Hari 130

Tuhan Mengubah Kelemahan Anda Menjadi Kekuatan

Kebijaksanaan Mazmur 59:1–8
Perjanjian Baru Yohanes 6:25–59
Perjanjian Lama Hakim-Hakim 10:1–11:40

pengantar

Pemimpin Kristen yang hebat, John Stott, berbicara pada suatu kesempatan di sebuah misi universitas di Sydney, Australia. Pada malam terakhir misi, dikarenakan radang tenggorokan, dia benar-benar kehilangan suaranya.

Meskipun demikian, dia dibujuk untuk berbicara. Menunggu di ruang samping sebelumnya, dia membisikkan sebuah permintaan agar kata-kata 'duri dalam daging' ayat dari 2 Korintus 12 dibacakan untuknya. Percakapan antara Yesus dan rasul Paulus menjadi hidup.

Stott (Paulus): ’Saya mohon Engkau mengambilnya dari saya.’
Yesus: ‘Kasih karunia-Ku cukup untukmu, karena kekuatan-Ku menjadi sempurna dalam kelemahan.’
Stott (Paulus): ‘Saya akan lebih bangga dengan kelemahan saya, bahwa kuasa Kristus dapat turun menaungiku... karena ketika saya lemah, maka saya kuat.’

Ketika saatnya tiba untuk berbicara, dia berkhotbah melalui mikrofon dalam nada monoton, dia sama sekali tidak dapat memodulasi suaranya atau menggunakan kepribadiannya dengan cara apa pun. Tetapi sepanjang waktu dia menangis kepada Tuhan untuk menyempurnakan kekuatan Kristus melalui kelemahannya.

Dia kembali ke Australia beberapa kali setelah itu, dan pada setiap kesempatan seseorang mendatangi dia dan berkata, 'Apakah Anda ingat bahwa pelayanan terakhir Anda di Aula Universitas, ketika Anda kehilangan suara? Saya percaya kepada Kristus malam itu.'

Sebagai seseorang yang sangat sadar akan kelemahan saya sendiri, saya merasa bahwa ketika saya merasa lemah, saya tidak sendirian. Ketika Anda menaruh iman kepada Tuhan, Ia mengubah kelemahan Anda menjadi kekuatan.

Kebijaksanaan

Mazmur 59:1–8

Minta pertolongan melawan musuh

1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam dari Daud, ketika Saul menyuruh orang mengawasi rumahnya untuk membunuh dia.

2 Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku;
  bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan aku.
3 Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang melakukan kejahatan
  dan selamatkanlah aku dari pada penumpah-penumpah darah.

4 Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku;
  orang-orang perkasa menyerbu aku,
  padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya Tuhan,
5 aku tidak bersalah, merekalah yang lari dan bersiap-siap.
  Marilah mendapatkan aku, dan lihatlah!
6 Engkau, Tuhan, Allah semesta alam, adalah Allah Israel.
  Bangunlah untuk menghukum segala bangsa;
  janganlah mengasihani mereka yang melakukan kejahatan dengan berkhianat!
                              Sela

7 Pada waktu senja mereka datang kembali,
  mereka melolong seperti anjing dan mengelilingi kota.
8 Sesungguhnya, mereka menyindir dengan mulutnya;
  cemooh ada di bibir mereka,
  sebab – siapakah yang mendengarnya?

Komentar

Iman dan pertentangan

Tuhan adalah kekuatan Anda dalam masa-masa sulit. Menaruh kepercayaan kepada Tuhan bukanlah resep agar hidup menjadi mudah. Faktanya, adalah kebalikannya. Anda cenderung menghadapi segala macam pertentangan.

Kehidupan Daud terancam. Saul telah mengirim orang untuk mengawasi rumah Daud untuk membunuhnya. Dia mendapati dirinya dikelilingi oleh 'musuh... pemberontak... kejahatan... penumpah darah... orang-orang perkasa... menyerbu... mereka mengejarku, bertekad untuk mendapatkanku' (Ay.2–5).

