simson pergi ke Gaza, dilihatnya di sana seorang perempuan sundal, lalu menghampiri dia. 2 Ketika diberitahukan kepada orang-orang Gaza: “Simson telah datang ke sini,” maka mereka mengepung tempat itu dan siap menghadang dia semalam-malaman itu di pintu gerbang kota, tetapi semalam-malaman itu mereka tidak berbuat apa-apa, karena pikirnya: “Nanti pada waktu fajar kita akan membunuh dia.” 3 Tetapi Simson tidur di situ sampai tengah malam. Pada waktu tengah malam bangunlah ia, dipegangnya kedua daun pintu gerbang kota itu dan kedua tiang pintu, dicabutnyalah semuanya beserta palangnya, diletakkannya di atas kedua bahunya, lalu semuanya itu diangkatnya ke puncak gunung yang berhadapan dengan Hebron.

Simson dan Delila

4 Sesudah itu Simson jatuh cinta kepada seorang perempuan dari lembah Sorek yang namanya Delila. 5 Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin kepada perempuan itu sambil berkata: “Cobalah bujuk dia untuk mengetahui karena apakah kekuatannya demikian besar, dan dengan apakah kami dapat mengalahkan dia dan mengikat dia untuk menundukkannya. Maka kami masing-masing akan memberikan seribu seratus uang perak kepadamu.” 6 Lalu berkatalah Delila kepada Simson: “Ceritakanlah kiranya kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar, dan dengan apakah engkau harus diikat untuk ditundukkan?” 7 Jawab Simson kepadanya: “Jika aku diikat dengan tujuh tali busur yang baru, yang belum kering, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga.” 8 Lalu raja-raja kota orang Filistin membawa tujuh tali busur yang baru yang belum kering kepada perempuan itu dan ia mengikat Simson dengan tali-tali itu, 9 sedang di kamarnya ada orang bersiap-siap. Kemudian berserulah perempuan itu kepadanya: “Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson!” Tetapi ia memutuskan tali-tali busur itu seperti tali rami yang terbakar putus, apabila kena api. Dan tidaklah ketahuan di mana duduk kekuatannya itu. 10 Kemudian berkatalah Delila kepada Simson: “Sesungguhnya engkau telah mempermain-mainkan dan membohongi aku. Sekarang ceritakanlah kiranya kepadaku dengan apa engkau dapat diikat.” 11 Jawabnya kepadanya: “Jika aku diikat erat-erat dengan tali baru, yang belum terpakai untuk pekerjaan apa pun, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga.” 12 Kemudian Delila mengambil tali baru, diikatnyalah dia dengan tali-tali itu dan berseru kepadanya: “Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson!” – di kamar ada orang bersiap-siap – tetapi tali-tali itu diputuskannya tanggal dari tangannya seperti benang saja. 13 Berkatalah Delila kepada Simson: “Sampai sekarang engkau telah mempermain-mainkan dan membohongi aku. Ceritakanlah kepadaku dengan apakah engkau dapat diikat.” Jawabnya kepadanya: “Kalau engkau menenun ketujuh rambut jalinku bersama-sama dengan lungsin lalu mengokohkannya dengan patok, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga.” 14 Kemudian perempuan itu mengokohkan lagi tenunan itu dengan patok, lalu berserulah ia kepadanya: “Orang-orang Filistin menyergap engkau, Simson.” Tetapi ketika ia terjaga dari tidurnya, disentaknya lepas patok tenunan dan lungsin itu.

15 Berkatalah perempuan itu kepadanya: “Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar.” 16 Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. 17 Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: “Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain.” 18 Ketika dilihat Delila, bahwa segala isi hatinya telah diceritakannya kepadanya, disuruhnyalah memanggil raja-raja kota orang Filistin, katanya: “Sekali ini lagi datanglah ke mari, sebab ia telah menceritakan segala isi hatinya kepadaku.” Lalu datanglah raja-raja kota orang Filistin itu kepadanya sambil membawa uang itu. 19 Sesudah itu dibujuknya Simson tidur di pangkuannya, lalu dipanggilnya seorang dan disuruhnya mencukur ketujuh rambut jalinnya, sehingga mulailah Simson ditundukkan oleh perempuan itu, sebab kekuatannya telah lenyap dari padanya. 20 Lalu berserulah perempuan itu: “Orang Filistin menyergap engkau, Simson!” Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: “Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas.” Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa Tuhan telah meninggalkan dia. 21 Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling.

22 Tetapi rambutnya mulai tumbuh pula sesudah dicukur.

Simson mati

23 Sesudah itu berkumpullah raja-raja kota orang Filistin untuk mengadakan perayaan korban sembelihan yang besar kepada Dagon, allah mereka, dan untuk bersukaria; kata mereka:

“Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita
  Simson, musuh kita.”

24 Dan ketika orang banyak melihat Simson, mereka memuji allah mereka, sambil berseru:

“Telah diserahkan oleh allah kita ke dalam tangan kita
musuh kita,
perusak tanah kita,
dan yang membunuh banyak teman kita.”

25 Ketika hati mereka riang gembira, berkatalah mereka: “Panggillah Simson untuk melawak bagi kita.” Simson dipanggil dari penjara, lalu ia melawak di depan mereka, kemudian mereka menyuruh dia berdiri di antara tiang-tiang. 26 Berkatalah Simson kepada anak yang menuntun dia: “Lepaskan aku dan biarkanlah aku meraba-raba tiang-tiang penyangga rumah ini, supaya aku dapat bersandar padanya.” 27 Adapun gedung itu penuh dengan laki-laki dan perempuan; segala raja kota orang Filistin ada di sana, dan di atas sotoh ada kira-kira tiga ribu orang laki-laki dan perempuan, yang menonton lawak Simson itu. 28 Berserulah Simson kepada Tuhan, katanya: “Ya Tuhan Allah, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.” 29 Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan tangan kirinya. 30 Berkatalah Simson: “Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini.” Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.

31 Sesudah itu datanglah ke sana saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya, mereka mengangkat dia dan membawanya dari sana, lalu menguburkannya di antara Zora dan Esytaol di dalam kubur Manoah, ayahnya. Dia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tahun lamanya.

Patung sembahan Mikha

17Ada seorang dari pegunungan Efraim, Mikha namanya. 2 Berkatalah ia kepada ibunya: “Uang perak yang seribu seratus itu, yang diambil orang dari padamu dan yang karena itu kauucapkan kutuk – aku sendiri mendengar ucapanmu itu – memang uang itu ada padaku, akulah yang mengambilnya.” Lalu kata ibunya: “Diberkatilah kiranya anakku oleh Tuhan.” 3 Sesudah itu dikembalikannyalah uang perak yang seribu seratus itu kepada ibunya. Tetapi ibunya berkata: “Aku mau menguduskan uang itu bagi Tuhan, aku menyerahkannya untuk anakku, supaya dibuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu. Maka sekarang, uang itu kukembalikan kepadamu.” 4 Tetapi orang itu mengembalikan uang itu kepada ibunya, lalu perempuan itu mengambil dua ratus uang perak dan memberikannya kepada tukang perak, yang membuat patung pahatan dan patung tuangan dari pada uang itu; lalu patung itu ditaruh di rumah Mikha. 5 Mikha ini mempunyai kuil. Dibuatnyalah efod dan terafim, ditahbiskannya salah seorang anaknya laki-laki, yang menjadi imamnya. 6 Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.

7 Maka ada seorang muda dari Betlehem-Yehuda, dari kaum Yehuda; ia seorang Lewi dan tinggal di sana sebagai pendatang. 8 Lalu orang itu keluar dari kota Betlehem-Yehuda untuk menetap sebagai pendatang di mana saja ia mendapat tempat; dan dalam perjalanannya itu sampailah ia ke pegunungan Efraim di rumah Mikha. 9 Bertanyalah Mikha kepadanya: “Engkau dari mana?” Jawabnya kepadanya: “Aku orang Lewi dari Betlehem-Yehuda, dan aku pergi untuk menetap sebagai pendatang di mana saja aku mendapat tempat.” 10 Lalu kata Mikha kepadanya: “Tinggallah padaku dan jadilah bapak dan imam bagiku; maka setiap tahun aku akan memberikan kepadamu sepuluh uang perak, sepasang pakaian serta makananmu.” 11 Orang Lewi itu setuju untuk tinggal padanya. Maka orang muda itu menjadi seperti salah seorang anaknya sendiri. 12 Mikha mentahbiskan orang Lewi itu; orang muda itu menjadi imamnya dan diam di rumah Mikha. 13 Lalu kata Mikha: “Sekarang tahulah aku, bahwa Tuhan akan berbuat baik kepadaku, karena ada seorang Lewi menjadi imamku.”