Namun, di tengah-tengah hal itu, Daud berdoa, 'Selamatkanlah aku...' (Ay.2–3) dan memiliki keyakinan penuh bahwa Tuhan dapat dan akan membebaskannya (Ay.8). Kemudian di dalam mazmur ini, dua kali Daud memanggil Tuhan: ‘Ya kekuatanku’ (Ay.10,18).

Dia mampu berkata, 'Aku tidak melakukan apa pun untuk menerima hal ini, Tuhan, tidak menghadang siapa pun, tidak menganiaya siapa pun' (Ay.4). Daud tidak sempurna (lihat, misalnya, 2 Samuel 11). Namun, terkadang Anda mungkin menghadapi kesulitan bukan karena Anda melakukan sesuatu yang salah tetapi karena Anda melakukan sesuatu yang benar.

Berserulah kepada Tuhan untuk meminta bantuan di saat Anda mengalami kesulitan. 'Marilah mendapatkan aku, dan lihatlah’ (Mazmur 59: 5b). Anda juga dapat berseru kepada Tuhan untuk meminta bantuan pada saat krisis internasional terjadi. Kalimat berikutnya adalah doa untuk bangsa (Ay.5a). Pada tingkat pertentangan apa pun yang muncul, mintalah kepada Tuhan untuk pembebasan, bantuan, dan campur tangan-Nya.

Doa

Oh Tuhan kekuatanku, bantulah aku mempercayai Engkau di saat kesulitan dan pertentangan. Bebaskan kami dari mereka yang menentang rencana-Mu.
Perjanjian Baru

Yohanes 6:25–59

Roti hidup

25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” 26 Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. 27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” 28 Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” 29 Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”

30 Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.”

32 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.” 34 Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” 35 Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. 36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya. 37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. 38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 39 Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. 40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

41 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: “Akulah roti yang telah turun dari sorga.” 42 Kata mereka: “Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?” 43 Jawab Yesus kepada mereka: “Jangan kamu bersungut-sungut.

44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. 45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.

48 Akulah roti hidup. 49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” 53 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”

59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.

Komentar

Iman dan kekosongan

Yesus mengajarkan tentang pemusatan iman. Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Tuhan?” Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Tuhan, yaitu hendaklah Anda percaya kepada Dia yang telah diutus Tuhan” (Ay.28-29).

Kita disebut, pada mulanya sebagai, 'orang percaya', dan bukan 'orang yang mendapat’. Cara kita untuk mencapai adalah dengan terlebih dahulu percaya.

Yesus berkata, 'Akulah roti hidup' (Ay.35). Ketika kita lapar secara jasmani maka kita menginginkan makanan. Tetapi selain kebutuhan jasmani, Anda juga memiliki kebutuhan rohani dan kelaparan rohani. Roti yang Yesus sedang bicarakan adalah Firman yang menjadi daging, hadir bersama mereka sebagai seorang teman. Yesus menawarkan kita hubungan pribadi, intim, dari hati ke hati dengan Dia. Ini adalah hadiah mutlak untuk masing-masing dari kita.

Iman kepada Yesus mengisi kekosongan yang Anda alami dan memuaskan rasa lapar rohani Anda untuk tujuan, keabadian, dan pengampunan.

  1. Tujuan
    Roti jasmani saja tidak cukup. Hal-hal materi saja tidaklah memuaskan. Uang, rumah, mobil, kesuksesan, dan bahkan hubungan manusia tidak memenuhi keinginan kita untuk mencapai tujuan akhir dalam hidup.

    Roti yang memuaskan adalah 'roti hidup'. Ini bukan barang dagangan yang Yesus sediakan. Dia adalah karunia dan pemberi. Kata-kata, ‘Aku’ atau ‘-Ku’ muncul tiga puluh lima kali dalam diskusi ini. ’Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi’ (Ay.35).