Komentar

Iman di tengah kekacauan

Saat itu saat keputusasaan. Ada sebuah perulangan yang ada di seluruh kitab Hakim-hakim: ‘Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri’ (17:6). Itulah saat di mana kekacauan terjadi.

Dalam saat-saat keputusasaan itu, Allah mengangkat hakim-hakim seperti Simson. Simson memimpin Israel selama 20 tahun (16:31). Dia merupakan salah satu pahlawan iman (Ibrani 11:32).

Dengan urapan Roh Kudus, Allah menggunakannya dengan penuh kuasa. Namun, Simson punya kelemahan yang menjatuhkannya ke dalam tindak asusila (tidur dengan perempuan sundal, Hakim-hakim 16:1-3) dan tipu daya (Ay.4-10). Pada akhirnya, dia menyebabkan Allah sampai di batas kesabaran akibat ketidaktaatan dan kebebalannya itu, dan ‘TUHAN telah meninggalkan dia’ (Ay.20).

Simson menerima kekuatan hebat dari Allah, tetapi jika ia taat pada Allah. Allah berkata kepadanya untuk tidak mencukur rambutnya. Selama Simson patuh, Allah akan memberinya kekuatan supranatural.

Bagaimanapun hebatnya orang kepercayaan Allah itu, penting untuk diingat bahwa kekuatan datangnya dari Allah sendiri. Yesus berkata, ‘di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa’ (Yoh 15:5). Jangan pernah andalkan kemenangan masa lalu tetapi andalkan Allah yang memberi kemenangan itu.

Karena terus digoda, Simson akhirnya menyerah dan memberitahu Delila rahasia kekuatannya, meskipun jelas baginya saat itu bahwa Delila akan memanfaatkan dia. Delila memotong rambut Simson dan kekuatan Simson hilang.

Tak hanya kekacauan masyarakat, tetapi juga Simson mencapai titik keputusasaan dalam hidupnya. Dia dikurung, dibutakan, dan para penangkapnya menjadikannya sebagai tontonan (Hakim-hakim 16:21-25).

Di tengah keputuasaannya, Simson berdoa pada Allah: ‘Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja’ (Ay.28). Dan Allah mendengar doa imannya. Bahkan setelah semua kegagalan Simson, Allah masih menjawab seruan Simson. Tak peduli bagaimana situasinya, dan tak peduli apa yang telah Anda perbuat, tak ada kata terlambat untuk berbalik kepada Allah.

Doa

Tuhan, terimakasih bahwa aku bisa bernaung dalam hadirat-Mu, dan Engkau selalu mendengar seruan keputusasaanku meminta pertolongan. Tuhan, tolonglah.

Pippa menambahkan

Hakim-hakim 16:1–17:13

Simson adalah pemimpin hebat. Seperti Hulk yang memiliki selera jelek terhadap wanita.

Dia jatuh cinta dengan Delila. Wanita yang tak berhati. Wanita yang mengkhianati lelaki yang mencintainya. Kenapa Simson memberitahu rahasianya setelah Delila mengkhianatinya 3 kali? Dia pastinya tahu Delila tak bisa dipercaya. Simson kuat fisiknya, tapi lemah saat menyangkut wanita. Dia bukanlah satu-satunya pemimpin hebat yang jatuh karena wanita.

ayat hari ini

Yohanes 8:7

‘”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu...”’

reader

App

Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture quotations marked (NKJV) taken from the New King James Version®. Copyright © 1982 by Thomas Nelson. Used by permission. All rights reserved.