    Hal ini begitu mudah, bahkan ketika Anda telah menaruh iman kepada Yesus, untuk terhindar dari hal-hal materi atau perangkap agama. Meskipun demikian, sebenarnya hanya hubungan dengan Yesuslah yang dapat memuaskan rasa lapar rohani kita.

    Ungkapan-ungkapan, 'Percayalah kepada-Ku' (Ay.29), 'Datanglah kepada-Ku' (Ay.35), 'Lihatlah Anak' (Ay.40), 'Makanlah daging-Ku dan minum darah-Ku' (Ay.53 seterusnya) menggambarkan hidup dalam hubungan yang erat dan dekat dengan Yesus.

  2. Keabadian
    Kita semua akan mati. Kematian adalah kenyataan besar yang tidak dapat disebutkan. Yesus berkata bahwa hidup ini bukanlah akhir: 'Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya... Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman’ (Ay.51,54).

    Yesus berjanji untuk membangkitkan Anda pada akhir zaman dan bahwa Anda akan hidup selamanya. Anda dapat memiliki jaminan mutlak bahwa hubungan Anda dengan Yesus akan berlangsung lebih lama dari kematian.

    Ada dimensi masa kini dan masa depan untuk kehidupan kekal. Mereka berkata, 'Mulai sekarang berikanlah kami roti itu' (Ay.34). Yesus mengatakan roti itu dapat diterima dengan segera (Ay.35 dan seterusnya). Namun Dia juga menjelaskan bahwa roti itu akan bertahan selamanya (Ay.50-51).

  3. Pengampunan
    Memaafkan sebenarnya adalah kebutuhan terbesar kita. Ahli filsafat, Marghanita Laski, berkata, 'Apa yang paling saya iri dari Anda sebagai orang Kristen adalah pengampunan Anda. Saya tidak memiliki siapa-siapa untuk mengampuni saya.' Kita semua ingin mengetahui apakah kita sudah diampuni untuk semua kesalahan yang telah kita lakukan.

    Yesus berkata, 'Roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia’ (Ay.51). Darah-Nya ditumpahkan untuk pengampunan dosa. Setiap kali Anda menerima persekutuan, Anda diingatkan bahwa Yesus memberikan hidup-Nya supaya Anda dapat diampuni.

    Bagaimana Anda menerima roti itu? Yesus berkata, 'Aku mengatakan kepadamu kebenaran, sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup' (Ay.47–48). Meskipun tidak ada catatan terpisah tentang pembentukan persekutuan suci Yesus dalam Injil Yohanes, di sini kita melihat pengajaran Yesus tentang persekutuan yang diatur dalam konteks iman.

    Di antara hal-hal lainnya, persekutuan adalah tanda yang kelihatan yang membantu kita menerima Kristus melalui iman (Ay.53-58). Hal tersebut mengungkapkan dan memelihara persahabatan yang Yesus ingin miliki dengan Anda. Dan ini adalah hadiah dari kasih-Nya dan tanda keinginan-Nya untuk tinggal di dalam Anda sepanjang waktu.

Doa

Tuhan, terima kasih bahwa melalui iman kepada-Mu, aku telah menemukan tujuan yang kekal dalam hidupku, pengampunan atas dosa-dosaku dan janji kehidupan kekal. Bantu aku hari ini untuk berjalan dalam hubungan yang dekat dan intim dengan-Mu.
Perjanjian Lama

Hakim-Hakim 10:1–11:40

Tola

10Sesudah Abimelekh, bangkitlah Tola bin Pua bin Dodo, seorang Isakhar, untuk menyelamatkan orang Israel. Ia diam di Samir, di pegunungan Efraim 2 dan ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tiga tahun lamanya; kemudian matilah ia, lalu dikuburkan di Samir.

Yair

3 Sesudah dia, bangkitlah Yair, orang Gilead, yang memerintah sebagai hakim atas orang Israel dua puluh dua tahun lamanya. 4 Ia mempunyai tiga puluh anak laki-laki, yang mengendarai tiga puluh ekor keledai jantan, dan mereka mempunyai tiga puluh kota, yang sampai sekarang disebutkan orang Hawot-Yair, di tanah Gilead. 5 Lalu matilah Yair dan dikuburkan di Kamon.

Israel ditindas oleh bani Amon

6 Orang Israel itu melakukan pula apa yang jahat di mata Tuhan; mereka beribadah kepada para Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filistin, tetapi Tuhan ditinggalkan mereka dan kepada Dia mereka tidak beribadah. 7 Lalu bangkitlah murka Tuhan terhadap orang Israel, dan Ia menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Filistin dan bani Amon. 8 Dalam tahun itu juga orang Israel ditindas dan diinjak mereka; delapan belas tahun lamanya mereka memperlakukan demikian semua orang Israel yang di seberang sungai Yordan di tanah orang Amori yang di Gilead. 9 Dan bani Amon pun menyeberangi sungai Yordan untuk berperang melawan suku Yehuda, suku Benyamin dan keturunan Efraim, sehingga orang Israel sangat terdesak.

10 Lalu berserulah orang Israel kepada Tuhan, katanya: “Kami telah berbuat dosa terhadap Engkau, sebab kami telah meninggalkan Allah kami lalu beribadah kepada para Baal.” 11 Tetapi firman Tuhan kepada orang Israel: “Bukankah Aku yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir, orang Amori, bani Amon, orang Filistin, 12 orang Sidon, suku Amalek dan suku Maon yang menindas kamu, ketika kamu berseru kepada-Ku? 13 Tetapi kamu telah meninggalkan Aku dan beribadah kepada allah lain; sebab itu Aku tidak akan menyelamatkan kamu lagi. 14 Pergi sajalah berseru kepada para allah yang telah kamu pilih itu; biar merekalah yang menyelamatkan kamu, pada waktu kamu terdesak.” 15 Kata orang Israel kepada Tuhan: “Kami telah berbuat dosa. Lakukanlah kepada kami segala yang baik di mata-Mu. Hanya tolonglah kiranya kami sekarang ini!” 16 Dan mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, lalu mereka beribadah kepada Tuhan. Maka Tuhan tidak dapat lagi menahan hati-Nya melihat kesukaran mereka.

17 Kemudian bani Amon dikerahkan dan berkemah di Gilead, sedang orang Israel berkumpul dan berkemah di Mizpa. 18 Maka para pemimpin bangsa di Gilead berkata seorang kepada yang lain: “Siapakah orang yang berani memulai peperangan melawan bani Amon itu? Dialah yang harus menjadi kepala atas seluruh penduduk Gilead.”

Yefta dan Gilead

11Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. 2 Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: “Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain.” 3 Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia.

4 Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel. 5 Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. 6 Kata mereka kepada Yefta: “Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon.” 7 Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: “Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?” 8 Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: “Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead.” 9 Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: “Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?” 10 Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: “Demi Tuhan yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu.” 11 Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan Tuhan, di Mizpa.

Yefta dan bani Amon

12 Kemudian Yefta mengirim utusan kepada raja bani Amon dengan pesan: “Apakah urusanmu dengan aku, sehingga engkau mendatangi aku untuk memerangi negeriku?” 13 Jawab raja bani Amon kepada utusan Yefta: “Orang Israel, ketika berjalan keluar dari Mesir, telah merampas tanahku, dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok dan sampai ke sungai Yordan. Maka sekarang, kembalikanlah semuanya itu dengan jalan damai.” 14 Lalu Yefta mengirim pula utusan kepada raja bani Amon 15 dengan pesan: “Beginilah kata Yefta: orang Israel tidak merampas tanah orang Moab atau tanah bani Amon. 16 Sebab ketika berjalan keluar dari Mesir, orang Israel melalui padang gurun sampai ke Laut Teberau dan tiba di Kadesh. 17 Ketika itu orang Israel mengirim utusan kepada raja negeri Edom dengan permintaan: Izinkanlah kiranya kami berjalan melalui negerimu ini. Tetapi raja negeri Edom tidak mau mendengar. Mereka mengirim juga utusan kepada raja negeri Moab, tetapi raja ini menolak. Maka orang Israel tinggal di Kadesh. 18 Kemudian mereka berjalan melalui padang gurun, menempuh jalan keliling tanah Edom dan tanah Moab, lalu sampai ke sebelah timur tanah Moab, maka berkemahlah mereka di seberang sungai Arnon, dengan tidak masuk daerah Moab, sebab sungai Arnon itulah batas daerah Moab. 19 Lalu orang Israel mengirim utusan kepada Sihon, raja orang Amori, raja di Hesybon, dan orang Israel meminta kepadanya: Izinkanlah kiranya kami berjalan melalui negerimu ini sampai ke tempat yang kami tuju. 20 Tetapi Sihon tidak percaya kepada orang Israel yang hendak berjalan melalui daerahnya itu, maka dikumpulkannyalah seluruh rakyatnya. Ia berkemah di Yahas, lalu berperang melawan orang Israel. 21 Tetapi Tuhan, Allah Israel, menyerahkan Sihon dengan seluruh rakyatnya ke dalam tangan orang Israel, dan mereka dikalahkan, sehingga orang Israel menduduki seluruh negeri kepunyaan orang Amori, penduduk negeri itu. 22 Demikianlah dimiliki orang Israel seluruh daerah orang Amori itu, dari sungai Arnon sampai ke sungai Yabok dan dari padang gurun sampai ke sungai Yordan. 23 Maka sekarang Tuhan, Allah Israel, telah merebut milik orang Amori, bagi Israel, umat-Nya. Apakah engkau hendak memiliki pula tanah mereka itu? 24 Bukankah engkau akan memiliki apa yang diberi oleh Kamos, allahmu? Demikianlah kami memiliki segala yang direbut bagi kami oleh Tuhan, Allah kami. 25 Lagipula, apakah engkau lebih baik dari Balak bin Zipor, raja Moab? Pernahkah ia menuntut hak kepada orang Israel atau pernahkah ia berperang melawan mereka? 26 Ketika orang Israel diam di Hesybon dengan segala anak kotanya, di Aroër dengan segala anak kotanya, dan di segala kota sepanjang kedua tepi sungai Arnon selama tiga ratus tahun, mengapa pada waktu itu engkau tidak melepaskan kota-kota itu? 27 Jadi aku tidak bersalah terhadap engkau, tetapi engkau berbuat jahat terhadap aku dengan berperang melawan aku. Tuhan, Hakim itu, Dialah yang menjadi hakim pada hari ini antara orang Israel dan bani Amon.” 28 Tetapi raja bani Amon tidak mendengarkan perkataan yang disampaikan kepadanya oleh utusan-utusan Yefta.

Nazar Yefta

29 Lalu Roh Tuhan menghinggapi Yefta; ia berjalan melalui daerah Gilead dan daerah Manasye, kemudian melalui Mizpa di Gilead, dan dari Mizpa di Gilead ia berjalan terus ke daerah bani Amon. 30 Lalu bernazarlah Yefta kepada Tuhan, katanya: “Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku, 31 maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan Tuhan, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran.” 32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangannya. 33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroër sampai dekat Minit – dua puluh kota banyaknya – dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel.

34 Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan. 35 Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: “Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada Tuhan, dan tidak dapat aku mundur.” 36 Tetapi jawabnya kepadanya: “Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada Tuhan, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena Tuhan telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu.” 37 Lagi katanya kepada ayahnya: “Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku.” 38 Jawab Yefta: “Pergilah,” dan ia membiarkan dia pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama-sama dengan teman-temannya menangisi kegadisannya di pegunungan. 39 Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel, 40 bahwa dari tahun ke tahun anak-anak perempuan orang Israel selama empat hari setahun meratapi anak perempuan Yefta, orang Gilead itu.

Komentar

Iman dan kesalahan

Sewaktu kita membaca kisah yang sedang berlangsung tentang umat Allah yang berdosa, berseru kepada Tuhan dan diselamatkan oleh para Hakim, kita mendapati salah satu kisah yang paling mengganggu di seluruh Alkitab.

Yefta digambarkan sebagai 'pahlawan gagah perkasa' (11:1). Ibunya adalah seorang perempuan sundal (Ay.1). Saudara tirinya mengusirnya (Ay.2). Dia mengumpulkan sekelompok petualang di sekitarnya (Ay.3). Ia menjadi pemimpin yang luar biasa. Roh Tuhan turun atasnya (Ay.29), dan dia digunakan oleh Allah untuk menjamin kemenangan atas orang Amon - 'Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangannya' (Ay.32).

Namun, ada suatu peristiwa dalam hidupnya yang hampir tak tertahankan untuk dibaca. Dia bernazar kepada Tuhan bahwa jika Tuhan memberinya kemenangan, dia akan mengorbankan apa pun yang keluar dari pintu rumahnya untuk menemuinya sekembalinya ia dengan selamat. Dan itu adalah putrinya, anak tunggalnya. Akan tetapi seperti itulah yang dilakukannya (Ay.29–40).

Hal tersebut penting untuk dicatat bahwa Tuhan tidak pernah memintanya untuk membuat nazar tersebut. Dia juga tidak memintanya untuk melakukan pengorbanan. Memang, itu bertentangan dengan semua pengajaran Perjanjian Lama, yang melarang pengorbanan anak. Yefta tidak pernah benar-benar mencari kehendak Tuhan dalam situasi ini. Tampaknya kebanggaan dirinya sendiri yang mendorongnya untuk meletakkan reputasinya di atas kehidupan putrinya. Ini menunjukkan kekeliruan bahkan dari orang-orang beriman yang hebat.

Terlepas dari kelemahannya, ia tercantum dalam kitab Ibrani sebagai salah satu pahlawan iman yang kelemahannya berubah menjadi kekuatan (Ibrani 11:32-34).

Doa

Tuhan, terima kasih untuk cara-Mu menggunakan orang-orang beriman dan mengubah kelemahan kami menjadi kekuatan. Bantu aku hari ini untuk menjalani kehidupan iman, yakin dan percaya kepada Yesus, yang adalah 'roti hidup' (Yohanes 6:35).

Pippa menambahkan

Yohanes 6:42

'Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal?'

Tidak masalah dari mana kita berasal, atau harapan orang lain tentang kita, atau bahkan persepsi kita tentang diri kita sendiri. Yang penting adalah bagaimana Tuhan melihat kita. Semua orang jauh lebih indah, dicintai, dan berharga daripada yang pernah kita ketahui.

ayat hari ini

Yohanes 6:35

'Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi’

reader

App

Download the Bible in One Year app for iOS or Android devices and read along each day.

reader

Email

Sign up now to receive Bible in One Year in your inbox each morning. You’ll get one email each day.

reader

Website

Start reading today’s devotion right here on the BiOY website.

Read now

Referensi

John Stott adapted from, Michael P. Knowles (Ed), The Folly of Preaching (Eerdmans, 2007), pp. 137–138.

Marghanita Laski, quoted in John Stott, The Comtemporary Christian, (InterVarsity Press, 1995) p.48

Unless otherwise stated, Scripture quotations taken from the Holy Bible, New International Version Anglicised, Copyright © 1979, 1984, 2011 Biblica, formerly International Bible Society. Used by permission of Hodder & Stoughton Publishers, an Hachette UK company. All rights reserved. ‘NIV’ is a registered trademark of Biblica. UK trademark number 1448790.

Scripture marked (MSG) taken from The Message. Copyright © 1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002. Used by permission of NavPress Publishing Group.